Pages

Friday, December 29, 2017

Aliran Rasa Games Level 2 "Melatih Kemandirian"

Tantangan games level 2 ini sebenarnya sangat menyenangkan. Saya dituntut untuk melatih kemandirian pada Emir. Di usianya yang baru menginjak 18 bulan, maka berdasarkan tabel tumbuh kembang, kemandirian yang bisa dilatih diantaranya belajar makan sendiri, merapihkan mainan, dan toilet training. Namun, saya pribadi tidak membatasi kemandirian yang ingin saya latih untuk Emir. Oleh karenanya, games level 2 kemarin Emir berlatih belajar makan sendiri untuk menu-menu tertentu seperti bayam, mie dan cemilan. Untuk makan nasi dan lauknya, Emir masih harus disuapi karena kadang-kadang Emir susah makan. Jadi saya memerlukan effort yang lumayan untuk membuat dia makan nasi.
.
.
Hal lain yang saya latih di games ini adalah turun dari ranjang. Sebenarnya sebelum games ini, Emir sudah dilatih untuk turun dari ranjang sejak dia bisa tengkurep. Tapi keberhasilannya baru terlihat saat dia sudah lancar berjalan. Oleh karena itu, di games ini Emir hanya melancarkan untuk turun dari ranjang sendiri. Sehingga dia tidak meminta digendong ketika mau turun dari ranjang.
.
.
Skill yang ketiga yang saya pilih untuk Emir adalah toilet training. Bermula dari beberapa anak di sekitar rumah yang masih pup di diapers padahal usianya hampir 5 tahun dan mereka belum bisa bilang ketika mau pup, maka sejak Emir umur sekitar 13 bulan, ketika Emir sudah mulai mengejan, maka saya buru-buru membawa Emir ke toilet dan mendudukukkannya di kloset. Alhamdulillah, Emirnya nyaman dan terus berlanjut sampai sekarang.

Games level 2 ini merupakan kelanjutan dari toilet training yang selama ini saya dan suami lakukan. Alhamdulillah, saat games ini, Emir sudah bilang E* dulu sebelum mengejan. Sehingga saya bisa siap-siap membawanya ke toilet.

Sayangnya, toilet training ini belum berhasil diterapkan saat dia pipis. Walaupun sudah sering di ingatkan kalau pipis harus bilang dulu, namun seringnya Emir bilang pipis saat sudah selesai pipisnya. Hehe. Nanti selanjutnya kita belajar lagi ya mas...
.
.
Cukup sampai disini aliran rasa games level 2. Sayang sekali di games ini saya merasa kurang maksimal karena ada beberapa hal yang menyita pikiran. Eaaaa. Tapi tetap alhamdulillah, badge dasar masih bisa diraih.

Semangattt materi 3 💪💪💪

Wednesday, December 13, 2017

Hari #10 Games Level #2 "Makan Bawang Goreng"

Hari #10
Untuk belajar makan sendiri, Emir memang belum berhasil sepenuhnya ketika disuruh makan sendiri. Selain karena Emir sedang susah makan, Emir juga kadang masih suka mengacak-acak makanan. Jadi Bunda memang memilih-milih makanan yang diberikan ke Emir untuk dia makan sendiri.
.
.
Kali ini, Emir makan nasi dengan bawang goreng sendiri. Bunda cuma memperhatikan disebelahnya sambil kadang menyuapi nasi. Kadang kalau sedang susah makan, bawang goreng bisa jadi andalan. Tapiiiiii,,, yang dimakan memang cuma bawang gorengnya aja. Nasinya dicuekin.hikshiks. Jadilah Bunda yang menyuapi nasinya. Itu pun masih belum mau.
.
.
Next time makannya yang lahap ya mamas Emir. Kita belajar lagi makan sendiri. Semangat💪💪💪

Hari #9 Games Level #2 "Turun dari Kasur"

Hari #9
Selain belajar makan sendiri, toilet training, dan sikat gigi, Emir juga Bunda ajarkan untuk bisa turun sendiri dari kasur. Mengajarkan Emir untuk bisa turun sendiri memang bukan hal yang instant. Bunda dan Ayah sudah mengajari Emir dari semenjak Emir tengkurep. Tentu saja saat itu Bunda yang memposisikan badan Emir agar tengkurep, kemudian mengarahkan kaki Emir ke arah pinggir kasur dan menggerakkan badan Emir untuk mundur ke arah pinggir kasur hingga kakinya sampai di lantai. Sebelum mengajari itu, Bunda juga mencontohkan sendiri bagaimana posisi dan gerakan untuk bisa turun dari kasur.
.
.
Setelah sekitar satu tahun dimana kemampuan motorik kasarnya sudah mulai bagus. Emir sudah tahu dan bisa untuk memposisikan tubuhnya ketika mau turun. Tapi, karena tinggi badannya belum setinggi kasur, maka saat kakinya sudah menggantung, Bunda pasti ikut memegang punggung Emir agar tidak jatuh.
.
Setelah Emir bisa jalan dan bicara cukup banyak, Emir sudah bisa turun sendiri dari kasur, mundur sendiri dan menyentuh lantai sendiri tanpa jatuh. Tapi Bunda tetap mengawasi Emir. Sama seperti kejadian kemarin-kemarin, setelah rutinitas bangun tidur selesai (nenen.red), Emir pun saya ajak turun dari lantai. Jika moodnya sudah cukup bagus, biasanya dia langsung mau turun. Tapi jika masih ogah-ogahan, biasanya dia minta digendong. Alhamdulillah saat ini Emir sudah bisa turun sendiri dari kasur.

Monday, December 11, 2017

Hari #8 Games Level #2 "Toilet Taining Part 3"

Hari #8
10 Desember 2017
Hari kedelapan ini masih tentang toilet training. Kemarin siang, saat bermain di ruang tivi, tiba-tiba Emir bilang Ee. Bunda yang sedang makan langsung mengecek diapersnya apa sudah keluar apa belum. Ternyata belum, jadi Bunda buru-buru menggendong Emir ke toilet dan melepas diapersnya sebelum didudukkan di toilet. Kali ini Emir benar-benar pup. Alhamdulillah, senangnya kalau urusan pup Emir sudah sering bilang sebelum benar-benar pup. Jadi pupnya bisa langsung ditoilet.
.
Kalau urusan pipis, Emir masih belajar. Dia belum bisa pipis ditoilet. Dia sudah bilang pipis tapi diucapkan setelah pipisnya keluar. Jadilah pipis dimanapun dia berada.hehe. Latihan pipis ditoilet masih Bunda lakukan seperti kemarin saat Emir bangung tidur siang. Bunda langsung membawa Emir ke toilet dan membuka celananya sambil bilang ayo emir pipis. Tapi setelah sekian waktu menunggu, ternyata anaknya belum mau pipis. Okelah hari ini masih failed belajar pipis di toilet. Tetap semangat mamas Emir 💪💪💪
Kali ini maafkan tidak disertai gambar atau video karena tidak ada yang dimintai tolong untuk mengambil gambarnya.

Saturday, December 9, 2017

Hari #7 Games Level #2 "Toilet Training Part 3"

Hari #7
Masih tentang toilet training. Kemarin siang sebelum tidur siang, Bunda sengaja melepas diapers Emir. Sebenarnya sudah sejak lama Emir tidak mengompol saat tidur siang maupun malam. Tapi karena belum sepenuhnya yakin, maka saat malam, Emir masih menggunakan diapers. Saat siang, Emir masih sering tanpa diapers. Hanya kadang-kadang saja ketika Bunda ingin memakaikan diapers.
.
Siang ini, saat bangun tidur (setelah rutinutas nenen selesai), Emir minta turun dari kasur. Entah kenapa tiba-tiba Bunda ingin melatih Emir kencing di toilet. Kalau dalam bahasa dan kebiasaan orang jawa, ada yang namanya 'tatur'. Jadi kata mama, dulu anak-anak bayi setiap bangun tidur pasti diajak ke toilet dan membuka celananya untuk diajak pipis walaupun mereka belum mau pipis. Ternyata dengan cara begitu, nanti anak akan pipis. Cara ini disebut tatur.
.
Kali ini Bunda keingit cara ini untuk mengajari Emir pipis ditoilet. Jadi saat Emir minta turun dari kasur, Bunda langsung ajak Emir ke kamar mandi dan melepas celananya. Bunda sesekali bilang ke Emir kalau sekarang Emir boleh pipis disini. Emir yang belum sepenuhnya mengerti, hanya memandangi Bunda. Eh tiba-tiba dia pipir jugaa. Bunda sampai tidak menyadarinya. Karena waktu sudah sore, maka Bunda langsung ajak mandi seletah pipis.

Hari #6 Games Level #2 " Toilet Training Part 2"

Hari #6
Masih melanjutkan tentanh toilet training. Pagi ini 8 Desember 2017, seperti biasa Emir bangun langsung minta nenen. Saat nenen, tiba-tiba Emir bilang Ee (pup.red). Karena beberapa kali sudah berhasil bilang Ee dan benar- benar pup, maka Bunda kembali tanya, "Emir beneran mau pup?"
Kemudian Emir mengulangi bilang Ee lagi. Akhirnya Bunda langsung membawa Emir ke toilet dan mendudukannya. Alhamdulillah, kali ini memang benar-benar pup. Yeyy,, tambah semangat Bunda melatih Emir toilet training.
Tapi sayang kali ini tidak di sertai foto/video karena Bunda lupa meminta tolong untuk di dokumentasikan. Hihihi

Hari #5 Games Level #2 "Makan Mie"

Hari #5
Masih dalam rangkaian melatih kemandirian, hari ini Emir belajar lagi untuk makan sendiri. Karena belum semua jenis makanan bisa dia ambil sen
.
diri, maka Bunda masih memilih-milih makanan tertentu untuk diberikan kepada Emir. Tanggal 6 Desember 2017, kebetulan Ayah wisuda S2. Bersama mertua dan adik bontot, kami meluncur ke Jakarta confession center.
.
Setelah wisuda, kami segera meluncur ke hotel Royal Safari yang ada dipuncak. Keesokan harinya, kami berekreasi ke taman safari. Saat makan siang, Bunda memesan mie ayam untuk Emir. Awalnya Bunda yang menyuapi. Tapi saat saya pisahkan sedikit mie ke dalam mangkok dan menaruhnya di meja baby chair, Emir langsung mulai memakan mie nya sendiri.

Link video:
https://www.instagram.com/p/BcbW5sTlHf6Dsy0w2PWXQAeeGEBDXO3daCkfqI0/

Tuesday, December 5, 2017

Hari #4 Games Level #2 "Menggosok Gigi"

Hari #4
Masih diseri melatih kemandirian, hari ini belum berhasil melatih Emir makan sendiri dan toilet training belum dilakukan lagi karena Emir belum pup. Jadi Bunda fokus ke skill yang lain yaitu menyikat gigi. Sampai hari ini, gigi Emir sudah tumbuh sebanyak 7 buah di bagian depan dan 2 buah gigi geraham. Dengan gigi yang sudah lumayan banyak, maka perawatan gigi pun sudah harus mulai intensif. Dulu saat giginya masih sedikit, Emir masih mau disikat gigi oleh Bunda menggunakan sikat gigi yang cocok untuk usianya waktu itu. Namun, lama kelamaan, Emir selalu berontak ketika Bunda menyikat gigi dia. Bunda juga pernah menggunakan cara paksa untuk menyikat gigi Emir. Tapi berkat diskusi dengan suami, akhirnya metode itu kami tinggalkan karena takut Emir trauma dan benci untuk menggosok gigi.
.
.
Saya pun mengganti ide dengan mengajak Emir ketika Bunda atau Ayah sedang menggosok gigi. Alhamdulillah, dia mulai tertarik. Tapi dia tidak mau menggunakan sikat gigi untuk umur seusianya. Dia selalu minta sikat gigi yang dipakai Ayah dan Bundanya.
.
Malam ini Bunda ajak lagi Emir untuk melihat Bunda menggosok gigi. Emir pun sudah mulai meminta sikat Bunda walaupun belum selesai menggosok gigi. Emir mulai memasukkan sikat ke mulutnya dan menggigit-gigit bulu sikatnya. Bunda sudah sering bilang kalau menggogok gigi, sikatnya di gosok-gosok. Tapi mungkin Emir belum bisa menangkap. Alhamdulillah yang penting Emir sudah mau dan tau bahwa menggosok gigi itu penting ya mas...

