Pages

Sunday, September 30, 2018

Hari 10 Reviu Kelompok 9 "Pertanyaan Kritis Anak tentang Fotrah Seksualitas"

Hari 10 Reviu Kelompok 9 "Pertanyaan Kritis Anak tentang Fotrah Seksualitas"

Kelompok 9 mengangkat tema  tentang Pertanyaan Kritis Anak tentang Fotrah Seksualitas". Dalam paparannya kelompok 9 menyampaikan bahwa komunikasi yg produktif antara orang tua dan anak merupakan kunci sukses pengenalan fitrah seksualitas.

Menurut Harry Santosa, fitrah seksualitas adalah tentang bagaimna seseorang berfikir, merasa dan bersikaf sesai fitrahnya sbg laki-laki sejati atau perempuan sejati

Sedangkan Bu Elly Risman, Psi. menjelaskan lebih rinci tentang Fotrah seksualitas sebagai  totalitas kepribadian seseorang, mencakup cara berfikir, merasa, berkreasi, berbudaya dan beragama serta dalam interaksi sosialnya.
Menurut Harry Santosa, fitrah seksualitas adalah tentang bagaimna seseorang berfikir, merasa dan bersikaf sesai fitrahnya sbg laki-laki sejati atau perempuan sejati.

Sedangkan Bu Elly Risman, Psi. menjelaskan lebih rinci tentang Fotrah seksualitas sebagai  totalitas kepribadian seseorang, mencakup cara berfikir, merasa, berkreasi, berbudaya dan beragama serta dalam interaksi sosialnya.

Mengutip Dari ust Harry…
Setiap anak sejak dilahirkan memiliki 4 potensi diantarany potensi fitrah keimanan, fitrah belajar,fitrah bakat Dan fitrah perkembangan .. dimana diharapkan masing masing berkembang seimbang sehingga tiap insan Akan memiliki peran peradaban.

Tiap tahapan perkembangan diharapkan brjalan seiring...agar peran tiap anak bisa optimal dan agar perkembangan optimal diperlukan komunikasi yg produktif. Komunikasi produktif bisa brjalan sesuai perkembangan kognisi anak y...

Dengan memahami tahapan perkembangan kognisi anak Kita Akan lebih mudah menjalin komunikasi yg produktif dengan anak. Dimana pasti saat bisa mnjalin komunikasi produktif, maka anak Akan mencari sumber information hanya dari Kita sebagai orang tua. Walaupun dia dpt informasi dari luar, tetap akan bertanya kepada kita.

Nah...dsini diperlukan pengetahuan Kita ttg apa & bagaimana kemungkinan pertanyaan& jawaban yg bisa Kita siapkan sebagai ortu...agar Rasa penasaran anak bisa Kita tuntaskan. Orang tua menjadi kunci utama dalam pengenalan fitrah seksualitas

Dian pertanyaan kritis anak merupakan situasi menantang tersendiri yg dihadapi oleh ortu...utk pertanyaan sehari2
‬Cth kecil aja mak...anak bertanya soal, "Mak kenapa sih kalau naik mobil pohonnya pada jalan?"
Atau bertanya kenapa sih kok matahari jauh ya mah. Sampai ke pertanyaan yg menyangkut ttg fitrah seksualitas dia spt, "Mah mimpi basah itu apa ya?"
Apalagi di masa era media digital yang membuat arus teknologi dan informasi sangat cepat
Kalau udah denger pertanyaan yg nyerempet2..terus gimana reaksi orang tua...
Kita cenderung memilih kaget, PANIK, MENOLAK, atau bahkan MENYURUH DIAM....

Kira2 apa yang dirasakan anak mak ketika kt menempatkan diri mjd posisi sbg si anak...apa reaksi yg mgkn muncul...

Yg plg menakutkan adalah ketika anak *MEMILIH MENCARI SUMBER LAIN UNTUK MENCARI TAHU*

Ini yah mak 6 Lanka kritis
1. Suaabaarr
2. Kesiapan
3. Menyepakati aturan main. Ktk lg ada acara besar, dia bisa bertanya atau membahasnya di rumah kl hal2 tsb menyangkut sensitif ya mak spt pertanyaan terkait fitrah seksualitas
4. Jangan menunjukkan respon negatif. Positif dl maak, jgn parno duluan krn mgkn tidak ada maksud apa2 di balik pertanyaannya.
5. Dengarkan baik2
6. Arahkan pd penemuan jawaban

1. Rasa ingin tahu anak berkembang
2. Tumbuh mjd pribadi yg PD
3. Ketajaman berpikir terasah
4. Anak memperoleh kesempatan menambah wawasan baru 😄
[LJBagaimana cara menjadi sahabat bagi anak? (Cahyadi Takariawan)

1. Menjadi Sahabat bagi Suami
2. Terimalah Anak dengan Segala Potensinya
3. Jadilah Pendengar yang Baik untuk Anak
4. Keempat, Libatkan Diri dalam Kegiatan Anak
5. Kelima, Berikan Penghargaan dan Hukuman
6. Keenam, Berikan Kepercayaan terhadap Anak
7. Ketujuh, Jadilah Teladan bagi Anak

Kami dari kelompok 9 sudah merangkum pertanyaan yang sering ditanyakan anak perihal seksualitas berikut dg jawabannya..

cekidot mak💃

https://bit.ly/2NNP2iR

Setiap anak sejak dilahirkan memiliki 4 potensi diantarany potensi fitrah keimanan, fitrah belajar,fitrah bakat Dan fitrah perkembangan .. dimana diharapkan masing masing berkembang seimbang sehingga tiap insan Akan memiliki peran peradaban.
Tiap tahapan perkembangan diharapkan brjalan seiring. Agar peran tiap anak bisa optimal

Agar perkembangan optimal diperlukan komunikasi yg produktif. Komunikasi produktif bis
brjalan sesuai perkembanganq kognisi anak y...
Dengan memahami tahapan perkembangan kognisi anak Kita Akan lebih mudah menjalin komunikasi yg produktif dengan anak y...dimana pasti saat bisa mnjalin komunikasi produktif Maka anak Akan mencari sumber information hanya Dari Kita sebagai orang tua...walaupun dia dpt informasi Dari luar...tetap Akan brtanya lagi ke Kita...😃
Nah...dsini diperlukan pengetahuan Kita ttg apa & bagaimana kemungkinan pertanyaan& jawaban yg bisa Kita siapkan sebagai ortu...agar Rasa penasaran anak bisa Kita tuntaskan...

