Pages

Wednesday, June 21, 2023

Masuk TK #part1

Sekitar bulan Mei 2021 ketika pandemi memasuki tahun kedua, saat itu pula anak pertama saya sakan memasuki usia 5 tahun. Dimana di usia ini adalah usia yang tepat untuk memasuki jenjang sekolah TK. Sebagai orang tua, kami ingin mendaftarkan dia ke sekolah TK. Namun, karena masih pandemi, ada keraguan juga apakah nanti efektif jika sekolah dengan metode daring. Sambil berfikir dan menimbang-nimbang, kami pun sambil mencari-cari TK di sekitar rumah yang sesuai dengan kriteria kami. Pandemi Covid-19 agak menghalangi kami untuk melakukan survey secara langsung ke sekolah-sekolah. Jadi kami mencari-cari info TK dari sosial media. Ketemulah satu TK yang lumayan dekat dengan rumah, TK yang sudah terkenal karena foundernya salah satu enterpreneur di Indonesia. Suamilah yang pertama kali menemukan TK ini. Kebetulan, saya pun tau si founder TK ini. Jadilah secara tidak langsung, hati kami sudah condong 50% ke TK ini karena si founder ini dan tagline dari si TK ini yaitu Tauhid dan Enterpreneurship. hehehe. Pas sekali dengan niat kami yang menginginkan anak-anak kami mempunyai tauhid yang kuat dan mempunyai jiwa entrepreneur seperti Rosululloh Solallahu 'Alaihi Wassalam. 

Singkat cerita, saya pun mencari akun instagram dan PIC TK tersebut. Alhamdulillah, kami mendapatkan informasi terkait penerimaan siswa baru TA 2021-2022 beserta biaya-biaya masuknya. Setelah itu, kami pun berkunjung ke TK secara langsung walaupun masih deg-degan ketemu orang luar. Kunjungan pertama, kami hanya bertemu dengan admin Tk. Sehingga kami tidak mendapatkan info secara detail tentang kurikulum dan value dari sekolah. Tapi secara garis besar, kami mendapatkan informasi terkait kegiatan sehari-hari di sekolah. 

Karena pandemi membatasi ruang gerak kami, maka kami pun tidak melakukan survey ke TK yang lain. Kami hanya mencari info sedikit tentang TK yang lain melalui sosial media. Kami pun melakukan kunjungan kedua ke TK yang kami pilih. Alhamdulillah, kali ini kami bertemu dengan Kepala Sekolah TK ini. Kami dijelaskan kurikulum, agenda dan semua kegiatan yang akan dilakukan anak-anak dalam satu hari selama satu tahun ajaran kedepan. Dari penjelasannya, saya pribadi merasa cocok karena disini ada kegiatan sholat dhuha, murojaah, mengaji iqro, dan banyak sekali kegiatan outing. Saya merasa anak-anak akan dikenalkan lebih dekat dengan agama melalui kegiatan-kegiatan tersebut. Selain itu, saya merasa belajar disini juga akan menyenangkan karena kegiatannya yang seru.

Sambil memantau jumlah kuota murid di TK tersebut, kami pun berdiskusi apakah anak kami akan mendaftar di TK tersebut. Akhirnya mendekati bulan-bulan Juni/Juli, kami pun mantap untuk mendaftarkan anak kami di TK tersebut. Ketika saya dan suami akan mengembalikan formulir pendaftaran dan membayar biaya masuk, saya dijalan terharu dan berkaca-kaca karena tidak percaya anak pertama kami akan memasuki lingkungan yang benar-benar baru. Lingkungan diluar keluarganya, tanpa pengawasan orang tuanya. Selama ini dia selalu dalam pengawasan saya, kecuali ketika saya bekerja. Saya berdoa dalam hati, Ya Alloh semoga sekolah ini merupakan sekolah terbaik untuk anak kami. Semoga di sekolah ini anak kami akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk bekal dia ketika besar. Ya Alloh, berilah anak kami lingkungan dan teman-teman yang baik, guru-gurunya baik juga. aamiin. Tak terasa air mata ini mengalir sedikit ketika membaca doa tersebut. Pokoknya terharu sekali sebagai ibu yang akan mengantarkan anaknya sekolah.

Setelah mendaftar, agenda selanjutnya adalah pengambilan seragam, perekaman sidik jari untuk mengetahui potensi anak, dan lain-lain. Ketika masuk bulan Juli, tahun ajaran baru pun akan dimulai. Karena angka penderita covid 19 masih tinggi, maka sekolah masih diadakan dengan mekanisme daring. Setiap hari Jumat (kalau tidak salah), kami harus mengambil bahan-bahan/buku-buku yang akan digunakan untuk satu minggu ke depan. Ternyata mendampingi anak sekolah daring banyak sekali tantangannya. Tapi saya bersyukur saat itu saya masih WFH jadi saya bisa mendampingi anak saya dalam mengikuti zoom sekolahnya. 

Mungkin cerita tentang persiapan masuk TK, sampai disini dulu. Next in syaa Alloh cerita tentang bagaimana anak saya mengikuti tahun-tahun pertama di TK.