Hari #4 Games Level #2 "Menggosok Gigi"

Hari #4
Masih diseri melatih kemandirian, hari ini belum berhasil melatih Emir makan sendiri dan toilet training belum dilakukan lagi karena Emir belum pup. Jadi Bunda fokus ke skill yang lain yaitu menyikat gigi. Sampai hari ini, gigi Emir sudah tumbuh sebanyak 7 buah di bagian depan dan 2 buah gigi geraham. Dengan gigi yang sudah lumayan banyak, maka perawatan gigi pun sudah harus mulai intensif. Dulu saat giginya masih sedikit, Emir masih mau disikat gigi oleh Bunda menggunakan sikat gigi yang cocok untuk usianya waktu itu. Namun, lama kelamaan, Emir selalu berontak ketika Bunda menyikat gigi dia. Bunda juga pernah menggunakan cara paksa untuk menyikat gigi Emir. Tapi berkat diskusi dengan suami, akhirnya metode itu kami tinggalkan karena takut Emir trauma dan benci untuk menggosok gigi.
.
.
Saya pun mengganti ide dengan mengajak Emir ketika Bunda atau Ayah sedang menggosok gigi. Alhamdulillah, dia mulai tertarik. Tapi dia tidak mau menggunakan sikat gigi untuk umur seusianya. Dia selalu minta sikat gigi yang dipakai Ayah dan Bundanya.
.
Malam ini Bunda ajak lagi Emir untuk melihat Bunda menggosok gigi. Emir pun sudah mulai meminta sikat Bunda walaupun belum selesai menggosok gigi. Emir mulai memasukkan sikat ke mulutnya dan menggigit-gigit bulu sikatnya. Bunda sudah sering bilang kalau menggogok gigi, sikatnya di gosok-gosok. Tapi mungkin Emir belum bisa menangkap. Alhamdulillah yang penting Emir sudah mau dan tau bahwa menggosok gigi itu penting ya mas...

Link video:
https://www.instagram.com/p/BcbWrD5FchHUMjN01g6oLF7oVFxOSLQa7uEcOc0/

Monday, December 4, 2017

Hari #3 Games Level #2 "Mengambil Minum Sendiri"

Hari #3
Saat ini Emir sudah bisa berkomunikasi dengan Bunda menggunakan satu dua buah kata yang dua ucapkan. Alhamdulillah sekali hal ini sangat membantu Bunda untuk melatih kemandirian Emir. Setelah sebelumnya Emir dilatih untuk makan sendiri dan toilet training, Bunda juga ingin Emir mandiri dalam beberapa hal lainnya. Salah satunya adalah mengambil minum sendiri. Sebenarnya latihan ini sudah Bunda mulai sejak beberapa bulan kemarin, tapi tingkat keberhasilannya belum mencapai 100%. Jadi, kali ini Bunda jadikan skill ini menjadi salah satu target kemandirian yang dimiliki Emir.
.
.
Hari ini, 3 Desember 2017, seperti biasa saat makan Emir masih disuapi Bunda karena belum bisa sepenuhnga makan sendiri. Ditengah-tengah makan, Emir bilang 'minum' yang berarti dia ingin minum. Botol minum Emir ada di atas meja. Bunda langsung bilang, "niku minume teng meja, Emir pundut piyambak nggih" (itu minumnya ada di meja, Emir ambil sendiri ya). Alhamdulillah, kali ini Emir langsung beranjak jalan menuju ke meja dan mengambil botol minumnya. Instruksi Bunda yang masih butuh latihan adalah mengajari Emir untuk bisa minum sambil duduk. Jadi saat Emir minum, Bunda dan Ayah langsung bilang, "minumme kali lenggah" (minumnya sambil duduk). Alhamdulillah kalau Emir nya pas mood nya bagus, Emir langsung duduk tapi masih dalam posisi jongkok. Hehehe. Pelan-pelan ya mas belajar minum sambil duduk....

Saturday, December 2, 2017

Hari #2 Games Level #2 "Toilet Training"

Hari #2
Hari kedua games level 2 ini, Emir masih belajar makan sendiri. Tapi masih sebatas makan bayam saja karena menu yang lain masih harus disuapi. Menu favorit Emir dua hari ini adalah ikan wader yang didapat dari Yangti. Jadi pagi siang sore lauknya harus pakai ikan.

Tantangan hari kedua ini sebenarnya masih berusaha melatih Emir makan sendiri. Tapi, karena hari ini belum berhasil melatih Emir makan sendiri (karena menu ikan, jadi Bunda harus hati-hati memisahkan durinya), hari ini Bunda mau cerita tentang Toilet Training. Informasi tentang toilet training sebenarnya sudah didapatkan sejak lama. Keinginan untuk toilet training juga sudah lama muncul karena melihat beberapa anak di sekitar rumah yang masih pup di diapers padahal sudah menginjak usia 4-5 tahun. Oleh karena itu, sejak umur kurang lebih 1 tahun, saat Emir menunjukkan ekspresi sedang pup, Bunda buru-buru membawa Emir ke toilet dan mendudukkannya. Awalnya Emir berontak karena mungkin dudukannya belum pas untuk seusia dia. Tapi alhamdulillah praktek yang terus menerus, sekarang Emir sudah bilang EE' (sebutan untuk pup) sebelum dia mengejan. Walaupun kadang saat dia bilang EE, tidak langsung mengejan, tapi sejak beberapa hari kemarin dia sudah rutin bilang Ee sebelum mengejan. Bunda dan mbah pun langsung menggendong Emir saat mendengar dia mengucap kata itu dan membawanya ke toilet.

Friday, December 1, 2017

Hari #1 Games Level #2 "Emir Makan Bayam Sendiri"

Alhamdulillah, kelas bunda sayang sudah menginjak materi kedua yaitu tentang melatih kemandirian. Tantangan 10 hari di  kelas ini juga berkaitan dengan melatih kemandirian anak, diri sendiri atau pasangan. Saya pun langsung memilih anak sebagai partner bermain dalam games ini. Di usia Emir yang menginjak 18 bulan, ada beberapa kemandirian yang perlu dilatih berdasarkan materi kedua kelas bunda sayang ini. Diantaranya toilet training, makan sendiri dan berbicara jika memerlukan sesuatu. Skill kemandirian yang ingin saya latih untuk Emir sepertinya belajar makan sendiri. Sebenarnya, toilet training sudah dimulai beberapa bulan lalu. Tapi sepertinya dia masih butuh waktu untuk  mengerti agar tidak pipis atau p*p tanpa memberi tahu.
.
Tantangan games level 2 ini dimulai tanggal 30 November 2017. Saya dan Emir pun sudah mulai mengajarkan Emir untuk makan sendiri. Tapi karena masih belum bisa makan menggunakan sendok, maka saat ini saya batasi Emir agar bisa makan sendiri untuk makanan makanan tertentu saja. Seperti malam ini dan kemarin, saya memasak sayur bening untuk ayah. Karena, sayur ini cocok juga untuk Emir, maka menu makan malam Emir juga sayur bening. Ternyata Emir suka sekali dengan bayam. Dia pun mulai mengambil sendiri bayam yang ada di mangkok. Kebetulan sekali, saat itu saya harus menyiapkan makan untuk ayah, jadi saya pun membiarkan Emir makan bayam sendiri dengan diawasi oleh ayah.
.
Alhamdulillah, walaupun sedikit berantakan (karena Emir belum bisa makan pakai sendok, nasi nya pun berserakan kemana-mana), tapi alhamdulillah bayam nya minta nambah lagi sampai 2/3 kali lagi. Yeyyyyy,,, ternyata Emir bisa kan makan tanpa disuapi. Besok kita coba lagi ga mamas Emir... 😘😘😘

Link video nya ada di sini https://www.instagram.com/p/BcJu0SiFFoqXjBEt1D8BKDQOWeG4nNW583BQJc0/
.
.
#hari1
#gameslevel2
#tantangan10hari
#kelasbunsayiip
#melatih kemandirian

*Games Kelas Bunda Sayang * Level 2 *Tantangan 10 hari Melatih Kemandirian Anak*

*Tantangan 10 hari  Melatih Kemandirian Anak*

_(Periode 30 Nov - 16 Des 2017)_

Selamat datang di game tantangan kedua

🎉🎉🎉

Dalam tantangan 10 hari di materi kemandirian  kali ini, kita akan memberikan apresiasi kemandirian dalam beberapa kategori yaitu:

🎀 Bagi Anda yang sudah memiliki putra/i

🎀 Bagi Anda yang ingin melatih kemandirian berdua dengan pasangan karena di rumah belum ada anak-anak

🎀 Dan Bagi Anda yang masih single

❓❓❓
Bagaimana caranya?

1. Pilih *satu orang saja* selama melakukan tantangan ini.

❤Bagi Anda yang telah memiliki anak, pilih salah satu dari anak Anda,

❤ Bagi Anda yang belum memiliki anak, jadikan Anda dan atau pasangan Anda sebagai rekan melakukan tantangan

❤ Bagi Anda yang belum menikah, jadikan diri Anda yang melakukan tantangan ini

2. Buatlah list kemampuan kemandirian apa saja yang ingin Anda latihkan

3. Buatlah program _One Week One Skill_. Dalam satu bulan ini *min*. melatih 1 kemandirian dan *max*. 4 kemandirian.

4. Dokumentasikan proses yang Anda lakukan terkait :

📹 Kemandirian anak ➡👪
🎥 Kemandirian Anda dan atau pasangan ➡💑
📽 Kemandirian diri Anda sendiri➡👩🏻

Bisa dalam bentuk foto dengan caption atau tulisan narasi  yang Anda posting setiap hari,  minimum selama 10 hari dan max. tak berbatas waktu, tergantung komitmen yang Anda buat.

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil menyelesaikan tantangan ini akan memperoleh badge dasar, baik lompat-lompat hari atau dirapel selama 10 hari sejak tgl 30 nov sampai tanggal 16 Desember 2017.

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil melaksanakan tantangan tanpa dirapel, tanpa loncat-loncat hari selama 10 hari berturut-turut. Maka akan mendapatkan tambahan badge:

*_"You're excellent"_*

🎁🎁🎁
Bagi Anda yang berhasil konsisten 10 hari berturut-turut lalu melanjutkan hingga minimal 15 hari berikutnya tanpa rapel, tanpa loncat hari, maka akan mendapatkan tambahan badge :

*_"You're outstanding performance”_*

Dan mendapatkan kesempatan untuk masuk pertukaran pelajar (perpel).

5. Posting dokumentasi Anda di Blog atau Platform lainnya, disertai hashtag :

#Harikedua
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Dan bagi yg di blog, tambahkan kategori/label :

Bunda Sayang
Melatih Kemandirian
Ibu Profesional
IIP

📝 Setorkan link tulisan anda ke ....

📈 Lihat realtime seluruh laporan Anda di ....

Jika mengalami kendala teknis, hubungi Koordinator Bulanan ya.

Selamat bermain

Tuesday, November 28, 2017

Materi #2 'MELATIH KEMANDIRIAN ANAK'

*Institut Ibu Profesional*
_Materi Bunda Sayang Sesi #2_

*MELATIH KEMANDIRIAN ANAK*

_Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?_

Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningktkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.

Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.

Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.

_Kapan kemandirian mulai dilatihkan ke anak-anak?_

Sejak mereka sudah tidak masuk kategori bayi lagi, baik secara usia maupun secara mental. Secara usia seseorang dikatakan bayi apabila berusia 0-12 bulan, secara mental bisa jadi pola asuh kita membiarkan anak-anak untuk selalu dianggap bayi meski usianya sudah lebih dari 12 bulan.

Bayi usia 0-12 bulan kehidupannya masih sangat tergantung pada orang lain. Sehingga apabila kita masih selalu menolong anak-anak di usia 1 th ke atas, artinya anak-anak tersebut secara usia sudah tidak bayi lagi, tetapi secara mental kita mengkerdilkannya agar tetap menjadi bayi terus.

_Apa saja tolok ukur kemandirian anak-anak?_

☘ *Usia 1-3 tahun*
Di tahap ini anak-anak berlatih mengontrol dirinya sendiri. Maka sudah saatnya kita melatih anak-anak untuk bisa setahap demi setahap meenyelesaikan urusan untuk dirinya sendiri.
Contoh :
✅Toilet Training
✅Makan sendiri
✅Berbicara jika memerlukan sesuatu

🔑 *Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak-anak di usia 1-3 th  adalah sbb :*
👨‍👩‍👦‍👦 Membersamai anak-anak dalam proses latihan kemandirian, tidak membiarkannya berlatih sendiri.
👨‍👩‍👦‍👦 Mau repot di 6 bulan pertama. Bersabar, karena biasanya 6 bulan pertama ini orangtua mengalami tantangan yang luar biasa.
👨‍👩‍👦‍👦Komitmen dan konsisten dengan aturan

Contoh:
_Aturan berbicara_ :
Di rumah ini hanya yang berbicara baik-baik yang akan sukses mendapatkan apa yang diinginkannya.