Orang tua menjadi kunci utama dalam pengenalan fitrah seksualitas. Dan pertanyaan kritis anak merupakan situasi menantang tersendiri yg dihadapi oleh ortu. utk pertanyaan sehari2 Cth kecil aja mak...anak bertanya soal, "Mak kenapa sih kalau naik mobil pohonnya pada jalan?"
Atau bertanya kenapa sih kok matahari jauh ya mah. Sampai ke pertanyaan yg menyangkut ttg fitrah seksualitas dia spt, "Mah mimpi basah itu apa ya?"
Apalagi di masa era media digital yang membuat arus teknologi dan informasi sangat cepat

Ini yah mak 6 langkah kritis
1. Suaabaarr
2. Kesiapan
3. Menyepakati aturan main. Ktk lg ada acara besar, dia bisa bertanya atau membahasnya di rumah kl hal2 tsb menyangkut sensitif ya mak spt pertanyaan terkait fitrah seksualitas
4. Jangan menunjukkan respon negatif. Positif dl maak, jgn parno duluan krn mgkn tidak ada maksud apa2 di balik pertanyaannya.
5. Dengarkan baik2
6. Arahkan pd penemuan jawaban
InsyaAllah dr sikap positif yg diberikan anak akan berdampak positif pada diri anak
1. Rasa ingin tahu anak berkembang
2. Tumbuh mjd pribadi yg PD
3. Ketajaman berpikir terasah
4. Anak memperoleh kesempatan menambah wawasan baru 😄

Bagaimana cara menjadi sahabat bagi anak? (Cahyadi Takariawan)

1. Menjadi Sahabat bagi Suami
2. Terimalah Anak dengan Segala Potensinya
3. Jadilah Pendengar yang Baik untuk Anak
4. Keempat, Libatkan Diri dalam Kegiatan Anak
5. Kelima, Berikan Penghargaan dan Hukuman
6. Keenam, Berikan Kepercayaan terhadap Anak
7. Ketujuh, Jadilah Teladan bagi Anak

cekidot mak💃

https://bit.ly/2NNP2iR

Saturday, September 29, 2018

Hari 9 "Reviu Kelompok 8 " Fitrah Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi"

Kelompok 8 mengangkat tema tentang Fitrah Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi. Berikut materi yang disampaikan:

🚑 *KESEHATAN REPRODUKSI* 🚑

👉 KESEHATAN adalah bukan hanya tidak ada penyakit dalam tubuh, ttp juga kesejahteraan jasmani, mental, dan spiritual. 💆‍♀

👉 REPRODUKSI adalah menghasilkan kembali yaitu proses dalam menghasilkan atau melahirkan keturunan demi kelestarian hidup manusia. 👥👥👥

👉 Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat jasmani, rohani, dan social dalam diri seorang wanita atau seorang pria dalam melakukan fungsi melanjutkan keturunan atau reproduksi.
[9/28, 8:20 PM] Rizqi Choiriah Bunsay Depok: *Mengapa Orang tua Harus Memahami Kesehatan Reproduksi?* ❗❓❓

-Terkadang, orang tua menganggap *pembicaraan seksualitas* dengan anaknya merupakan *hal yang tabu* atau tidak pantas dibicarakan. 🚫

- *Masa balita* merupakan masa di mana anak memiliki *rasa keingintahuan yang tinggi* termasuk hal seksualitas dan kesehatan reproduksi 👶

- *Orangtua perlu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman* yang benar tentang *seksualitas dan kesehatan reproduksi* agar dapat menjawab, menanggapi, dan bersikap terhadap berbagai macam pertanyaan yang sering muncul berkaitan dengan ini. 🧐🧐
[9/28, 8:21 PM] Rizqi Choiriah Bunsay Depok: *Pendidikan Seksualitas*
Pendidikan seksualitas merupakan hal yang luas meliputi:
-pengenalan identitas diri dan jenis kelamin 🚹🚺
-Pengenalan gender laki-laki dan perempuan 🚹🚺
-Organ reproduksi beserta fungsinya 📚
-Cara menjaga kesehatan 🚪
-Cara menghindarkan diri dari kekerasan seksual ❌❌

👉 Mengenalkan anak tentang organ reproduksi, pendidikan seks dan gender, penting dilakukan sejak dini. 👶

👉 Di antara manfaatnya untuk menghindarkan anak berbicara kotor dan risiko menjadi korban kejahatan seksual. ‼

📌 *Tahap Pendidikan Seksual Sesuai Usia Anak*📌

👶 *Usia 0-3 tahun*

👉 Mulailah dengan mengenalkan dan memberikan nama alat kelamin sesuai dengan jenis kelamin anak, yaitu penis dan vagina.

Nama-nama lain yang diberikan akan membuat anak menjadi bingung. 🤔

🧒👧 Sekitar usia 2-3 tahun, ajari anak kegiatan toilet training dan cara membersihkan alat kelaminnya secara bertahap.

👦👩 *Usia 3-5 tahun*

Anak mulai bertanya mengenai kehamilan dan mulai memahami bahwa kehamilan hanya dialami oleh perempuan. 🧐

Anda mulai memberikan informasi dan pemahaman mengenai peran gender laki-laki dan perempuan.

Anak diberikan pemahaman bahwa tubuhnya adalah milik dirinya sendiri, sehingga orang tua perlu mengajarinya privacy. 💝

Ajari padanya mengenai sentuhan baik dan tidak baik, serta bagian tubuh mana yang boleh/tidak boleh disentuh. 🙅‍♀🙅‍♂

Mulai tumbuhkan rasa malu pada anak, misal ketika ia menolak memakai handuk keluar dari kamar mandi. 🤭

👱‍♂👱‍♀ *Usia 6-12 tahun*

Perkuat pemahaman anak mengenai aturan atau norma sosial mengenai hal-hal pribadi. 📒📒

👉 Mulai usia 8 tahun, anak sudah diperkenalkan dengan informasi mengenai pubertas, yaitu tentang menstruasi dan mimpi basah.

📌 Sejumlah anak mengalami pubertas lebih dini sebelum usia 10 tahun.

📌 Anak praremaja mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai reproduksi secara biologis.

📌 Anak praremaja perlu memahami tentang hubungan pertemanan yang sehat dan hubungan yang tidak sehat
Nilai-nilai sosial lebih mendalam dipahami anak, misalnya mengekspos diri sendiri adalah hal yang merugikan dan harus dihindari.

👉 Pemahaman mengenai STD (penyakit seksual menular) dan risiko kehamilan usia dini.

👉 Untuk lebih mendalami pemahaman kita tentang pendidikan seks bagi anak usia dini, bisa ditonton video berikut
[9/28, 8:22 PM] Rizqi Choiriah Bunsay Depok: *Bagaimana Mengenalkan Alat-alat Reproduksi kepada Balita?* 🤔🤔

👉 Mengenalkan alat reproduksi merupakan bagian dari pendidikan seksualitas. Pendidikan ini dapat dimulai ketika anak sudah bisa bicara dimulai dengan menjelaskan anatomi gambar tubuh anak secara umum.