-Pattimura 20, 210623-


Tuesday, June 20, 2023

Kemajuan Kemampuan Berbicara Safa

 Per hari ini, Safa sudah berumur 4 tahun 2 bulan. Seperti cerita di postingan sebelumnya, Safa bisa berkomunikasi dan mengucapkan 2 kata yang lumayan jelas ketika umur 2 tahun lebih. Beberapa bulan yang lalu, atau mungkin sekitar tahun lalu, Safa sudah meningkat kemampuan berbicaranya. Tadinya, dia belum bisa mengucapkan secara jelas huruf-huruf seperti L, S dalam suatu kata. Namun,, saat itu, Safa sudah pelan-pelan bisa mengucapkannya.

Dulu, ketika Safa memanggil kakaknya, dia memanggilnya mah Emih (seharusnya Mas Emir). Namun beberapa bulan yang lalu, Safa bisa memanggil kakaknya dengan menyebut Mas Emil. Safa juga sudah bisa mengatakan belum (sebelumnya beyum), bunda (sebelumnya nenti terus, sekarang ganti-ganti antara nenti dan bunda), dulu (sebelumnya duyu), dan beberapa kata-kata lainnya.

Sampai saat ini, kemampuan berbicaranya semakin bertambah. Semenjak mengikuti English Class bersama Miss Intan, Safa sudah bisa mengerti dan mengucapkan kata-kata bahasa inggris, berhitung angka dari 1-50 dalam bahasa inggris, mengerti warna-warna bahasa inggris, dan mengucapkan waktu dalam bahasa inggris. Dalam mengaji, Safa juga sudah masuk iqro jidil 2.  Alhamdulillah,, semoga semakin hari semakin pinter dan solehah ya nak...


Pattimura 20, Selasa, 200623

Toilet Training Safa

Urusan toilet training untuk balita memang menjadi tantangan tersendiri untuk seorang Ibu, khususnya saya. Semenjak anak pertama, urusan toilet training ini baru benar-benar dilaksanakan ketika anak pertama saya hampir memasuki usia 5 tahun. Hal ini terjadi karena saat usianya memasuki usia 3 tahun, saya sudah disibukkan dengan si adik yang baru lahir. Sehingga saya belum benar-benar fokus untuk melatihnya toilet training. Berbagai kemudahan yang saya dapatkan ketika anak pertama saya memakai diapers juga menjadi alasan saya belum memulai latihan toilet training. Alhasil karena 'keenakan' tersebut, saya tidak terpacu untuk memulai latihan untuk toilet training. Saya mulai terpacu untuk toilet training kembali karena anak pertama saya waktu itu sebentar lagi mau masuk sekolah TK. 

Hari-hari pertama tanpa diapers benar-benar menguji kesabaran. Walaupun si anak ini sudah bisa berkomunikasi dengan baik, tapi ternyata untuk bilang ketika mau pipis/pup masih sulit. Sehingga masih banyak kejadian yang pipis/pup di celana. Namun, alhamdulillah seiring berjalannnya waktu,, anak pertama saya pelan-pelan sudah lancar tanpa menggunakan diapers.

Beda anak tentunya beda cerita. Kenangan tentang perjuangan melatih toilet training untuk anak pertama membuat saya agak 'ketakutan' ketika mau toilet training untuk anak kedua saya. Saya berencana untuk memulai toilet training ketika usianya menginjak 3 tahun. Nha, ketika usianya kurang lebih hampir menginjak usia yang ketiga, saya tersadarkan bahwa inilah karunia dari Alloh SWT untuk saya. Jadi, saat itu ketika pagi-pagi bangun tidur, saya memperhatikan bahwa diapers anak saya yang dipake saat tidur masih kosong. Saya pun kembali memperhatikan untuk beberapa hari kedepannya. Ternyata setiap hari diapersnya masih kosong. Akhirnya saya pun mempunya ide, apakah ini waktunya untuk mencoba toilet training?, ucap saya dalam hati. Saya pun cerita ke suami tentang niat saya, alhamdulillah langsung di setujui. 

Keesokan malamnya saya mulai melepas diapers ketika anak kedua saya tidur. Paginya, alhamdulillah bersih tanpa ngompol. Saat malam juga tidak bangun meminta pipis. Trik lain yang saya lakukan adalah melakukan rutinitas sebelum tidur. Jadi saat sebelum tidur, anak-anak harus pipir dan gosok gigi terlebih dahulu. Alhamdulillah, anak kedua ini Alloh SWT mudahkan untuk lepas dari diapers. Ketika siang pun, anak kedua saya sudah bisa bilang pipis ketika mau pipis. Sehingga, dia langsung ke kamar mandi untuk pipir atau pup.

Ternyata setiap anak beda tantangannya ya bun,,, kemudahan-kemudahan ini tak lain dan tak bukan karena bantuan dan ijin dari Alloh SWT. Alhamdulillah,,,

Sekian cerita untuk Safa kali ini. Semoga bisa lanjut ke cerita-cerita selanjutnyaa....


diketik di Pattimura20, Rabu, 200623 pukul 9.48 WIB