Maka jangan pernah loloskan keinginan anak apabila mereka minta sesuatu dengan menangis dan teriak-teriak.

_Aturan bermain_:
Di rumah ini boleh bermain apa saja, dengan syarat kembalikan mainan yang sudah tidak dipakai, baru ambil mainan yang lain.

Maka tempatkanlah mainan-mainan dalam tempat yang mudah di ambil anak, klasifikasikan sesuai kelompoknya. Kemudian ajarilah anak-anak, ambil mainan di tempat A, mainkan, kembalikan ke tempatnya, baru ambil mainan di tempat B. Latih terus menerus dan bermainlah bersama anak-anak, jadilah anak-anak yang menjalankan aturan tersebut, jangan berperan menjadi orangtua. Karena anak-anak akan lebih mudah mencontoh temannya. Andalah teman terbaik pertama untuknya.

☘ *Anak usia 3-5 tahun*
Anak-anak di usia ini sedang menunjukkan inisiatif besar untuk melakukan kegiatan berdasarkan keinginannya
Contoh :
✅ Anak-anak lebih suka mencontoh perilaku orang dewasa.
✅Ingin melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa di sekitarnya

🔑 *Kunci Orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia 3-5 th adalah sbb :*
👨‍👩‍👦‍👦Hargai keinginan anak-anak
👨‍👩‍👦‍👦Jangan buru-buru memberikan pertolongan
👨‍👩‍👦‍👦 Terima ketidaksempurnaan
👨‍👩‍👦‍👦 Hargai proses, jangan permasalahkan hasil
👨‍👩‍👦‍👦 Berbagi peran bersama anak
👨‍👩‍👦‍👦 Lakukan dengan proses bermain bersama anak

Contoh :
✅Apabila kita setrika baju besar, berikanlah baju kecil-kecil ke anak.
✅Apabila anda memasak, ajarkanlah ke anak-anak masakan sederhana, sehingga ia sdh bisa menyediakan sarapan untuk dirinya sendiri secara bertahap.
✅Berikanlah peran dalam menyelesaikan kegiatannya, misal manager toilet, jendral sampah dll. Dan jangan pernah ditarget apapun, dan jangan diberikan sebagai tugas dari orangtus. Mereka senang mengerjakan pekerjaannya saja itu sudah sesuatu yang luar biasa.

☘ *Anak-anak usia sekolah*
Apabila dari usia 1 tahun kita sudah menstimulus kemandirian anak, maka saat anak-anak memasuki usia sekolah, dia akan menjadi pembelajar mandiri. Sudah muncul internal motivation dari dalam dirinya tentang apa saja yang dia perlukan untuk dipelajari dalam kehidupan ini.

⛔Kesalahan fatal orangtua di usia ini adalah terlalu fokus di tugas-tugas sekolah anak, seperti PR sekolah,les pelajaran dll. Sehingga kemandirian anak justru kadang mengalami penurunan dibandingkan usia sebelumnya.

🔑 *Kunci orangtua dalam melatih kemandirian anak di usia sekolah*
👨‍👩‍👦‍👦Jangan mudah iba dengan beban sekolah anak-anak sehingga semua tugas kemandirian justru dikerjakan oleh orangtuanya
👨‍👩‍👦‍👦Ijinkan anak menentukan tujuannya sendiri
👨‍👩‍👦‍👦Percayakan manajemen waktu yang sudah dibuat oleh anak-anak.
👨‍👩‍👦‍👦Kenalkan kesepakatan, konsekuensi dan resiko

Contoh :
✅Perbanyak membuat permainan yang dibuatnya sendiri ( DIY = Do It Yourself)
✅Dibuatkan kamar sendiri, karena anak-anak yang mahir mengelola kamar tidurnya, akan menjadi pijakan awal kesuksesan ia dalam mengelola rumahnya kelak ketika dewasa.

📌 *Ketrampilan-ketrampilan dasar yang harus dilatihakan untuk anak-anak usia sekolah ini adalah sbb:*
1⃣Menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya
2⃣Ketrampilan Literasi
3⃣Mengurus diri sendiri
4⃣Berkomunikasi
5⃣Melayani
6⃣Menghasilkan makanan
7⃣Perjalanan Mandiri
8⃣Memakai teknologi
9⃣Transaksi keuangan
🔟Berkarya

📌 *3 Hal yang diperlukan secara mutlak di orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah :*
1⃣Konsistensi
2⃣Motivasi
3⃣Teladan

_*Silakan tengok diri kita sendiri, apakah saat ini kita termasuk orangtua yang mandiri?*_

📌 *Dukungan-dukungan untuk melatih kemandirian anak*
1⃣Rumah harus didesain untuk anak-anak
2⃣Membuat aturan bersama anak-anak
3⃣Konsisten dalam melakukan aturan
4⃣Kenalkan resiko pada anak
5⃣Berikan tanggung jawab sesuai usia anak

_Ingat, kita tidak akan selamanya bersama anak-anak. Maka melatih kemandirian itu adalah sebuah pilihan hidup bagi keluarga kita_

Salam,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

_Sumber bacaan_:
_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, antologi, gaza media, 2014_
_Septi Peni, Mendidik anak mandiri, pengalaman pribadi, wawancara_
_Aar Sumardiono, Ketrampilan dasar dalam mendidikan anak sukses dan bahagia, rumah inspirasi_

Friday, November 24, 2017

Aliran Rasa Games Level 1 "Komunikasi Produktif"

Games level 1 kelas Bunda Sayang benar benar membuat saya semangat dan berbinar-binar sekaligus bingung apa yang harus dilakukan dalam games tersebut. Komunikasi produktif menjadi materi pertama di kelas Bunda Sayang. Tak dapat dipungkiri bahwa komunikasi menjadi hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam berkomunikasi dengan suami atau anak-anak.

Selisih paham sering kali muncul bukan karena
isi percakapan melainkan dari cara
penyampaiannya. Maka di tahap awal ini
penting bagi kita untuk belajar cara
berkomunikasi yang produktif, agar tidak
mengganggu hal penting yang ingin kita
sampaikan, baik kepada diri sendiri, kepada
pasangan hidup kita dan anak-anak kita (Materi Komunikasi Produktif Kelas Bunda Sayang).

Walaupun dari awal sempet bingung, ragu-ragu  khawatir ga bisa ngikutin tantangan games level 1nya, tapi berkat niat dari diri sendiri, dukungan dari ayah, dan motivasi dari mumu @ysichichan , alhamdulillah dari hari ke hari jadi lebih serius mengamati keseharian Emir, memikirkan hari ini mau praktek poin apa, atau kejadian ini bisa pakai poin yang mana dan yang pasti bisa memperbaiki cara komunikasi produktif bersama Emir. Hal yang pasti adalah saya menjadi lebih aware dalam mengamati Emir berkegiatan. Selain itu, saya berusaha untuk benar-benar menahan emosi saya ketika Emir berbuat hal-hal yang salah. Saya pun tidak ingin komunikasi yang buruk antara saya dan Emir akan berdampak negatif pada Emir kedepannya.

Sebenarnya tantangan di kelas bunsay ini bukan hanya tentang praktek. Tapi ada hal yang lebih sulit yaitu menuliskan hasil praktek tersebut ke dalam tulisan yang setiap harinya harus di submit. Dari 17 hari yang diberikan, setiap peserta wajib mempraktekan dan menuangkan dalam tulisan sedikitnya 10 hari untuk mendapatkan badge dasar kelulusan. Jika bisa konsisten praktek, nulis dan submit dalam 10 hari berturut-turut, maka akan mendapatkan badge "you're exlecent". Jika konsisten sampai 15 hari, maka akan mendapatkan badge "outstanding performance".

Sejujurnya, saat awal mulai, badge 10 dan 15 hari berturut-turut menjadi penyemangat saya. Menurut saya itu bentuk pencapaian atas usaha saya dan Emir dalam menjalankan games tersebut. Tapi  lama-lama saya meluruskan niat bahwa kesuksesan games ini bukan ada di badge yang didapat, tapi keistiqomahan kami dalam mempraktekkan komunikasi produktif. Badge tersebut menurut saya merupakan penyemangat agar saya konsisten menulis karena sebenarnya dari Emir lahir ingin sekali mendokumentasikan setiap moment dalam tulisan. Tapi karena kemalasan yang sering melanda, maka niat menulis pun sering saya urungkan. Alhamdulillah,, dengan adanya games ini saya mempunyai dokumentasi hari-hari bersama Emir agar nanti ketika Emir besar, dia bisa ikut merasakan perjuangan kami dalam berkomunikasi produktif.
Semoga di games-games selanjutnya bisa semangat. aamiin

Sekian dulu aliran rasa ini. Nulisnya sambil berkaca-kaca inget Emir. Teringat ucapan seseorang bahwa there is a million way to be a good mother. And i will always do my best to be the best mommy for you, Emir. Laffyaaaa 😘😘

Wednesday, November 15, 2017

Hari #13 Game Level #1 "Melatih Kepedulian"

Day #13
Akhirnya bisa menuangkan cerita di hari ke-13 ini. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki kepedulian terhadap lingkungan di sekitarnya, terlebih peduli terhadap Ayah dan Bundanya. Oleh karena itu, Bunda sering mengungkapkan bahwa Bunda sayanggggggg sekali ke Emir. Sebaliknya Bunda juga suka membisikkan kepada Emir, "mangke Emir sayang lan eman kali Bunda lan Ayah nggih?" (Nanti Emir sayang dan peduli terhadap Bunda dan Ayah ya). Terus ditambah harapan-harapan lainnya seperti, "Emir jadi anak yang soleh, akhlaknya baik, yang menyenangkan jadi anak yang bermanfaat, dan menghargai orang lain ya." Karena Emir belum menangkap maksud Bunda, maka Emir hanya memandang mata Bunda sambil berkata, "hmmm, hmmmm" setiap Bunda selesai satu kalimat. 

Jadi mungkin karena kata-kata itu seperti doa, maka ada beberapa kejadian yang menurut saya terlihat kepedulian Emir. Waktu itu, saat Bunda selesai menyuapi Emir, Bunda minta ijin ke Emir untuk mengambil makan karena Bunda lapar. Bunda bilang, "Bunda mundut maem riyin nggih mir, Bunda ngelih." Emir yang masih dipangkuan Bunda tiba-tiba bilang, "Maemmmm". Bunda kira Emir ingin makan lagi. Maka Bunda mengambil satu sendok makanannya Emir dan mengarahkan tangan ke mulut Emir. Eh tiba-tiba tangan Emir mendorong tangan Bunda ke arah mulut Bunda. Oucchhhhh Bundanya langsung geer. Langsung berfikir mungkin Emir mudeng kalau Bunda lapar dan menyuruh Bunda makan dari makanan yang ada disitu. Jadi Bunda tak perlu ngambil makanan lagi dan meninggalkan Emir sebentar. Semoga pemikirannya Bunda ini bener ya. Jadi sampai besar nanti Emir selalu peduli kepada Bundanya. aamiin

Kejadian lain tentang menyuapi Bunda juga sering terjadi kepada Ayah. Jika Emir sedang makan buah atau makanan lain bersama-sama Bunda dan Ayah. Kadang tiba-tiba Emir mengambil makanannya, menyuapi Ayah sambil bilang Ayah dan menyuapi Bunda sambil memanggil Budaaaa secara bergantian. Ketika sedang makan, kemudian Emir merasa sudah cukup kenyang, kadang-kadang makanan yang diarahkan ke mulutnya langsung didorong ke arah mulutnya Bunda. Mungkin maksudnya Emir sudah tidak mau makan, makaanya untuk Bunda saja. hihihi. Melting....