Di sini, orang tua bisa menjelaskan dan menunjuk anatomi tubuh secara umum dan fungsinya. Contohnya: mulut untuk berbicara, mata untuk melihat, kaki untuk berjalan, tangan untuk menggenggam, telinga untuk mendengar, dll. 🧐

Selanjutnya, dikenalkan dengan organ reproduksi baik laki-laki ataupun perempuan. Yang perlu orang tua perhatikan adalah mengajarkan alat reproduksi dengan nama yang benar, seperti kemaluan/kelamin, vagina, penis, dll. Menyamarkan penyebutan asli, seperti burung untuk kelamin pria akan membuat anak bingung. ❌❌❌

Efnie Indriane, seorang psikolog anak, menyarankan para orangtua untuk tidak membiasakan anak menunjuk langsung alat reproduksi dalam mengenalkan hal tersebut padanya. Sebab, anak-anak sedang berada pada masa eksplorasi, sehingga dikhawatirkan si kecil akan berbuat hal yang serupa saat sedang buang air bersama teman sebayanya di tempat-tempat umum seperti kamar bilas di kolam renang, WC umum, dan WC sekolah. Menurut Efnie, orangtua sebaiknya menggunakan gambar, poster, dan buku dalam mengajarkan hal ini ketimbang menunjuk langsung organ reproduksi Anda dan anak untuk membandingkan.

*Alat Reproduksi Wanita*
Bagian luar terdiri dari:
-Bibir luar/labia mayora
-Bibir dalam/labia minora
-Kelentit/Klitoris
-Mulut Vagina
-Selaput Dara/Hymen

Bagian dalam terdiri dari
-Vagina sebelah dalam
-Mulut rahim / Cerviks
-Rahim / Uterus
-Saluran telur/ Tuba Fallopii
-Indung telur / Ovarium

*Alat Reproduksi Pria*
Terdiri dari:
-Zakar / penis
berbentuk bulat memanjang dan memiliki ujung yang disebut glandsyang banyak dipenuhi serabut syraf peka.
-Buah zakar / testis,
jumlah sepasang, bentuknya bulat lonjong dan terletak menggantung pada pangkal penis. Dan didalam testis dihasilkan sel kelamin pria ( sperma).
-Saluran kencing / Uretra, 
saluran untuk mengeluarkan cairan kencing dr tubuh pria, namun tdk secara bersamaan. Pada saat air mani dikeluarkan secara otomatis katub kandung kemih akan menutup.
-Kelenjari prostat,
menghasilkan cairan yang berisi zat makanan untuk menghidupi sperma.
-Kelenjar seminalis, 
fungsinya hampir sama dgn kelenjar prostat.

Kesehatan reproduksi pada anak terkait pada seluruh sistem dan proses reproduksi yang normal dan sehat.
▶Alat reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus.
▶Tujuan
menjaga organ reproduksi anak agar terjaga fungsinya dengan baik hingga dewasa nanti.
Tanggungjawab orangtua -----> Pendidikan dan Cara menjaga kebersihan alat Reproduksi.
==== Mulai kapan?

💚Kebersihan menurut islam
orang yang membersihkan diri atau mengusahakan kebersihan dicintai oleh Allah SWT, dalam Surat Al-Baqarah ayat 222 yang berbunyi :
.......ﺍِنَّﷲَيُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَﻬِّرِيْنَ۝
Artinya : “........Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang                                     yang menyucikan / membersihkan diri”. (Al-Baqarah : 222)
اِنَّ ﷲَتَعَالَى طَيِّبٌ يُحِبُّ الطَّيِّبَ
نَظِيْفٌ يُحِبُّ النَّظَافَةُ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ جَوَّادٌ يُحِبُّ الْجُوْدَ فَنَظَّفُوْااَفْنِيَتَكُمْ ٠﴿رواه التّرمذى﴾
Artinya : “Sesungguhnya Allah itu baik, mencintai kebaikan, bahwasanya Allah itu bersih, menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah menyukai keindahan, karena itu bersihkan tempat-tempatmu”. (HR. Turmudzi)

Najis --> bahasa = kotor, tidak bersih atau tidak suci.
---> istilah =  kotoran
yang  wajib dibersihkan

Kencing bayi termasuk najis??
Kencing anak-anak digolongkan menjadi najis mukhafafah (ringan) dan najis mutawashitah (sedang). 🍀Najis Mukhafaffah, yaitu naijs yang cara mensucikannya cukup memercikan air kepada tempat atau benda yang di kenainya.
Contoh ---> kencing bayi laki-laki yang belum makan makanan, kecuali asi.
🍀Najis Mutawassithah, yaitu najis yang cara mensucikannya dengan membersihkan najis itu terlebih dahulu, kemudian mengalirkan air kepada tempat yang dikenainya.
Contoh : kencing bayi perempuan, kencing bayi laki- laki sejak mengonsumsi makanan tambahan.
🌟 Kebersihan diri terhadap najis penting diketahui 🌟

Perkembangan popok sebagai penyerap Kencing bayi =
Popok Kain ---> popok sekali pakai (pospak)

Tentang Pospak
- Praktis
Bayi baru lahir frekuensi pipis sangat sering ( setiap 10 hingga 20 menit), pospak membantu mengurangi tumpukannya kain popok untuk dicuci.
- Bahaya Ruam
Kulit bayi yang tertutup pospak sepanjang Hari rentan terhadap ruam popok karena kondisinya yang lembab.
- infeksi dan penyakit lainnya jika terlambat mengganti pospak.
- Boros
Pemakaian pospak tidak hanya sekali  tapi bisa berulang dalam sehari. Dibutuhkan banyak pospak perminggu bahkan perbulan. Tentu saja Dana  yang dikeluarkan tidak sedikit.
Tentang Popok kain
- Aman lingkungan karena tidak banyak sampah ( limbah ) pospak yang masuk ke tempt pembuangan sampah
- Resiko ruam sedikit karena kondisinya lembab bisa dihindarkan dengan segera mengganti popok yang terkena pipis
- Ekonomis
Lebih sedikit dana yang di keluarkan untuk membeli popok baru karena bisa dicuci

Keputusan menggunakan popok Kain adalah yang terbaik

Keunggulan Popok kain
▶Otak bayi terlatih  merespon ketidaknyamanan ( kondisi basah) ketika baru pipis dengan menangis
▶ Bayi terlatih terjaga alat reproduksinya dari najis yang menempel terlalu lama

Cara membersihkan alat kelamin

🌟Membersihkan kelamin wanita
Anak:
- arah cebok dari depan ke belakang agar bakteri tidak masuk ke dalam organ intim sehingga dapat menyebabkan infeksi
- bersihkan selangkangan
- keringkan area kewanitaan dengan tisu sekali pakai atau handuk kering
- cuci tangan saat akan keluar toilet

Remaja :
- idem dgn anak, tambahkan pengingat untuk mengganti pembalut jika sdh haid

🌟Membersihkan kelamin laki2:
Bayi/anak  :
- bersihkan lipatan dibawah buah zakar
- Bersihkan penis dengan menarik kulup ke arah pangkal penis secara perlahan, bersihkan pula lemak (smegma) yg keluar dr kulup
- bersihkan selangkangan
- bersihkan bokong dr arah depan ke belakang

http://www.ayahbunda.co.id/bayi-tips/4-langkah-membersihkan-kelamin-bayi-laki-laki

Sunat adalah salah satu cara menjaga kesehatan reproduksi.
sunat atau khitan (Arab, الختان) atau memotong kulup (kulit) yang menutupi ujung zakar kemaluan laki-laki.
----> mempermudah seorang muslim untuk mensucikan diri dari najis.
▶Teknik yang umum digunakan di Indonesia  -- > cara dipotong menggunakan bistouri (pisau bedah) / konvensional; smart clamp, plestibel, tara clamp, dan cauter; Laser.

Khitan memiliki manfaat kesehatan
▶dapat mengurangi resiko kanker penis dan infeksi air kencing
▶membuat wanita yang menjadi pasangan pria yang sunat akan lebih kecil terkena kanker leher rahim.

Di zaman ini, banyak sekali kasus pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak.
Tentunya kita sebagai orang tua sangat khawatir dengan kondisi tersebut. Untuk mencegah terjadinya kekerasan dan pelecehan seksual, hal yg bisa kita lakukan adalah

1. Jangan memakaikan pakaian terbuka pd anak
2. Tanamkan rasa malu sejak dini
3. Jaga si kecil dr hal2 yang berbau pornografi
4. Beritahu anak agar menolak ajakan orang asing
5. Mengenalkan organ private pada anak agar anak tidak mencari informasi dr luar. Hal tersebut karena dikhawatirkan anak mendapat informasi yang salah.

Pencegahan dapat dilakukan juga sesuai dengan umur anak :
1. Umur 3-5 th
- Kenalkan organ privat dan ajarkan bahwa organ tersebut hanya dapat disentuh oleh diri sendiri

3. Umur 5-8 th
- Berikan pengertian sentuhan salah yang harus dihindari.
- Jadilah tempat berlindung bagi si kecil, agar ia mau bercerita jika ada orang lain yang menyentuhnya dengan tidak benar dan membuat risih.

4. Umur 8-12
- tekankan keamanan diri sendiri agar ia bisa melindungi tubuhnya terutama bagian privat

Adapun kita harus waspada apabila ada orang yang berperilaku aneh. Berikut beberapa ciri pelaku pelecehan :
- Awal mulanya merayu anak secara bertahap
- Kemudian mencoba mendapatkan perhatian orangtuanya dengan berpura pura menaruh minat tulus pada si anak
- Sedikit-sedikit mulai kontak fisik dan dimulai dengan belaian
- Setelah mendapat perhatian anak dan orangtuanya biasanya ia mulai beraksi dengan berpura2 mengajarkan hal2 yg berbau seksual, memperlihatkan hal-hal berbau pornografi
- Dan akhirnya berakhir dengan melakukan hal yang tidak senonoh

Kita harus meningkatkan kewaspadaan kita terhadap pelaku yang mungkin berada di sekitar kita. Jangan lupa untuk menanyakan dan mengajak ngobrol si kecil setiap harinya, serta memastikan bahwa ia aman dan tidak tersakiti.

Sumber : www.bayiku.org. mencegah pelecehan seksual pada anak.

Friday, September 28, 2018

Hari 8 Reviu Kelompok 7 "Bunda, Ada Rasa Dihatiku"

Kamis, 27 September 2018 giliran kelompok 7 yang menyampaikan materi presentasi. Tema yang diangkat adalah "Bunda, Ada Rasa Dihatiku". Karena 6 kelompok sebelumnya telah menyampaikan materi yang cukup lengkap mengenai fitrah seksualitas dan tahapan pengenalan fitrah tersebut, maka kelompok 7 berusaha menawarkan sudut pandang yang lebih maju sekian langkah ke depan.

Kami diajak untuk membayangkan saat dimana anak-anak kami telah dewasa dan telah baligh. Apakah kami masih bisa akrab dengan anak-anak dan menjadi tujuan mereka dalam bertanya?

Oleh karena itu kelompok 7 mengangkat urgensi komunikasi produktif yang materinya telah dipelajari pada level pertama Bunda Sayang kita. Dalam paparannya, mereka memandang konsisten dalam proses komunikasi produktif yanh merupakan kunci kelekatan hingga anak-anak dewasa. Sehingga kita sebagai orang tua dapat mengantarkannya kepada gerbang pernikahan.

Mengapa penting sekali menjaga komunikasi dengan anak-anak kita berikut disajikan hasil sebuah penelitian:

Dari hasil wawancara pada petugas di salah satu hotel X di Bandungan, diketahui bahwa 50% pengunjung yang melakukan transaksi seksual adalah remaja, yaitu remaja asal daerah Bandungan maupun pendatang dari luar Bandungan. Didapatkan data pada salah satu hotel di daerah Bandungan, pada bulan April-Mei 2016 remaja yang menyewa WPS sebanyk 139 orang dari berbagai daerah. Hasil wawancara dengan 3 orang remaja yang tinggal di wilayah Kalinyamat, diketahui mereka sudah melakukan hubungan seksual dengan WPS dan alasan mereka melakukan seks dipengaruhi oleh curiosity, ajakan dari teman sebaya dan sering mengakses internet seperti gambar, majalah, atau video porno.


Referensi:

Hubungan antara Pengetahuan, Pola Asuh Permisif, Tayangan Pornografi, dan Konformitas Teman Sebaya dengan Perilaku Seks Remaja yang Menggunakan Jasa WPS (Wanita Penjaja Seks) di Bandungan Kab. Semarang
Noviyana Isnaeni , Budi Laksono, Sri Maryati Deliana
Prodi Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesi

Thursday, September 27, 2018

Hari 7 Reviu Kelompok 6 "Menanamkan Fitrah Seksualitas dengan Bermain"

Rabu malam, giliran kelompok 6 yang presentasi. Mereka mengangkat tema tentang bagaimana menanamkan fitrah seksualitas dengan bermain. Banyak sekali oleh-oleh dari kelompok 5 terutama tentang ide bermain dengan anak yang berhubungan dengan pengenalan fitrah seksualitas. Berikut rangkuman presentasi kelompok 6.