Cerita #2
Ada satu cerita tentang kepedulian Emir terhadap Bundanya. Jadi minggu kemarin Emir dan Bunda menyusul Ayah menginap di hotel tempat Ayah ditugaskan. Saat mau pulang, Bunda masih bersiap-siap, sementara Ayah mengajak Emir untuk memakai sepatu. Saat bunda akan mengambil sepatu, tiba-tiba Emir membawa sepatu Bunda sambil bilang, "tutu budaaa" (sepatu Bunda). Walaupun yang dibawa cuma satu sisi sebelah kiri, tapi Bunda amazed sekali sama Emir. Bersyukur sekali melihat apa yang Emir lakukan. Alhamdulillah, semoga ini awal dari kepedulian seorang Emir ya. Mudah-mudahan Bunda dan Ayah selalu bisa menanamkan sifat peduli kepada Emir. laffffff yaaaa, mamas Emir.


#hari13
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#gamelevel1
#kelasbunsayiip

Hari #12 Game Level #1 "Membuang Sampah pada Tempatnya"

Day #12
Malam ini, Emir mau belajar membuang sampah pada tempatnya. Jadi sekarang Emir suka sekali makan buah pear yang didapat dari Ayah. Semalam Bunda potong-potong buah pear untuk Ayah dan Emir yang sedang bermain kereta thomas di ruang tv. Entah kenapa setiap makan pear dan jeruk, bukannya ditelan, Emir malah melepeh-lepeh buah yg habis dikunyah. Jadilah setiap selesai mengunyah, buah yang habis dikunyah berserakan di karpet dan dilantai. Bunda pun standy by dimana Emir berdiri dan memunguti bekas buah yang dikunyah dan mengumpulkan disatu tempat biar gampang dibuang.
Setelah Emir selesai makan pear, dia pun mulai mengangkat wadah buah dan membaliknya. Buah yang tersisa pun berserakan dilantai. Bunda mengingatkan Emir, "buaeh ampun ngge dolanan nggih mir. (Buahnya jangan buat mainan)". Emir hanya memandang Bunda dan kembali membalik wadah yang sudah Bunda balik. Bunda pun ingat jika begini, maka harus cari cara untuk mengalihkan perhatian Emir. Thinkkkkkkk,,,, Bunda pun mengambil wadah buah yang dilepeh Emir dan mengajak Emir untuk membuangnya di tempat sampah. "Emir, ayoo buang niki teng tempat sampah teng wingking" (Emir ayo kita buang ini ke tempat sampah di belakang). Karena sebelumnya Emir pernah juga buang sampah disana, maka muka Emir langsung berbinar-binar dan bilang, "ayoooo😍😍" (sambil memegang wadah dan jalan ke arah belakang). Bunda ikut memegangi wadah bersama Emir dan mengarahkan ke lokasi tempat sampah. Sesampainya di depan tempat sampah, Emir dan Bunda sama-sama membuang isi di dalam wadah itu. Alhamdulillah, another good habit ya mamas Emir. Bunda laaffffd youuu so muchhhh 😘😘😘😘😘
.
.
#hari12
#tantangan10hari
#gameslevel1
#komunikasiproduksi
#kelasbunsayiip

Monday, November 13, 2017

Hari #11 Game Level #1 "Berlatih Menggosok Gigi"

Day #11
Ketika Emir berusia 8 bulan, gigi pertamanya tumbuh. Sampai usia 17 bulan, gigi Emir sudah 8 buah (7 gigi depan & 1 gigi geraham). Setiap hari yang menjadi PR Bunda adalah bagaimana cara agar gigi itu terawat, sementara semakin besar Emir semakin menolak untuk diajak gosok gigi. Saat awal-awal giginya tumbuh, Bunda menggosok gigi Emir menggunakan sikat gigi khusus balita. Tapi, saat itu juga Bunda butuh perjuangan untuk menggosok gigi dia. Emir selalu menolak ketika giginya akan disikat.

Malam ini, Bunda mengajak Emir untuk sikat gigi. Karena Emir tidak mau, maka Bunda mengganti sikat gigi dengan kain kasa yang direndam air hangat kemudian digosok perlahan di bagian mulut. Ternyata cara ini pun belum berhasil. Emir menolak ketika Bunda ingin membersihkan giginya menggunakan kain kasa. Akhirnya cara lain pun ditempuh. Ketika Ayah inin sikat gigi, Emir diajak ke kamar mandi untuk melihat Ayah sikat gigi. Emir pun excited melihat Ayah. Bunda pun memberikan sikat ke Emir dan menyuruhnya untuk menyikat gigi seperti ayah. Tapi Emir menolak dan lebih tertarik melihat Ayah sikat gigi. 

Singkat cerita, Emir ternyata tertarik kepada sikat yang dipakai Ayah. Maka, setelah selesai, Ayah memberikan sikatnya kepada Emir. Alhamdulillah, sikatnya langsung dimasukkan ke mulut. Walaupun belum digerakkan-gerakkan layaknya orang yang sedang sikat gigi. Namun, alhamdulillah sikat giginya pelan-pelan dapat membersihkan gigi Emir.

Yey, ternyata selain komunikasi lisan, memberikan contoh kepada Emir merupakan salah satu cara untuk melakukan hal yang dicontohkan.
.
.
#hari11
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasi produktig
#kelasbunsayiip 

Saturday, November 11, 2017

Hari #10 Game Level #1 "Emir Menangis"

Alhamdulillah, tak terasa sudah menginjak hari kesepuluh game level 1-nya. Semoga diberi semangat dan kekonsistenan dalam menjalani 5 hari kedepan. Bukan tentang badge nya, tapi tentang bagaimana saya bisa konsisten dalam mengimplementasikan komunikasi produktif dengan Emir.

Day #10
Malam ini, Bunda sedih karena Emir menangis sampai teriak-teriak. Lebih sedih lagi karena Bunda dan Ayah tidak bisa mengerti apa yang diinginkan Emir. Jadi singkat cerita, Bunda memberikan balon karakter pokemon yang belum diisi angin. Ayah kemudian meniup balon itu dengan menggunakan pompa angin elektrik. Setelah jadi, Emir pun excited. Emir memegang-megang balon itu sambil dipangku Bunda. Tapi memang, Bunda perhatiin Emir ingin melakukan sesuatu ke balon itu, tapi tidak bisa. Bunda kira Emir kesusahan memegang balon, maka Bunda ambilkan tali rafia untuk mengikat bagian ekor balon. Tapi ternyata Emir kurang berkenan, dia tambah menangis. Kemudian Bunda coba cara lain, tapi tetap tidak bisa. Emir tetap menangis dan bertambah kencang. Akhirnya Ayah ambil alih menggunakan caranya. Emir masih menangis. Ayah Bunda sudah mencoba cara lisan dengan menenangjan Emir dengan kata-kata yang pelan dan manis. Tapi ternyata Emir masih terus menangis. Ayah juga mencoba mengempeskannya lagi, tapi Emir tetap kurang berkenan. Akhirnya Bunda gendong Emir dan mengajak ke kamar sambil mengalihkan perhatiannya ke hal yang lain. Tapi malah semakin kencang teriakannya. Bunda dan Ayah mulai panik,  belum pernah kami lihat Emir menangis seperti ini. Akhirnya kami membacakan Surat Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas dan Ayat Kursi berkali-kali sampai Emir agak mereda tangisnya. Setelah itu baru Bunda susui dan Emir langsung tertidur sambil tersedu-sedu.

Pelajaran yang kami dapat malam ini adalah tentang kesabaran. Alhamdulillah, walaupun menghadapi Emir dengan luapan emosi seperti itu,  kami tidak terbawa emosi. Jadi nalar kami masih terjaga. Awal-awal menangis, kami sudah mencoba membujuk dengan suara lembut dan intonasi yang rendah. Tapi mungkin karena Emir masih belum bisa mengungkapkan apa yang diinginkan secara jelas dan adanya keterbatasan kami dalam menangkap maksud Emir, maka akhirnya Emir meluapkan emosinya dengan cara seperti itu. Semoga semakin hari, Bunda dan Ayah bisa lebih mengerti apa yang Emir inginkan.

Sekian cerita hari #10 nya. Sampai jumpa besok in syaa Alloh.

#hari10
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiprodukti
#kelasbunsayiip

Friday, November 10, 2017

Hari #9 Game Level #1 "Katakan Apa yang Kita Inginkan, Bukan yang Tidak Kita Inginkan"

Day #9
Katakan Apa yang Kita Inginkan, Bukan yang Tidak Kita Inginkan

Banyak sekali poin komunikasi produktif dengan anak yang ingin saya praktekan. Tapi karena usia Emir masih belum sepenuhnya memahami maksud dan tujuan Ayah Bundanya, maka kami berusaha sebaik mungkin untuk menanamkan poin-poin yang sesuai dengan umur Emir.
Hari ini kami ingin mencoba fokus pada hal-hal yang kami inginkan, bukan yang tidak kami inginkan.

Cerita malam ini cukup simple, karena menurut saya komunikasi produktif tidak bisa direncanakan, jadi saya hanya observasi dari apa yang saya dan Emir lakukan. Ketika ada hal-hal yang perlu diperhatikan dan diperlukan komunikasi produktif, disitulah saya fokus agar komunikasi yang produktif bersama anak dapat selalu dipraktekkan. Seperti cerita tadi malam, saya pulang kerumah lebih malam dari biasanya. Emir sudah menunggu di balik pintu bersama Mbahnya. Ketika saya pulang, Emir tidak bisa ditinggal sama Bundanya. Dia selalu minta gendong (ya wajar kan) dan Bundanya tidak boleh kemana-mana. Bahkan ketika saya ingin ke toilet, Emir langsung nangis kejer. Tapi saya senang, berarti Emir ingin selalu dekat dengan Bundanya. Jadi saya selalu tunda untuk mandi/makan dulu. Saya membersamai Emir untuk beberapa menit selanjutnya.
Malam ini, kami bermain balon yang kemarin saya beli. Tiba-tiba Emir ingin makan sukro yang ditaruh di kaleng astor kosong. Sambil makan, Emir sambil jalan-jalan. Sampai tiba-tiba Emir naik ke kaleng tersebut dan berdiri disitu. Walaupun kaleng itu sudah kosong, tapi tetap saja itu tempat makanan. Dan menurut saya, hal ini bukanlah hal yang baik. Oleh karena itu, Bunda pelan-pelan bilang ke Emir, "Emir medak nggih mir. Niku sanes tempat ngge diidek idek" (Emir turun ya mir. Itu bukan tempat untuk diinjek-injek). Emir belum mengerti ternyata, dia tambah suka berdiri dan lompat-lompat kecil disitu. Pelan-pelan Bunda ulangi lagi instruksinya. Emir masih senyum-senyum dan melanjutkan berdiri disitu. Emir baru turun ketika dialihkan ke hal yang lebih menarik menurut dia. Jadi walaupun sudah pelan-pelan bilang ke Emir, tapi ternyata harus ekstra sabar dan belum langsung berhasil. Bunda harus ekstra sabar dan kreatif untuk mencari cara lain untuk mengalihkan Emir agar meninggalkan  hal-hal yang kurang baik. Semoga hari-hari selanjutnya Bunda dan Emir semakin pinter dalam berkomunikasi. Aamiin
.
#hari9
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kelasbunsayiip

Thursday, November 9, 2017

Hari #8 Game Level #1 "Memberikan Pujian"

Day #8
Kami sepakat bahwa anak adalah alat fotocopy terbaik dimana dia bisa menjadi baik jika orang-orang disekitarnya mencontohkan hal-hal baik. Namun, bisa menjadi tidak baik jika dia sering melihat hal-hal tidak baik yang dicontohkan kepadanya. Alhamdulillah, saya dan suami bersepakat untuk berusaha mencontohkan hal baik kepada Emir. Mungkin masih kelanjutan dengan cerita tentang mencontohkan kebiasaan baik di hari sebelumnya. Kali ini, cerita tentang Emir masih berkutat dalam menginstruksikan Emir agar mendengarkan Bunda atau Ayahnya jika melakukan hal yang keliru. Hal ini selalu jadi tantangan Bunda karena harus menahan emosi dalam keadaan apapun ketika mengingatkan Emir.

Saat ini, ada beberapa barang-barang yang disukai Emir untuk dipegang. Salah satunya kunci. Ketika dia melihat kunci-kunci yang digantung, dia selau bilang, "kutiiii, kutiiii". Itu artinya dia ingin kuncinya diambil dan dipegang. Tadi malam, saat Bunda mengaji di kamar, Emir ikut duduk di depan Bunda. Tapi ternyata Emir lebih tertarik dengan kunci yang sedang menggantung di lemari kayu. Dia pun berusaha mengambilnya. Sepertinya dia agak kesusahan mengambil kunci. Bunda sengaja membiarkan Emir agar dia berusaha sendiri mencabut kunci itu. Tapi karena beberapa waktu tidak bisa tercabut, Emir pun teriak. Akhirnya Bunda membantu menarik tangan Emir yang sedang memegang kunci. 

Setelah berhasil memegang kunci di kedua tangannya, Emir mulai berjalan-jalan memegang kunci itu. Dalam beberapa waktu, Emir pun bosan dan menaruhnya dilantai dan beranjak pergi. Saat itu, Bunda langsung mengingatkan Emir, "Kuncine di dekek teng tempate malih mir" (Kuncinya ditaruh ditempatnya lagi ya mir). Emir saat itu mendengarkan, terdiam dan dari matanya terlihat kalau dia sedang mencernya kata-kata Bunda. Sedetik dua detik, Emir sudah terlihat akan membalikkan badan. Tapi Bunda buru-buru mengulangi perkataan tadi pelan-pelan. Akhirnya, Emir mulai jongkok dan mengambil kuncinya. Karena dia agak kesulitan menuju lemari (dilantai banyak buku yang berserakan karena dijatuhkan Emir), maka Emir memberikan kuncinya ke Bunda. Bunda pun langsung bersyukur melihat respon Emir. Sebagai reward, Bunda selalu bilang, "Emir pinter sanget (Emir pinter sekali)", sambil mencium pipinya. 

Saya percaya bahwa reward ucapan dan ciuman akan berdampak positif untuk psikologinya Emir. Reward ucapan juga bisa jadi sebagai doa kita agar anak benar-benar pintar. Ciuman di pipi dapat menunjukkan rasa sayang kepada Emir agar dia selalu merasakan kasih sayang Bunda dan Ayahnya. 

Sekian cerita hari ke #8 ini. Akkkkk ga terasa akhirnya udah hari ke-8, semoga selalu konsisten dan menemukan cerita-cerita baru bersama Emir di hari-hari selanjutnya.

#hari8
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kelasbunsayiip

Wednesday, November 8, 2017

Hari #7 Game Level #1 "Mengajarkan Kebiasaan Baik"

Day #7
Saya dan suami percaya bahwa kebiasaan baik yang diajarkan sejak kecil kepada anak akan mempermudah dia untuk konsisten menjalankannya ketika beranjak besar. Oleh karena itu, kami mulai mengajarkan Emir sedini mungkin untuk makan dengan tangan kanan, duduk ketika minum, menaruh barang pada tempatnya dan beberapa kebiasaan baik lainnya. Walaupun diusianya sekarang, Emir belum sepenuhnya mengerti, tapi alhamdulillah ada beberapa kebiasaan baik yang sudah bisa dia ikuti.

Cerita #1
Dari usia sekitar 10 bulan lebih, ketika Emir sudah bisa mengambil makanan dan memasukkannya ke mulut, Bunda dan Ayah sudah mengajarkan kepada Emir bahwa kalau makan, gunakan tangan kanan. Saat itu mungkin Emir belum mengerti. Jadi ketika Emir mengambil makan pake tangan kiri, Bunda selalu memindahkannya ke tangan kanan. Alhamdulillah saat ini (17 mo), Emir sudah bisa mengikuti makan memakai tangan kanan. Seperti kejadian kemarin saat Emir digendong Bunda, dia meminta kerupuk. Sebenarnya kami tidak membebaskan Emir makan kerupuk, tapi sesekali masih kami bolehkan. Saat Bunda memberikan kerupuk, Emir menerimanya dengan tangan kiri. Bunda pelan-pelan bilang, "Maeme ngagem asto manis nggih Mir?" (makannya pakai tangan manis-istilah tangan kanan di jawa-ya mir). Alhamdulillah, Emir langsung bisa memindahkan kerupuknya ke tangan kanan dan memakannya.


Cerita #2
Sebagai seorang muslim, tantu dianjurkan untuk makan dan minum dalam keadaan duduk. Walaupun Bunda belum bisa konsisten untuk mempraktekannya, namun Bunda berusaha untuk mengajarkan Emir sedari dini untuk minum dengan posisi duduk. Saat ini, Emir masih minum air putih menggunakan botol dot. Sebenarnya dia sudah bisa minum pakai gelas atau sedotan. Tapi karena Emir pernah tersedak saat minum menggunakan gelas, maka sampai saat ini pun Emir masih menggunakan dot. Biasanya saat makan, ketika Emir sudah ingin minum, dia selalu bilang, "nginumm/miummm/nummmmm" (mohon maaf jika tulisannya tidak mewakili ucapan Emir.hihi). 
Biasanya dia minum sambil berdiri. Tapi dari beberapa waktu yang lalu, Bunda dan Ayah selalu sounding begini ke Emir, "minume lenggah nggih mir" (minumnya duduk ya mir). Mungkin karena dia belum tahu apa itu lenggah, maka awal-awal Emir tetap berdiri ketika minum. 

Kejadian berubah ketika kemarin Emir minta minum ke Bunda. Bunda pun mengambilkan minum dengan mengisi air dari despenser. Setelah di kasih ke Emir, dia otomatis langsung balik badan dan minum sambil berjalan. Bunda yang melihat pun langsung bilang minumnya sambil duduk ya mir. Eh, tiba-tiba Emir langsung jongkok dan minum sampai sepuasnya. Walaupun belum benar-benar duduk, tapi alhamdulillahh pelan-pelan dia sudah mengerti bahwa minum harus duduk. Semoga kedepannya Emir bisa lebih mengerti dan konsisten mengamalkan kebiasaan-kebiasaan baiknya. Semoga juga saat besar nanti Emir konsisten mengamalkan kabiasaan-kebiasaan baik tesebut. Aamin

Cukup sekian cerita hari #7. Sampai ketemu besok.
.
.
#hari7
#tantangan10hari
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#kelasbunsayiip

Tuesday, November 7, 2017

Hari #6 Game Level #1 "Emir Mulai Mandiri"

Day #6
Tantangan hari ke-6 ini ada dua kejadian yang ingin saya share. Masih terkait komunikasi produktif dalam hal intonasi suara dan mengalihkan fokus Emir agar mau mendengarkan arahan Bundanya.
Kemarin, Emir lihat balon di salah satu berita di TV. Saat beritanya selesai, dia merengek bilang baoonn baonn (balon.red), minta nonton balon lagi. Akhirnya Bunda buka youtube, search balon. Emir pun nonton video anak kecil yang sedang memompa balon kemudian meletuskannya. Sepertinya Emir suka dengan videonya. Dia anteng sampai video selesai dan sambil tertawa saat liat balonnya meletus. Sebenarnya saat Bunda membolehkan Emir nonton balon di youtube, Bunda sudah agak khawatir Emir kepengen nonton video balon terus. Ternyata apa yang dikhawatirkan benar, Emir meminta diputar ulang videonya sampai beberapa kali. Karena waktu sudah malam, Ayah sudah tidur, dan Bunda sudah mengantuk, akhirnya Bunda merayu Emir untuk segera tidur. Awalnya dia belum mau tidur, tapi pelan-pelan Bunda bilang ke Emir kalau sudah malam, sudah waktunya tidur. Alhamdulillah, bujukan kesekian, Emir baru mau tidur.
.
.
Semalam, Emir tiba-tiba minta disetelin video balon di youtube sambil bilang 'babaluun' (balon). Bunda pun langsung bilang, "mboten nonton video ya mir". Emir tambah merengek sambil memberikan remot tv ke Bunda. Maksudnya adalah dia ingin tv nya  dinyalain. Karena Bunda takut Emir kecanduan, akhirnya Bunda dengan intodanasi yang lembut dan eye contact berusaha mengalihkan Emir dari youtube menuju Buku.
.
Emir saat ini sedang  menyukai board book yang didalamnya ada gambar onta dan kuda. Pas Emir merajuk minta menonton video balon di youtube, pelan-pelan Bunda mengalihkan fokus Emir sambil bilang, "ayo mir kita liat onta dan krida"
Mendengar 2 hewan tersebut, Emir pun berbinar- binar dan mau diajak membaca buku dikamar. Alhamdulillah, Emir bisa tanpa melihat video balon tanpa Bunda marah-marah saat melarangnya.

Cerita ke-2 hari ini

Semalem Emir naruh mobil remote control ditempatnya semula tanpa disuruh. Bundanyaa meltinggg 😍😍😍. Jadi semalem habis buka buka buku cerita, Emir turun dari kasur. Terus jalan ke arah ruang TV. Bunda yang ngikutin Emir dibelakangnya kaget, Emir udah balik badan bawa remote controlnya sambil bilang, "Kekekkekeke" (dekek = taruh). Bunda cuma ngingetin dimana tempat seharusnya. Emir sendiri yang naruh, posisinya juga berdiri. Kemudian, dia balik badan ngambil mobilnya. Belum sampe Bunda ngambil mobilnya, Emir udah berhasil angkat sambil bilang, ”baaboott babott" (maksudnya abot = berat). Barulah Bundanya ambil alih pegang mobilnya. Alhamdulillah alhamdulillah, good job Emir sayangg 😘😘😘
Kesimpulan dari kedua cerita diatas adalah komunikasi yang terus menerus dengan anak mungkin belum berhasil pada awalnya. Namun, jika kita pantang menyerah dan terus menerus membangun komunikasi yang produktif, in syaa Alloh akan menuai hasilnya dikemudian hari.
Sampai disini dulu hari ke 6. Semangaatttt💋💪💪
.
.
#hari6
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasi produktif
#kelasbunsayiip

Monday, November 6, 2017

Hari #5 Game Level #1 "Memasang Puzzle"

Day #5
Kami memasang karpet puzzle bertuliskan angka, huruf dan gambar-gambar yang dapat dilepas dan dipasang kembali. Dari semenjak bisa tengkurep, Emir suka sekali mengangkat bagian pinggirnya dan mengambil angka/huruf/gambar yang terlepas. Sampai sekarang, Emir masih suka mengambil angka/huruf/gambar, tapi bukan dari pinggir melainkan yang ada di tengah. Karena kesulitan mengambil, Emir meminta tolong Bunda/Ayah untuk mengambilkannya. Sebenarnya kami belum mengajarkan untuk pengambil potongan puzzle dikarpet tersebut karena takut potongan-potongan tersebut tercecer dan hilang. Sehingga karpetnya jadi bolong-bolong. Kan sayang kan, masih diperlukan untuk jadi karpet.hihihi.
.
Singkat cerita, Emir minta Bunda mengambil potongan puzzle tang ditunjuk. Bunda yang belum bisa merayu Emir, akhirnya mengambilkannya juga. Sebenarnya Emir hanya mau bawa-bawa itu potongan-potongan puzzlenya. Cuma kan ada yang size nya kecil dan Bunda juga bukan orang yang teliti. Jadi, daripada tercecer, Bunda sering mengingatkan Emir untuk memasangnya lagi.
.
Karena masih belum begitu paham, Emirnya tidak langsung mau untuk memasang lagi. Tapi dia bawa sambil jalan muter-muter. Pas sudah bosan, Emir pun menaruhnya di sembarang tempat. Nha, saat inilah Bunda kembali mengingatkan dengan intonasi yang lembut dan sopan, "Emir niku dipasang riyin" (Emir itu dipasang dulu). Emir pun terdiam sebentar dan bergerak mengumpulkan potongan puzzlenya dan mengarahkan ke tempatnya dipasang. Karena belum bisa masang sendiri, maka Bunda yang mengarahkan tangan Emir untuk masang ditempatnya semula. Alhamdulillah, sedikir demi sedikit Emir mulai paham dalam hal accepting an order asalkan kaminya sabar dan berulang-ulang mencoba. Next, kita coba kebiasaan-kebiasaan baik yang lainnya ya Mas Emir. Mumumumuahhhhhh....
.
.
#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kelasbunsayiip

Sunday, November 5, 2017

Hari #4 Game Level #1 "Menaruh Barang Ketempat Semula"