Secara garis besar, poin-poin yang disampaikan kelompok 6 terdiri dari:
1. Pembahasan umum tentang seksualitas, Mengapa pendidikan seksualitas penting dan prinsip dasar mengasuh seksualitas.
2. Bagaimana orangtua memulai pembicaraan  seksualitas dan apa saja caranya.
3. Bermain sebagai media mendidik seksualitas anak
4. Ide permainan bersama anak
5. Kesimpulan dan output pendidikan seksualitas

Kenapa Pendidikan Seksualitas Penting?
a. Mengembangkan keterampilan sosial anak
b. Mengembangkan kemampuan anak untuk menyampaikan peran secara asertif
c. Membangun kemandirian anak dengan lebih baik
d. Membuat anak lebih bertanggung jawab dalam perilakunya
e. Dapat mengurangi resiko anak terhadap kejahatan seksual, tertular penyakit dan kehamilan yang tidak diharapkan
f. Membuat anak dapat menyampaikan laporan jika terjadi kejahatan seksual
g. Membuat anak dapat memilih sikap dan perilaku yang lebih adaptif dan sesuai dengan harapan sosial
h. Membuat anak dapat memilih tindakan yang lebih sehat.

[9/26, 7:39 PM] Misri Bunsay IIP: Prinsip Dasar Mengasuh Seksualitas:

a. Mulai dari : Kesadaran dan Kesepakatan anak adalah amanah Allah
b. Tanggung jawab pada Allah dunia akhirat : Baligh = Mukallaf
c. Gentingnya Masalah karena isu makin berkembang
d. Anak perlu disiapkan dan didampingi melewati pubertasnya
e. Orangtua pendidik utama dan pertama seksualitas anak - Konsekuen dan respect
f.Landasan AGAMA
g. Putuskan masa lalu > Keluar dari Tabu, saru dan Gak tega
h. Tingkatkan terus pengetahuan dan keterampilan orang tua
i. Sepakat: Kedua orang tua harus punya : Concern, Commitment & Continuity
j. Sediakan Waktu, Tenaga dan Biaya
k. Menjadi “Askable Parents”
l. Penjelasan masalah seksualitas harus diberikan oleh orang tua dengan jenis kelamin yang sama.

Dari penjelasan diatas bisa kita pahami seberapa pentingnya pendidikan seksualitas bagi kehidupan anak-anak kita. Tapi bagaimana ya  cara yang pas mengawalinya?

Bagaimana Memulai Pembicaraan Dengan Anak?

💡 *Mulailah dengan issue yang sedang banyak dibahas saat itu.* Dengan demikian, anak mendapatkan contoh konkret yang diharapkan bisa lebih mudah dipahami oleh anak.

💡 *Ceritakan pengalaman ayah/bunda dulu.* Proses _curhat_ dari hati ke hati atau melalui cerita singkat masa lalu orangtua tidak hanya menjadi cara mudah memberikan pemahaman tentang seksualitas tetapi juga semakin memupuk kedekatan antara orangtua dan anak.

💡 *Berinisiatif memulai pembicaraan, jangan tunggu anak bertanya.* Hal ini untuk menghindari kejadian kecolongan, yakni jika anak malah bertanya kepada orang yang salah bahkan mencari tahu dari sumber yang tidak baik.

💡 *Ciptakan suasana dan kondisi yang memungkinkan untuk berdiskusi.* Ayah/bunda bisa mengajak anak berdiskusi secara pribadi, berdua saja. Ini akan mendorong anak untuk lebih terbuka dalam menuntaskan rasa penasarannya, juga membuat ayah/bunda lebih fokus dalam memberikan penjelasan.

💡 *Buka pikiran dan perasaan.*

💡 *Menyampaikan nilai-nilai yang dianut dalam keluarga kepada anak dengan bahasa yang mudah dipahami.*

💡 *Mengetahui tahapan pemahaman anak.* Awali dengan bertanya kepada anak, sampai sejauh mana pemahaman yang diketahui olehnya.

💡 *Beri jawaban singkat namun jelas, selalu kunci dengan AGAMA.* 

💡 *Mendengarkan dan menyimak dengan seksama obrolan anak kemudian bersabar juga berempatilah kepada anak.*

💡 *Selalu mencoba berkomunikasi pada setiap kesempatan tanpa menunda.* Manfaatkan sebagai Golden Opportunity untuk mengajarkan anak tentang seksualitas.

💡 *Santai, tenang dan tidak panik.* Agar kedepannya anak selalu mau terbuka tanpa ada rada malu dan takut untuk bertanya atau mengutarakan sesuatu terkait seksualitas.

💡 *Lakukan dengan cinta.* 🤗💕

💡 *Teladan lebih baik dari 1000 kata.* Anak belajar nilai-nilai melalui interaksi sehari-hari dengan orangtuanya.

Selain ngobrol, curhat, ada lagi kah cara supaya anak lebih mudah paham?

Untuk dapat masuk ke dunia anak dan mengajarkan seksualitas, orangtua disarankan masuk ke dunia yang paling dikenal oleh anak.

🚙  🚛  🚜  🚲  🚢  🚁  🚀  🛩  🚓

_*Dunia itu adalah dunia bermain.*_

🎠  🎡  🎨  🎭  ⚽  🎈  🎎  🎤  🎶

Saat ini, anak masih membutuhkan penjelasan secara konkret atau nyata. Dunia bermain dapat memberikan pemahaman secara konkret pada anak.

Jika kita masuk ke toko mainan, maka biasanya kita akan mendapati pemisahan lorong untuk mainan anak laki-laki dan mainan anak perempuan. Begitu pula di kehidupan sosial kita. Ada kecenderungan penggunaan warna yang berbeda untuk anak laki-laki dan perempuan. Biru untuk laki-laki dan pink untuk perempuan. Bagi sebagian orang, mungkin tidak sepenuhnya sepakat dengan hal tersebut. Namun pemisahan itu sudah menjadi hal yang sangat wajar di kehidupan sehari-hari. Apakah merupakan produk bawaan (nature) atau karena pola asuh (nurture)? Apakah anak-anak secara alami atau punya bawaan untuk memilih objek tertentu ataukah  karena pengaruh pola asuh dari orangtuanya yang memengaruhi anak di awal kehidupannya?

Sebuah studi menunjukkan bahwa ketertarikan berdasarkan gender sudah ada bahkan sebelum bayi bisa merangkak.

Ketika diperlihatkan pada tujuh macam mainan, bayi laki-laki berusia 9 bulan spontan mengambil mobil-mobilan, bola, serta mainan penggali pasir, dan cuek pada boneka beruang dan peralatan memasak. Bagaimana dengan para bayi perempuan? Pada usia yang sama, mereka juga lebih tertarik pada boneka, sayuran plastik, serta miniatur satu set cangkir.

Sara Amalie Thommessen, (dari City University, London, Inggris) menyimpulkan bahwa anak laki-laki lebih menyukai mainan yang bergerak, sedangkan anak perempuan memilih mainan yang memiliki profil wajah atau mainan yang mendukung naluri mengasuh.