Day #4
Tantangan hari ini, Bunda ingin mulai dari kecil mengenalkan Emir untuk menaruh barang sesuai pada tempatnya setelah dipakai. Karena sudah agak mengerti ketika di ajak bicara, Bunda dan Ayah selalu bilang untuk menaruh barang sesuai pada tempatnya.
.
Hari ini, bangun tidur Emir langsung minta main mobil remote controlnya bersama Ayah. Karena Ayah sedang sarapan, akhirnya Bunda yang mengajak Emir untuk memainkan mobil. Awalnya Bunda yang memegang remote, lama kelamaan, Emir langsung penasaran dan mulai memegang remote sambil menekannya ke depan dan kebelakang.
Kami bermain mobil sampai baterainya habis. Emir masih ingin mainan mobil walaupun baterainya sudah habis. Dia belum tahu kalau habis berarti sudah tidak bisa dijalankan lagi. Biasanya Emir langsung menangis dan merengek minta mobilnya dijalankan. Tapi kali ini Bunda berusaha menjelaskan dengan pelan-pelan bahwa jika baterai habis ya sudah tidak bisa dijalankan. Emir sedikit-sedikit mengerti dan mulai mendengarkan. Bunda pun mulai mengalihkan Emir untuk bermain mobil-mobilan kecil. Emir pun mau dan mulai melupakan mobil remote controlnya.
.
Rutinitas setiap weekend adalah Emir mandi di kolam bebek diluar rumah. Emir menyebutnya gupak gupak. Karena sudah agak siang dan Emir harus mandi, maka Bunda mengajak Emir untuk gupak-gupak. Mendengar kata itu, Emir langsung berbinar-binar. Dia pun langsung bilang 'ayo'. Tapi sebelum beranjak, Bunda bilang ke Emir, "Niki mobile dekek riyin nggih?" (Mobilnya ditaruh dulu ditempatnya ya mir?). Emir pun langsung mengambil remote plus mencoba mengangkat mobil (karena masih keberatan, jadi Bunda bantu membawa mobilnya) dan berjalan ke arah tempat semula mobil ditaruh. Akkkkkk,,, alhamdulillah berhasil. Emir bisa menaruh mobil pada tempatnya.... 😘😘😘
.
.
#hari4
#tantangan10hari
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#kelasbunsayiip

Saturday, November 4, 2017

Hari #3 Game Level #1 "Membiasakan Berkata-kata Baik di Depan Emir"

Di umurnya yang menginjak 17 bulan, alhamdulillah Emir sudah mulai bisa mengucapkan beberapa kata. Awalnya, hanya satu suku kata, tapi sekarang ini udah bisa bilang per kata dan mulai jelas pronounciationnya. Kata pertama yang jelas peruntukannya adalah neneh/nanaa (nenen.red a.k.a menyusui). Selanjutnya dia bisa dengan jelas memanggil Ayaaaa tanpa H. Tapi sekarang dia sudah berhasil memanggil Ayah dengan jelas dan lantang.
Orang kedua yang dipanggil oleh Emir adalah mbah nya. Awalnya yang terucap hanya 'baaaa', sudah jelas maksud peruntukannya memang ingin memanggil mbahnya. Tapi kadang, pas Bunda lagi sama Emir, terus tiba-tiba pergi ke dapur, Emir langsung nyari Bunda. Cuma, manggilnya tetep ayah ayahhh ayahhh.... 😂😂😂 (ayahnya pun bingung.hihi).

Sampai hari ini, Bunda pengen banget mendokumentasikan current kata-kata yang diucapkan Emir sekarang. Karena selanjut-selanjutnya mungkin akan lebih jelas pengucapannya.

Sebenarnya, Bunda bersyukur sekali melihat kemajuan Emir dalam berkata-kata. Selain karena anugrah dari Alloh SWT, hal ini tak luput dari effort orang-orang disekitar Emir yang memang selalu mengajak dia berkomunikasi sejak lahir. Bunda dan Ayah juga alhamdulillah selalu berkomitmen untuk mengurangi screen time dan lebih banyak untuk berinteraksi bersama.

Sekarang, kata-kata yang keluar dari Bunda, Ayah dan Mbahnya bisa dia ikuti. Walopun masih belum semua diikuti dan belum jelas, tapi hal ini membuat kami sadar bahwa Emir sudah mulai pinter menirukan kata-kata yang kami ucapkan.
Jadi, kami mulai berusaha untuk selalu mengucapkan kata-kata yang baik didepan Emir.

Tantangan game level #1 hari ke #2 ini, Bunda dan Ayah ingin fokus pada kata-kata yang kami ucapkan ke Emir. Kami mencoba untuk hanya mengeluarkan kata-kata yang baik/positif agar Emir terbiasa mendengar kata-kata yang baik saja. Sehingga menurut materi kelas bunsay iip tentang komunikasi produktif, gaya komunikasi anak-anak kita itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya.
Maka project kita kali ini juga sekaligus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif.

Hari ini dan hari-hari sebelumnya, alhamdulillah Bunda bisa menahan untuk tidak menggunakan nada tinggi walaupun sedang emosi. Tapi tantangannya justru datang dari kucing. Jadi kemarin, saat Bunda dan Emir sedang berada di teras, kami tidak menyadari kalau ada kucing masuk. Bunda baru sadar saat liat tiba-tiba kucing ada di pintu sambil menggigit ayam goreng. Seketika Bunda emosi dan langsung mengusir kucing sambil mengomel "aaaarggggg,  hrrggggfff" dan bilang "aduhhhh kucingg". Ternyata, Emir yang sedang digendong tiba-tiba bilang "aduh kucing" (pengucapan sesuai usia Emir). Bunda pun langsung evaluasi bahwa kali ini Bunda lupa bahwa menjaga kata-kata baik bukan hanya saat berkomunikasi dengan Emir. Tapi setiap saat ketika di depan Emir, dalam situasi apapun, dengan siapapun harus tetap mencontohkan kata-kata yang baik karena saat ini Emir sedang pintar-pintarnya menirukan kata-kata Ayah Bundanya.
Cerita hari ke #3 sampai disini dulu. Sampai jumpa besok...
.
.
.
#harike3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kelasbunsayiip

Friday, November 3, 2017

Hari #2 Game Level #1 "Emir BISA Tidak Menonton Video"

Semakin hari semakin excited memikirkan apa yang akan Bunda lakukan bersama Emir untuk mempraktekan komunikasi produktif. Walaupun menurut Bunda, tema komunikasi ini tidak bisa direncanakan dan bisa terjadi setiap saat, tapi Bunda bisa fokus poin komunikasi apa yang ingin Bunda bangun bersama Emir. Dari pagi, Bunda udah wa Ayah, bilang kalau nanti malam mau mempraktekan poin BISA ke Emir. Yey,, Emir mau diajak untuk BISA apa yaa???

Day #2
Sejak umur sekitar 6 bulan, Emir sudah suka melihat video dia di handphone Ayah atau Bunda. Video rekaman ini berisi kegiatan Emir yang sedang tertawa. Sesekali Emir juga ikut tertawa melihat dirinya tertawa di video. Sebenarnya, dari umur 1 tahun, Bunda dan Ayah sudah menyadari kalau Emir mulai ketagihan melihat videonya. Dia pun sering merajuk meminta handphone dengan gerakan menunjuk HP ketika melihat kami sedang memegang HP. Saat itu, kami mulai tidak menunjukkan ke Emir saat memegang HP. Dan hal ini berhasil membuat dia tidak minta melihat video lg. Namun, usaha mengalihkan perhatian Emir dari HP hanya berjalan sebentar. Setelah Emir sudah bisa bilang beberapa kata (mulai umur 15 mo), Emir sudah bisa bilang didio (maksudnya video) ketika melihat HP kami. Dan reaksi ketika tidak diperbolehkan menonton adalah menangis dan merajuk-rajuk. Awalnya kami menuruti keingingannya melihat video. Tapi lama kelamaan, kami merasa ketergantungan ini sudah harus di stop. Maka, kami berupaya untuk tidak memegang HP di depan Emir.

Nha, di poin komunikasi produktif, ada poin mengganti kata TIDAK BISA menjadi BISA. Jadi project kami malam ini adalah Emir BISA tanpa melihat video. Saat saya pulang kantor, saya langsung bermain dengan Emir. HP sudah saya taruh di meja agar Emir tidak terinspirasi untuk menonton video. Namun,, karena saya harus tanya Ayah sudah pulang atau belum dari kantor, saya harus pegang HP untuk wa Ayah. Sambil nungguin Emir mainan kartu id, Bunda wa Ayah. Bunda berusaha agar Emir tidak melihat HP. Tapi tiba-tiba Emir menengok ke arah Bunda daaaann, Emir pun melihat HP Bunda. Padahal Bunda udah secepat kilat langsung bawa HPnya ke bawah bantal. Tapi tetap saja Emir melihat.
Saat itu, Bunda langsung tertantang untuk membuat Emir tidak menonton video. Bunda pun bilang ke Emir, "ayo kita liat bulan mir." Tapi Emir yang tahu kalau tidak dibolehkan menonton video pun menangis, merengek, menggejol-gejolkan (apa ya bhs indonesianya) badannya tak mau digendong. Bunda langsung gendong Emir dan membawanya keluar rumah untuk mengalihkan perhatiannya ke cicak dan bulan (kebetulan Emir suka sekali melihat cicak dan bulan).
Sayangnya bulannya tidak terlihat karena tertutup awan. Tapi cicak di depan rumah jumlahnya lebih banyak dari biasanya. Bunda pun bilang ke Emir, "bulane pundi nggih mir?" (bulannya mana mir)
Alhamdulillah Emir berhenti menangis dan mulai mencari-cari bulan sambil bilang "mulan" (bulan.red) dan menunjuk ke arah langit. Emir juga melihat-lihat cicak yang ada di tembok.
Alhamdulillah,,, sampai Ayah pulang, Emir tidak ingat lagi untuk menonton video di HP karena Bunda berusaha tidak main HP ketika bermain dengan Emir.

Saat Ayah pulang, Emir sudah siap minta digendong Ayah. Pas Ayah menaruh tas, Ayah mengambil HP ditas untuk di charge. Kali ini, Emir kembali meminta menonton videonya. Ayah pun langsung menggendong Emir dan mengalihkan perhatiannya ke arah mobil. Alhamdulillah sampai Emir tidur, Emir BISA tidak menonton video. Yeyyyyy,,, in syaa Alloh bukan hanya hari ini saja Bunda dan Ayah akan mengurangi memegang HP saat bermain bersama Emir. Tapi hari-hari berikutnya juga akan selalu begitu sampai Emir hilang ketergantungannya untuk menonton video setiap melihat HP.

Sampai disini dulu tantangan hari ke #2 game level #1 kelas busay IIP Depok... 😊😊 Sampai jumpa besok...
.
.
#hari1
#gamelevel1
#komunikasiproduktif
#tantangan10hari
#kelasbunsayiip

Thursday, November 2, 2017

Hari #1 Game Level #1 "Mengalihkan Fokus Emir"

Hari ini, Kamis, 2 November 2017 dimulai tantangan game level #1 kelas Bunda Sayang. Tantangan kali ini, kami ditugaskan untuk mempraktekan komunikasi produktif kepada anak atau pasangan. Karena saya ingin melatih komunikasi produktif bersama anak, maka game ini akan saya lakukan bersama anak. Tapi, disisi lain, saya juga akan mempraktekan komunikasi produktif bersama pasangan tapi bukan untuk konsumsi publik.hihi. Semoga bisa konsisten. Aamiin

Day #1
Kemarin, ayah membeli mainan kereta api thomas lengkap dengan rel dan hiasannya. Ketika ayah pulang, Emir (17 mo) selalu minta gendong dan minta mainan mobil remote control  (beberapa minggu ini Emir lagi kegandrungan main mobil remote control bersama ayahnya).
Ketika malem ini Emir minta obing (mobil.red), Ayahnya mengajak Emir untuk membuka bungkusan mainan yang dibeli sari situs belanja online. Awalnya Emir belum excited, tapi pas Ayah mulai bongkar pasang, Emir mulai ikut-ikutan mengambil properti mainan yang belum dipasang. Karena Ayah tidak bisa berkonsentrasi menyusun rangkaian rel nya, Ayah minta Bunda untuk mengajak emir bermainan mobil. Saat itu, Bunda langsung bergerak mau gendong Emir sambil mengajak bermain mobil remote control. Tapi ternyata Emir menolak dengan gerakan tidak mau digendong. Dia sudah tertarik dengan mainan bentuk pohon cemara yang harus dikaitkan dengan batangnya. Karena Bunda lagi belajar komunikasi produktif dengan Emir, Bunda inget poin kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah saat berkomunikasi. Bunda pun tidak jadi menggendong dan mulai berbicara dengan intonasi suara yang ramah, "Emir ayo kita main mobil remote." (Sambil menunjuk ke arah mobil dan sambil senyum). Ternyata cara ini belum berhasil, Emir masih ingin mengikuti Ayah merakit mainan dan Ayah pun semakin sulit berkonsentrasi.
Bunda akhirnya mengalihkan perhatian Emir ke mainan yang dia pegang. Miniatur pohon cemara itu ada lubang kecil dibawahnya. Agar bisa berdiri, ada miniatur batang yang harus di kaitkan ke dalam lubang di pohon cemara itu. Karena berdasarkan pengamatan Bunda, Emir juga lagi tertarik menggabungkan barang (misal bolpoin dan tutupnya, botol dot dan tutupnya), maka Bunda ajarin Emir memasukkan batang ke dalam lubang cemara. Dannn,,, ternyata Emir tertarikkk. Dia mulai fokus memasukkan batang ke lubang pohon cemara itu. Walaupun dia belum berhasil, tapi lumayan bisa mengalihkan perhatiannya sebentar agar tidak mengganggu ayahnya merakit mainan kereta api.