Walter Gilliam, pakar perkembangan anak mengatakan bayi sudah mampu menangkap banyak hal di usianya yang baru 9 bulan.
Ketertarikan pada suatu objek berdasarkan perbedaan gender akan lebih nyata saat anak bertambah besar. Di usia 27 bulan hingga 36 bulan, anak perempuan menghabiskan 50 persen waktu bermainnya untuk main boneka. Sementara itu 87 persen waktunya dihabiskan anak laki-laki untuk main mobil-mobilan dan bola.

Professor Melissa Hines dari Cambridge University berhasil mengidentifikasi perbedaan gender dalam preferensi mainan. Ada beberapa bukti bahwa otak anak laki-laki didesain untuk mengekspresikan minat awal pada permainan kasar dan fisik serta mainan yang bergerak (seperti mobil-mobilan), sementara perempuan memilih boneka dan bermain peran.

Yang perlu diperhatikan sebelum mengajak anak bermain ataupun berkegiatan adalah :

*1. Tahapan perkembangan anak*

Kenali tahap perkembangan anak saat itu. Ini diperlukan agar orangtua mengetahui cara membangun pemahaman anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

*2. Gaya belajar anak*

Perhatikan gaya belajar yg dominan pada diri anak, kemudian pilih metode dan media yg sesuai agar lebih mudah memahami penjelasan dan materi yg diberikan.