Sebenarnya berkali-kali Emir kembali mendekati Ayah saat merakit mainan, dan berkali-kali juga Bunda mencoba berbagai cara untuk mengajak Emir melakukan hal yang lain. Tapi sepertinya cukup sekian cerita hari #1 tantangan game level #1 kelas bunda sayang iip.
Aakkkkkk can't wait for the next day. 💪💪💪💪
.
.
.
#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Wednesday, November 1, 2017

*Game Kelas Bunda Sayang* Level 1 TANTANGAN 10 HARI KOMUNIKASI PRODUKTIF

*Game Kelas Bunda Sayang*

Level 1

TANTANGAN 10 HARI KOMUNIKASI PRODUKTIF

Selamaaat, Anda memasuki game level 1, di kelas bunda sayang ini.

🎉🎉🎉🎊🎊

Yuuk kita ikuti tantangan bulan ini. Silahkan disimak baik-baik ya.

Berikut ini tantangannya :

KOMUNIKASI KELUARGAKU

A. Buatlah "family forum" ( forum keluarga) sebagai sarana komunikasi ala keluarga Anda.

B. Pilih *salah satu* dari keluarga Anda untuk melakukan tantangan komunikasi produktif bersama selama minimal 10 hari.

🎁 _Bagi Anda yang belum menikah_ , silahkan *pilih salah satu* dari ayah, ibu, kakak, adik atau sahabat

🎁 _Bagi anda yang sudah menikah_ , silahkan *pilih* dengan pasangan atau salah satu dari anak Anda.

C. Amati dan ceritakan dengan narasi pendek, disertai foto juga boleh.

Ceritakan ;

🍀Hal menarik apa saja yang Anda dapatkan dalam berkomunikasi dengannya hari ini?

🍀Perubahan apa yang Anda buat hari ini dalam berkomunikasi?

D. Waktu tantangan yang kami berikan dari tanggal 2-18 november 2017

❓bagaimana caranya❓

📌 Anda *WAJIB* mengupload/menceritakan 10 hari dari 17 hari yg kami sediakan.

📌 Silahkan posting di blog ( *sangat disarankan* ), media sosial atau google doc.

📌 Setiap kali posting/upload gambar di media sosial, jangan lupa gunakan hastag:

#hari1 (sesuaikan hari tantangannya)
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Atau label *komunikasi produktif*  bagi Anda yang mengaplod tulisan melalui blog

📌 Copy link tulisan Anda ke : ....

📌 Silahkan lihat real time seluruh postingan Anda di :.....

Ssttt... selain badge dasar kelulusan, ada tambahan bagde cantik loh, ini dia syaratnya ;

📌 Bagi Anda yang berhasil menyelesaikan tantangan selama 10 hari, menyetorkan konsisten tanpa rapel atau loncat, akan mendapatkan tambahan badge cantik bertuliskan ;

*You're Excellent*

📌 Bagi anda yang sudah menyelesaikan tantangan di level 1 ini dengan tepat waktu, setiap hari, tanpa rapel tanpa loncat (dilihat dari tanggal publish setoran link), kemudian melanjutkan praktek dan setorannya hingga minimal 15 hari berturut-turut, akan mendapatkan tambahan badge cantik bertuliskan:

*Outstanding Performance*

🎁 Untuk semua peserta yang berhasil menyelesaikan tantangan minimal 10 hari dari 17 hari yang disediakan, baik dirapel akan atau tidak, akan mendapatkan bagde dasar kelulusan game level 1 yang sudah disiapkan oleh para tim fasilitator bunda sayang.

Selamat berkreasi dalam membangun komunikasi bersama keluarga

Salam Ibu Profesional,

/Tim Bunda Sayang 2017/

Monday, October 30, 2017

Materi #1 Bunda Sayang 'Komunikasi Produktif'

📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

_Institut Ibu Profesional_

_Materi Kelas Bunda Sayang Sesi #1_

☘ *KOMUNIKASI PRODUKTIF* ☘

Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya. Maka di tahap awal ini penting bagi kita untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif,  agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kita sampaikan,  baik kepada diri sendiri,  kepada pasangan hidup kita dan anak-anak kita.

👩🏻‍💼 *_KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI_*👩🏻‍💼

Tantangan terbesar dalam komunikasi adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Karena mungkin selama ini kita tidak menyadarinya bahwa komunikasi diri kita termasuk ranah komunikasi yang tidak produktif.

Kita mulai dari pemilihan kata yang kita gunakan sehari-hari.

*_Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir dan cara kita berpikir_*

Ketika kita selalu berpikir positif maka kata-kata yang keluar dari mulut kita juga kata-kata positif, demikian juga sebaliknya.

*_Kata-kata anda itu membawa energi, maka pilihlah kata-kata anda_*

Kata *Masalah* gantilah dengan *Tantangan*

Kata *Susah* gantilah dengan *Menarik*

Kata *Aku tidak tahu* gantilah *Ayo kita cari tahu*

Ketika kita berbicara “masalah” kedua ujung bibir kita turun, bahu tertunduk, maka kita akan merasa semakin berat dan tidak bisa melihat solusi.

Tapi jika kita mengubahnya dengan “TANTANGAN”, kedua ujung bibir kita tertarik, bahu tegap, maka nalar kita akan bekerja mencari solusi.

*_Pemilihan diksi (Kosa kata) adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya_*

Pemilihan kata akan memberikan efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Maka kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup lebih berenergi dan lebih bermakna.

Jika diri kita masih sering berpikiran negatif, maka kemungkinan diksi (pilihan kata) kita juga kata-kata negatif, demikian juga sebaliknya.

👫 *_KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN_* 👫

Ketika berkomunikasi dengan orang dewasa lain, maka awali dengan kesadaran bahwa “aku dan kamu” adalah 2 individu yang berbeda dan terima hal itu.

Pasangan kita dilahirkaan oleh ayah ibu yang berbeda dengan kita, tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang berbeda, belajar pada kelas yang berbeda, mengalami hal-hal yang berbeda dan banyak lagi hal lainnya.

Maka sangat boleh jadi pasangan kita memiliki *Frame of Reference (FoR)* dan *Frame of Experience (FoE)* yang berbeda dengan kita.

*_FoR_* adalah cara pandang, keyakinan, konsep dan tatanilai yang dianut seseorang. Bisa berasal dari pendidikan ortu, bukubacaan, pergaulan, indoktrinasi dll.

*_FoE_* adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.

FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu pesan/informasi yang datang kepadanya.

Jadi jika pasangan memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda atas sesuatu, ya tidak apa-apa, karena FoE dan FoR nya memang berbeda.

Komunikasi dilakukan untuk *MEMBAGIKAN* yang kutahu kepadamu, sudut pandangku agar kau mengerti, dan demikian pula SEBALIKnya.

*_Komunikasi yang baik akan membentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA_*

Sehingga ketika datang informasi akan dipahami secara sama antara kita dan pasangan kita, ketika kita menyampaikan sesuatu, pasangan akan menerima pesan kita itu seperti yang kita inginkan.

Komunikasi menjadi bermasalah ketika menjadi *MEMAKSAKAN* pendapatku kepadamu, harus kau pakai sudut pandangku dan singkirkan sudut pandangmu.

Pada diri seseorang ada komponen NALAR dan EMOSI; *_bila Nalar panjang - Emosi kecil; bila Nalar pendek - Emosi tinggi_*

Komunikasi antara 2 orang dewasa berpijak pada Nalar.

Komunikasi yang sarat dengan aspek emosi terjadi pada anak-anak atau orang yang sudah tua.

Maka bila Anda dan pasangan masih masuk kategori Dewasa --sudah bukan anak-anak dan belum tua sekali-- maka selayaknya mengedepankan Nalar daripada emosi, dasarkan pada fakta/data dan untuk problem solving.

Bila Emosi anda dan pasangan sedang tinggi, jeda sejenak, redakan dulu ==> agar Nalar anda dan pasangan bisa berfungsi kembali dengan baik.

Ketika Emosi berada di puncak amarah (artinya Nalar berada di titik terendahnya) sesungguhnya TIDAK ADA komunikasi disana, tidak ada sesuatu yang dibagikan; yang ada hanya suara yang bersahut-sahutan, saling tindih berebut benar.

Ada beberapa kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi Anda dan pasangan:

1. *_Kaidah 2C: Clear and Clarify_*

Susunlah pesan yang ingin Anda sampaikan dengan kalimat yang jelas (clear) sehingga mudah dipahami pasangan. Gunakan bahasa yang baik dan nyaman bagi kedua belah pihak.

Berikan kesempatan kepada pasangan untuk bertanya, mengklarifikasi (clarify) bila ada hal-hal yang tidak dipahaminya.

2. *_Choose the Right Time_*

Pilihlah waktu dan suasana yang nyaman untuk menyampaikan pesan. Anda yang paling tahu tentang hal ini. Meski demikian tidak ada salahnya bertanya kepada pasangan waktu yang nyaman baginya berkomunikasi dengan anda, suasana yang diinginkannya, dll.

3. *_Kaidah 7-38-55_*

Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi.

Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).

Anda tentu sudah paham mengenai hal ini. Bila pasangan anda mengatakan "Aku jujur. Sumpah berani mati!" namun matanya kesana-kemari tak berani menatap Anda, nada bicaranya mengambang maka pesan apa yang Anda tangkap? Kata-kata atau bahasa tubuh dan intonasi yang lebih Anda percayai?

Nah, demikian pula pasangan dalam menilai pesan yang Anda sampaikan, mereka akan menilai kesesuaian kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh Anda.

4. *_Intensity of Eye Contact_*

Pepatah mengatakan _mata adalah jendela hati_

Pada saat berkomunikasi tataplah mata pasangan dengan lembut, itu akan memberikan kesan bahwa Anda terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi. Disisi lain, dengan menatap matanya Anda juga dapat mengetahui apakah pasangan jujur, mengatakan apa adanya dan tak menutupi sesuatu apapun.

5. *_Kaidah: I'm responsible for my communication results_*

Hasil dari komunikasi adalah tanggung jawab komunikator, si pemberi pesan.

Jika si penerima pesan tidak paham atau salah memahami, jangan salahkan ia, cari cara yang lain dan gunakan bahasa yang dipahaminya.

Perhatikan senantiasa responnya dari waktu ke waktu agar Anda dapat segera mengubah strategi dan cara komunikasi bilamana diperlukan. Keterlambatan memahami respon dapat berakibat timbulnya rasa jengkel pada salah satu pihak atau bahkan keduanya.

👨‍👩‍👧 *_KOMUNIKASI DENGAN ANAK_*👨‍👩‍👧

Anak –anak itu memiliki gaya komunikasi yang unik.

*Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng copy*

Sehingga gaya komunikasi anak-anak kita itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya.

Maka kitalah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan kita yang memaksa anak-anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya.

Kita pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar kalau kita yang harus memahami mereka.

Bagaimana Caranya ?

a. *_Keep Information Short & Simple (KISS)_*

Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk

⛔Kalimat tidak produktif :

“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.