*3. Respon dan suasana hati anak*

Pastikan kondisi anak prima saat diajak bermain. Perut sudah kenyang, tidak sedang mengantuk, tidak sedang sakit. Karena segala aktifitas yg dilakukan dengan perasaan gembira akan lebih mudah terserap ke dalam pemahaman anak.

```Ref : Nahda Kurnia, Ellen Tjandra,

"Bunda Seks Itu Apa Sih?"```

Ternyata Mak, ada fungsi lain dari bermain yg baru saja ditemukan.

_Saat ibu dan ayah bermain dengan anak ternyata dapat membantu membentuk pandangan anak tentang gender, yakni apa itu *maskulin* dan *feminin* ._

Pengamatan ini didasarkan pada analisis interaksi berupa video yg terekam dari sekitar 80 keluarga yang tinggal di dua kota kecil di Kansas, Amerika Serikat.

Rekaman tersebut berupa 15 menit sesi bermain bersama anak-anak dan 10 menit sesi makan makanan kecil.

Dalam proses bermain tersebut, peneliti menemukan bahwa Ayah cenderung bersikap *tegas* sedangkan Ibu lebih banyak bertindak laiknya *fasilitator yg kooperatif namun juga fleksibel* .

Anak-anak dalam keluarga yg sama bisa memiliki pengalaman yg berbeda saat berinteraksi dengan Ayah  atau Ibunya.

_"Perbedaan tersebut dapat mengajarkan anak-anak pelajaran tak langsung tentang *peran gender* dan memperkuat *pola perilaku gender* yang kemudian mereka bawa ke luar konteks keluarga."_

Sumber : https://www.google.co.id/amp/s/lifestyle.okezone.com/amp/2010/06/28/196/347459/ajarkan-peran-gender-melalui-permainan.

Demikiram rangkuman dari presentasi kelompok 6.

Wednesday, September 26, 2018

Hari 6 Reviu Kelompok 5

Kaidah-Kaidah Tarbiyah Jinsiyah, yaitu :

1. Memerlukan waktu & tahapan, bukan penjelasan yg singkat & tiba2

2. Merupakan ilmu untuk menjaga kesucian, karenanya perlu disampaikan dengan cara yang suci

3. Memberikan pengetahuan yg baik dan benar. Mengapa? Sebab jika anak tidak mendapat dari sumber yg jernih, maka ia akan mencari tahu dari sumber yg keruh

4. Fiqih adalah pintu masuk utama & mulia untuk memulai pendidikan seksual, sebab bernilai ibadah. Urutan2 bab dalam kitab fiqh bukan tanpa alasan, para ulama terdahulu menyusunnya sesuai dgn kebutuhan manusia

5. Memerlukan ketenangan & kesiapan org tua ketika menjawab pertanyaan anak seputar hal ini. Jawablah dgn baik & benar sesuai dgn usia anak

6. Jadikan kisah tumbuhan & binatang sebagai ilustrasi, misal proses penyerbukan bunga

7. Membatasi detailnya penjelasan agar tidak mengotori otak anak dan membangkitkan syahwat

8. Jangan ada kebohongan dalam menyampaikan hal ini

9. Ada pembahasan yg berbeda antara laki2 perempuan, karenanya jangan dijelaskan bersama2 antara laki2 & perempuan

10. Penjelasan seksual diberikan hanya kepada mereka yang bertanya (itupun dengan penjelasan yang amat terbatas). Adapun bagi mereka yang tidak bertanya & tidak sibuk memikirkannya maka tidak boleh dibangkitkan pikirnnya dengan penjelasan yg tidak ia butuhkan

Kaidah-kaidah bisa dijadikan panduan kita dalam mendidik anak, mengarahkan mereka agar selalu terjaga fitrah seksualitasnya.

Dalam kajian fiqh, *Tamyiz* artinya mampu membedakan baik & buruk, dalam artian seseorang sudah dapat menilai sesuatu bermanfaat atau tidak bagi dirinya.

Fase ini dimulai sejak usia 6-7 tahun hingga baligh.

Disebut dengan *Tamyiz* karena ketika itu, minimal anak sudah dapat membedakan antara kanan & kiri.

Dalam sebuah hadist dijelaskan, ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, "kapan anak mulai diperintahkan untuk sholat?" Rasulullah SAW. menjawab, "ketika anak sudah dapat membedakan antara kanan & kiri (tamyiz)" (HR. Baihaqi)

*Bagaimana Perkembangan Anak Usia Tamyiz (7-10 tahun) dalam kajian Pendidikan Berbasis Fitrah?*

Secara fitrah, anak usia 7-10 tahun :
💕 perkembangan akal & nalarnya tumbuh pesat
💕 kesadaran akan lingkungan sosial & aturan2 yg berlaku sudah mulai tumbuh
💕 semua aspek fitrah, bergerak dari fase konsepsi kepada fase potensi

💚 Fitrah keimanannya bergerak dari penguatan konsep Rubbubiyatullah kepada Mulkiyatullah yaitu taat kepada Allah sbg Raja, Sang Pengatur, Sang Pemimpin
➡ Hal ini selaras dengan perintah sholat yang dimulai saat usia 7th

💚 Fitrah seksualitasnya bergerak dari konsep gender kepada kesadaran potensi gendernya sbg lelaki sejati ataupun perempuan sejati
➡ Di usia ini anak laki2 didekatkan ke ayah agar belajar berbagai peran keayahan dan kelelakian, anak perempuan didekatkan ke ibu agar belajar berbagai peran keibuan dan keperempuanan

(Ust. Harry Santosa)

*Usia Tamyiz* memiliki kedudukan yang penting dalam hukum syariat & kehidupan sosial yaitu :

*1. Anak terlepas dari masa hadhonah (pengasuhan)*
Sehingga seorang anak diperbolehkan utk menentukan dengan siapa ia akan tinggal bersama (jika kedua org tuanya berpisah).
Hal ini termaktub dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Dawud no. 2277, dikisahkan ada seorang wanita yang mendatangi Rasulullah shalallahu Alaihi Wasallam, ia mengadu, “Suamiku ingin membawa pergi anakku,” maka Rasulullah shalallahu Alaihi Wasallam bertanya kepada anak itu, “Wahai anak kecil, ini adalah ayahmu dan itu ibumu. Pilihlah siapa yang engkau inginkan! Anak itu kemudian menggendeng tangan ibunya dan kemudian mereka berdua berlalu.
➡ Hal ini menunjukkan bahwa 
❣ memasuki usia ini anak sudah harus bisa mandiri (bisa mengurus dirinya sendiri) spt makan, minum, istinja', dst
❣ memasuki usia ini anak sudah mampu membuat pilihan (yang menurutnya baik) utk dirinya

*2. Rasulullah SAW. memerintahkan anak usia 7th untuk melaksanakan sholat*
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perintahkanlah anak-anakmu shalat pada umur tujuh tahun dan pukullah atas hal tersebut jika telah berumur sepuluh tahun, serta pisahkanlah mereka dari tempat tidurnya.” (HR. Abu Dawud)

*3. Anak laki2 usia tamyiz memiliki kedudukan dalam hukum menutup aurat bagi wanita*
Wanita disebutkan hanya boleh memperlihatkan auratnya (sebatas perhiasan) pada anak2 yg belum mengerti aurat/belum tamyiz (QS. An Nuur : 31)
➡ Artinya anak laki2 usia tamyiz dianggap sudah mengerti aurat wanita

*4. Pada umumnya, usia 7th adalah usia memasuki sekolah dasar*
➡ Artinya,
- secara akal anak sudah siap (menerima berbagai ilmu pengetahuan)
- anak sudah siap mengikuti aturan
- anak mulai mendapat banyak pengaruh dari luar (lingkungan sosial)

Dan yang tidak kalah penting adalah,

*5. Ketika memasuki usia Tamyiz ini, artinya selangkah lagi anak akan masuk ke usia baligh* dimana ia akan menerima kewajiban syariat (taklif) dan segala perbuatannya akan dihisab
➡ Sangat penting bagi org tua utk membekali anak dengan berbagai pemahaman tentang kewajiban2nya tsb, termasuk membekali anak dgn berbagai keterampilan yang dibutuhkan dalam menjalankan kehidupan di masa yg akan datang
[9/25, 8:04 PM] Ami Bunsay: Selanjutnya adalah tentang Pokok-Pokok Pendidikan Islam pada Masa Tamyiz - Menjelang Baligh
[9/25, 8:05 PM] Ami Bunsay: Pendidikan dan pemahaman tentang seks kepada anak memerlukan waktu yang lama. Kita harus terus memberikan pengulangan agar mereka tidak lupa, sehingga terbentuk kepribadian dan pemahaman yg baik.

Berikut pokok-pokok pendidikan seks yang harus diberikan pada masa tamyiz :
1. Meminta Ijin*
Islam mengajarkan tentang adab meminta ijin, yg seyogyanya diajarkan kepada anak sejak dini.
Dalam QS An Nur 24:48 dijelaskan bahwa seorang anak harus meminta ijin sebelum memasuki kamar orangtua pada 3 waktu, yaitu sebelum fajar, waktu zhuhur, dan setelah shalat Isya.
Kewajiban ini berlaku setelah anak baligh, agar anak-anak tidak melihat aurat orangtua maupun hubungan intim atas keduanya.
Seorang anak yg terpapar pemandangan 'tidak layak', bisa membuat trauma, motivasi untuk meniru, atau bahkan mencetak perilaku seks abnormal saat dewasa nanti.
Pengajaran detail kepada anak usia puber tentang hubungan intim tidak berfaedah, kecuali terhadapanak usia 15-16tahun  yg siap menikah.

Perintah meminta ijin ini juga demi menjaga wibawa/kehormatan orangtua di mata anak.