✅Kalimat Produktif :

“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya”  (biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain)

b. *_Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah_*

Masih ingat dengan rumus 7-38-55 ? selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh

⛔Kalimat tidak produktif:

“Ambilkan buku itu !” ( tanpa senyum, tanpa menatap wajahnya)

✅Kalimat Produktif :

“Nak, tolong ambilkan buku itu ya” (suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)

Hasil perintah pada poin 1 dengan 2 akan berbeda. Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan cemberut. Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku senang hati.

c. *_Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan_*

⛔Kalimat tidak produktif :

“Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”

✅Kalimat produktif :

“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”

d. *_Fokus ke depan, bukan masa lalu_*

⛔Kalimat tidak produktif :

“Nilai matematikamu jelek sekali,Cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa waktu,lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”

✅Kalimat produktif :

“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”

e. *_Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”_*

Otak kita akan bekerja sesuai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul, maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.

f. *_Fokus pada solusi bukan pada masalah_*

⛔Kalimat tidak produktif :

“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”

✅Kalimat produktif:

“ Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.

g. *_Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan_*

Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja. Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.

⛔Pujian/Kritikan tidak produktif:

“Waah anak hebat, keren banget sih”

“Aduuh, nyebelin banget sih kamu”

✅Pujian/Kritikan produktif:

“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya nak”

“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”

h. *_Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman_*

⛔Kalimat Tidak Produktif:

“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”

✅Kalimat Produktif:

“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.

I. *_Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan observasi_*

⛔Kalimat tidak produktif :

“Belajar apa hari ini di sekolah? Main apa saja tadi di sekolah?

✅Kalimat produktif :

“Ibu lihat matamu berbinar sekali hari ini,sepertinya  bahagia sekali di sekolah,  boleh berbagi kebahagiaan dengan ibu?”

j. *_Ganti kalimat yang Menolak/Mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati_*

⛔Kalimat tidak produktif :

"Masa sih cuma jalan segitu aja capek?"

✅kalimat produktif :

“kakak capek ya? Apa yang paling membuatmu lelah dari perjalanan kita hari ini?”

k. *_Ganti perintah dengan pilihan_*

⛔kalimat tidak produktif :

“ Mandi sekarang ya kak!”

✅Kalimat produktif :

“Kak 30 menit  lagi kita akan berangkat, mau melanjutkan main 5 menit lagi,  baru mandi, atau mandi sekarang, kemudian bisa melanjutkan main sampai kita semua siap berangkat

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang #3/

Sumber bacaan:

_Albert Mehrabian, Silent Message : Implicit Communication of Emotions and attitudes, e book, paperback,2000_

_Dodik mariyanto, Padepokan Margosari : Komunikasi Pasangan, artikel, 2015_

_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Komunikasi Produktif, Gaza Media, 2014_

_Hasil wawancara dengan Septi Peni Wulandani tentang pola komunikasi di Padepokan Margosari_📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚📚

_Institut Ibu Profesional_

_Materi Kelas Bunda Sayang Sesi #1_

☘ *KOMUNIKASI PRODUKTIF* ☘

Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya. Maka di tahap awal ini penting bagi kita untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif,  agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kita sampaikan,  baik kepada diri sendiri,  kepada pasangan hidup kita dan anak-anak kita.

👩🏻‍💼 *_KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI_*👩🏻‍💼

Tantangan terbesar dalam komunikasi adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Karena mungkin selama ini kita tidak menyadarinya bahwa komunikasi diri kita termasuk ranah komunikasi yang tidak produktif.

Kita mulai dari pemilihan kata yang kita gunakan sehari-hari.

*_Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir dan cara kita berpikir_*

Ketika kita selalu berpikir positif maka kata-kata yang keluar dari mulut kita juga kata-kata positif, demikian juga sebaliknya.

*_Kata-kata anda itu membawa energi, maka pilihlah kata-kata anda_*

Kata *Masalah* gantilah dengan *Tantangan*

Kata *Susah* gantilah dengan *Menarik*

Kata *Aku tidak tahu* gantilah *Ayo kita cari tahu*

Ketika kita berbicara “masalah” kedua ujung bibir kita turun, bahu tertunduk, maka kita akan merasa semakin berat dan tidak bisa melihat solusi.

Tapi jika kita mengubahnya dengan “TANTANGAN”, kedua ujung bibir kita tertarik, bahu tegap, maka nalar kita akan bekerja mencari solusi.

*_Pemilihan diksi (Kosa kata) adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya_*

Pemilihan kata akan memberikan efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Maka kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup lebih berenergi dan lebih bermakna.

Jika diri kita masih sering berpikiran negatif, maka kemungkinan diksi (pilihan kata) kita juga kata-kata negatif, demikian juga sebaliknya.

👫 *_KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN_* 👫

Ketika berkomunikasi dengan orang dewasa lain, maka awali dengan kesadaran bahwa “aku dan kamu” adalah 2 individu yang berbeda dan terima hal itu.

Pasangan kita dilahirkaan oleh ayah ibu yang berbeda dengan kita, tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang berbeda, belajar pada kelas yang berbeda, mengalami hal-hal yang berbeda dan banyak lagi hal lainnya.

Maka sangat boleh jadi pasangan kita memiliki *Frame of Reference (FoR)* dan *Frame of Experience (FoE)* yang berbeda dengan kita.

*_FoR_* adalah cara pandang, keyakinan, konsep dan tatanilai yang dianut seseorang. Bisa berasal dari pendidikan ortu, bukubacaan, pergaulan, indoktrinasi dll.

*_FoE_* adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.

FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu pesan/informasi yang datang kepadanya.

Jadi jika pasangan memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda atas sesuatu, ya tidak apa-apa, karena FoE dan FoR nya memang berbeda.

Komunikasi dilakukan untuk *MEMBAGIKAN* yang kutahu kepadamu, sudut pandangku agar kau mengerti, dan demikian pula SEBALIKnya.

*_Komunikasi yang baik akan membentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA_*

Sehingga ketika datang informasi akan dipahami secara sama antara kita dan pasangan kita, ketika kita menyampaikan sesuatu, pasangan akan menerima pesan kita itu seperti yang kita inginkan.

Komunikasi menjadi bermasalah ketika menjadi *MEMAKSAKAN* pendapatku kepadamu, harus kau pakai sudut pandangku dan singkirkan sudut pandangmu.

Pada diri seseorang ada komponen NALAR dan EMOSI; *_bila Nalar panjang - Emosi kecil; bila Nalar pendek - Emosi tinggi_*

Komunikasi antara 2 orang dewasa berpijak pada Nalar.

Komunikasi yang sarat dengan aspek emosi terjadi pada anak-anak atau orang yang sudah tua.

Maka bila Anda dan pasangan masih masuk kategori Dewasa --sudah bukan anak-anak dan belum tua sekali-- maka selayaknya mengedepankan Nalar daripada emosi, dasarkan pada fakta/data dan untuk problem solving.

Bila Emosi anda dan pasangan sedang tinggi, jeda sejenak, redakan dulu ==> agar Nalar anda dan pasangan bisa berfungsi kembali dengan baik.

Ketika Emosi berada di puncak amarah (artinya Nalar berada di titik terendahnya) sesungguhnya TIDAK ADA komunikasi disana, tidak ada sesuatu yang dibagikan; yang ada hanya suara yang bersahut-sahutan, saling tindih berebut benar.

Ada beberapa kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi Anda dan pasangan:

1. *_Kaidah 2C: Clear and Clarify_*

Susunlah pesan yang ingin Anda sampaikan dengan kalimat yang jelas (clear) sehingga mudah dipahami pasangan. Gunakan bahasa yang baik dan nyaman bagi kedua belah pihak.

Berikan kesempatan kepada pasangan untuk bertanya, mengklarifikasi (clarify) bila ada hal-hal yang tidak dipahaminya.

2. *_Choose the Right Time_*

Pilihlah waktu dan suasana yang nyaman untuk menyampaikan pesan. Anda yang paling tahu tentang hal ini. Meski demikian tidak ada salahnya bertanya kepada pasangan waktu yang nyaman baginya berkomunikasi dengan anda, suasana yang diinginkannya, dll.

3. *_Kaidah 7-38-55_*

Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi.

Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).

Anda tentu sudah paham mengenai hal ini. Bila pasangan anda mengatakan "Aku jujur. Sumpah berani mati!" namun matanya kesana-kemari tak berani menatap Anda, nada bicaranya mengambang maka pesan apa yang Anda tangkap? Kata-kata atau bahasa tubuh dan intonasi yang lebih Anda percayai?

Nah, demikian pula pasangan dalam menilai pesan yang Anda sampaikan, mereka akan menilai kesesuaian kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh Anda.

4. *_Intensity of Eye Contact_*

Pepatah mengatakan _mata adalah jendela hati_

Pada saat berkomunikasi tataplah mata pasangan dengan lembut, itu akan memberikan kesan bahwa Anda terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi. Disisi lain, dengan menatap matanya Anda juga dapat mengetahui apakah pasangan jujur, mengatakan apa adanya dan tak menutupi sesuatu apapun.

5. *_Kaidah: I'm responsible for my communication results_*

Hasil dari komunikasi adalah tanggung jawab komunikator, si pemberi pesan.

Jika si penerima pesan tidak paham atau salah memahami, jangan salahkan ia, cari cara yang lain dan gunakan bahasa yang dipahaminya.

Perhatikan senantiasa responnya dari waktu ke waktu agar Anda dapat segera mengubah strategi dan cara komunikasi bilamana diperlukan. Keterlambatan memahami respon dapat berakibat timbulnya rasa jengkel pada salah satu pihak atau bahkan keduanya.

👨‍👩‍👧 *_KOMUNIKASI DENGAN ANAK_*👨‍👩‍👧

Anak –anak itu memiliki gaya komunikasi yang unik.

*Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng copy*

Sehingga gaya komunikasi anak-anak kita itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya.

Maka kitalah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan kita yang memaksa anak-anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya.

Kita pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar kalau kita yang harus memahami mereka.

Bagaimana Caranya ?

a. *_Keep Information Short & Simple (KISS)_*

Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk

⛔Kalimat tidak produktif :

“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.

✅Kalimat Produktif :

“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya”  (biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain)

b. *_Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah_*

Masih ingat dengan rumus 7-38-55 ? selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh

⛔Kalimat tidak produktif:

“Ambilkan buku itu !” ( tanpa senyum, tanpa menatap wajahnya)

✅Kalimat Produktif :

“Nak, tolong ambilkan buku itu ya” (suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)

Hasil perintah pada poin 1 dengan 2 akan berbeda. Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan cemberut. Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku senang hati.

c. *_Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan_*

⛔Kalimat tidak produktif :

“Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”

✅Kalimat produktif :

“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”

d. *_Fokus ke depan, bukan masa lalu_*

⛔Kalimat tidak produktif :

“Nilai matematikamu jelek sekali,Cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa waktu,lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”

✅Kalimat produktif :

“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”

e. *_Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”_*

Otak kita akan bekerja sesuai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul, maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.

f. *_Fokus pada solusi bukan pada masalah_*

⛔Kalimat tidak produktif :

“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”

✅Kalimat produktif:

“ Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.

g. *_Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan_*

Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja. Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.

⛔Pujian/Kritikan tidak produktif:

“Waah anak hebat, keren banget sih”

“Aduuh, nyebelin banget sih kamu”

✅Pujian/Kritikan produktif:

“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya nak”

“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”

h. *_Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman_*

⛔Kalimat Tidak Produktif:

“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”

✅Kalimat Produktif:

“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.

I. *_Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan observasi_*

⛔Kalimat tidak produktif :

“Belajar apa hari ini di sekolah? Main apa saja tadi di sekolah?

✅Kalimat produktif :

“Ibu lihat matamu berbinar sekali hari ini,sepertinya  bahagia sekali di sekolah,  boleh berbagi kebahagiaan dengan ibu?”

j. *_Ganti kalimat yang Menolak/Mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati_*

⛔Kalimat tidak produktif :

"Masa sih cuma jalan segitu aja capek?"

✅kalimat produktif :

“kakak capek ya? Apa yang paling membuatmu lelah dari perjalanan kita hari ini?”

k. *_Ganti perintah dengan pilihan_*

⛔kalimat tidak produktif :

“ Mandi sekarang ya kak!”

✅Kalimat produktif :

“Kak 30 menit  lagi kita akan berangkat, mau melanjutkan main 5 menit lagi,  baru mandi, atau mandi sekarang, kemudian bisa melanjutkan main sampai kita semua siap berangkat

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang #3/

Sumber bacaan:

_Albert Mehrabian, Silent Message : Implicit Communication of Emotions and attitudes, e book, paperback,2000_

_Dodik mariyanto, Padepokan Margosari : Komunikasi Pasangan, artikel, 2015_

_Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Komunikasi Produktif, Gaza Media, 2014_

_Hasil wawancara dengan Septi Peni Wulandani tentang pola komunikasi di Padepokan Margosari_