-mengucapkan salam "Assalammualaikum" kepada penghuni rumah, sebagai doa keberkahan.
-menyebutkan nama bagi yg mengetuk pintu, untuk memberikan rasa aman kepada tuan rumah dalam menyikapi tamunya
-mengetuk pintu hingga 3 kali, jika tidak diijinkan sebaiknya kembali.
-tidak langsung menghadap pintu, melainkan ke kanan atau ke kiri.
-tidak melihat ke dalam rumah atau memandang ke mana-mana, swhingga membuat tuanrumah merasa kurang nyaman.

2. Memisahkan Anak di Ranjang*
Wajib memisahkan tidur anak laki-laki dan perempuan saat mereka berusia 7 tahun.
Jika sesama laki-laku atau sesama perempuan, tidak boleh tidur seranjang apalagi satu selimut. Pisahkan masing-masing.
Upaya ini bermanfaat untuk mencegah penyimpangan seksual saat dewasa nanti.

3. Ajarkan Cara Tidur yg Benar*
Islam mengatur semua aktivitas, termasuk tidur pun ada adabnya. Yaitu,

-Berdoa sebelum tidur :
Meminta perlindungan Allah.
-Tidur posisi miring kanan :
Tidur dengan posisi miring akan menghindarkan anak dari rangsangan syahwat. Makruh hukumnya tidur tengkurap. Ketika anak tidur tengkurap, memungkinkan alat kelaminnya bergesekan dan menimbulkan rasa nikmat. Jika rasa ini diikuti terus, tidak tertutup kemungkinan terjadi masturbasi/onani.
-Berwudhu sebelum tidur :
Jika sebelum tidur berwudhu dan shalat 2 rakaat, ia tidur dalam keadaan suci, insyaAllah akan terhindar dari godaan syaitan untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan seksual.

Ternyata masjid mempunyai peran dalam okok tarbiyah jinsiyah untuk usia tamyiz.

Berikut ulasannya

==mengikat anak dengan masjid.

Mengapa? Iya, anak usia ini memang semestinya disibukkan dengan berbagai aktivitas positif. Apalagi terkait keimanan sebagai bekal terpenting anak, maka mengajak anak cinta masjid bisa sangat membantu. Memiliki rumah dekat masjid tentunya bisa makin mempermudah dan memberikan efek lingkungan yang baik.

Tentu saja ke masjid harus memenuhi syarat. Anak harus sudah mandiri dan lulus dengan baik cara bersuci dan beraktivitas di kamar mandi terkait dirinya sendiri.

Nah, selain mengikat anak dengan masjid, ada hal penting lagi terkait pokok tarbiyah jinsiyah untuk anak tamyiz yaitu jangan porno di depan anak
Meski dengan frekuensi berbeda, anak usia tamyiz sudah mengenal masturbasi dan onani. Hal ini senada dengan yang diungkap oleh Betsy Brown Braun, konsultan parenting. Namun, rata-rata anak tidak mengerti makna masturbasi ini, bahkan mungkin tak sadar melakukannya. Anak yang sangat aktif, melakukan berbagai kegiatan, sangat memungkinkan ketegangan yang dia rasakan reda dengan masturbasi ini. Maka dari itu, hindarkan ortu berhubungan intim sampai terlihat anak usia ini. Imam Ja'far sampai mengatakan bahwa tidaklah seseorang bersetubuh padahal di sampingnya ada anaknya, kecuali akan menyebabkan zina.
Ya, anak bisa meniru. Semakin sering melihat, makin terbawa dalam alam bawah sadarnya, dan anak bisa benar-benar meniru.
Jadi, bagi yang masih mengontrak rumahnya, atau yang sudah memiliki rumah, pastikan kamar orang tua tidak bercampur dengan kamar anak. Anak usia tamyiz juga sudah punya kemandirian tidur sendiri tanpa orang tua di sampingnya.

Sumber :
1. Ketika Anak Bertanya tentang Seks. Dr Hasan El Qudsy. 2012. Tinta Medina Solo.

2. Masa Tumbuh 0-12 Tahun (Part 2). 2014. Parenting Indonesia Jakarta.

Tuesday, September 25, 2018

Hari 5 "Evaluasi Presentasi Kelompok 4"


Dari QS. At Tahrim ayat 6, Allah SWT  mengingatkan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab orangtua, ayah bundalah menjadi teladan bagi anak anaknya. Ayah sang kepala sekolah
Dan ibu sebagai madrasatu ula, sekolah bagi kehidupan anak anaknya
Menurut Ali bin Abi Thalib:
Fase pendidikan anak terbagi menjadi 3 fase :
☘ Anak adalah "Tuan", pada tujuh tahun pertama
☘ anak adalah seorang "Tawanan", pada tujuh tahun kedua.
☘ Dan seorang " Perdana Menteri pada tujuh tahun ke tiga.

Bila fitrah anak tumbuh mekar paripurna sempurna , maka dia akan tumbuh menjadi anak yang baik dalam 21 tahun dalam menyelesaikan peran peradabannya.
Pada diskusi kali ini kami mengangkat tema umum dan tema khusus. Tema umum nya tentu saja mengenai Fitrah seksualitas, tema khusus nya adalah mengenai kelekatan pada ayah bunda di tahapan usia 7-10 th.

Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai laki-laki sejati / perempuan sejati. Untuk menumbuhkan fitrah seksualitas diperlukan kedekatan dengan ayah ibunya. Salah satu cara menumbuhkan fitrah seksualitas adalah dengan pendidikan seksualitas. Adapun definisi pendidikan seksualitas menurut para ahli tercantum dalam gambar dibawah.

Sehingga pada prinsipnya orang tua memberikan pendampingan terhadap anak mengenai pendidikan seksualitas ini sejak dini dan dilakukan secara bertahap, sesuai dengan jenjang usianya. Selain itu juga harus sesuai dengan aturan agama yang baku yakni berlandaskan Al-Qur'an dan as-sunnah.

Usia 7-10 tahun merupakan masa pre akhil baligh 1 dimana tahap ini merupakan tahap penyadaran potensi gender dengan memberikan beragam aktifitas yang relevan dengan gendernya. Oleh karena itu, setelah pada tahap 0-6 tahun, anak2 telah kokoh dengan konsep kelaki-lakian dan konsep keperempuanan, maka memasuki usia 7-10 tahun anak laki-laki lebih didekatkan dengan ayahnya agar ego sentrisnya mereda bergeser ke sosio sentris dimana anak laki-laki sudah punya tanggungjawab moral dan adanya perintah sholat.
Sedangkan anak perempuan perlu lebih didekatkan kepada ibunya agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit

Pada fase ini anak anak sudah masuk pada fase genital, muncul ketertarikan pada lawan jenis
🌸 Mulai sering berfantasi
🌸 Senang bermain dengan kelompok gendernya masing masing.
Anak laki laki ngumpul dengan anak laki laki, begitu juga sebaliknya
🌸 Merasa malu jika tanpa busana di depan orang lain
🌸 Egosentris anak mulai bergeser ke siosentris. Anak sudah mulai bisa berbagi

Pada tahap ini, AYAH menjadi figur idola bagi anak laki laki dan BUNDA menjadi idola bagi anak perempuan.

Fenomena Fatherless/Motherless dalam keluarga artinya keadaan hilangnya ikatan emosional antara anak dan ayah ibu.
Beberapa faktor penyebab Fatherless/Motherless antara lain : 
1Perpisahan ayah dan ibu karena perceraian atau kematian
2Emotional absence (Hadir secara fisik tapi tdk memperdulikan emosi dan psikologi anak)
3Narkoba
4 Abuse (kekerasan yg dilakukan sang ayah thd anak).
5 Ekspektasi berlebihan terhadap jenis kelamin bayi 
6 Sibuk dengan gadget nya masing-masing
7 Kurang nya informasi pengasuhan anak

Di balik kesulitan pastilah ada kemudahan. Nah, berikut ini adalah langkah-langkah kuratif untuk kondisi Fatherless/Motherless
1. Memperkuat keimanan orangtua dengan terus belajar menjadi orangtua yg sholeh 
2. Membangun komunikasi yang baik antara pasangan suami-isteri dan orang tua dengan anak
3. Menumbuhkan dan perkuat fitrah keimanan pada anak
4. Mengembalikan fitrah keayah bundaan kedua orang tua
5. Membayar hutang pengasuhan yang lewat
6. Membuat gadget time
7. Aktif mencari informasi tentang pengasuhan
8. Mengatasi segera masalah inner child orang tua
9. Menggunakan teknologi dengan bijak
10. Menumbuhkan fitrah seksualitas sesuai range usia anak.
11. Berdoa kepada Allah, agar menjadi orangtua yang shaleh dan anak-anak shaleh 
12. Anak yg kehilangan sosok orangtua baik karena meninggal atau perceraian, WAJIB segera gantikan sosok orangtuanya dari keluarga besar maupun komunitas/ jamaah kaum muslimin agar tidak mudah tertular penyimpangan seksual oleh lingkungan karena LGBT jelas penyimpangan seksual bukan genetik

Untuk membantu ayah dalam menyusun kegiatan apa saja yang dilakukan dalam mengasuh anak. Maka diperlukan pemahaman dimensi-dimensi pengasuhannya.

1. Engagement, yaitu interaksi langsung yang dilakukan ayah dengan anaknya dalam konteks merawat, bermain, atau mengisi waktu luang. Jadi, penting bagi seorang ayah untuk melakukan interaksi langsung dengan anak, misalnya menemani bermain, mengajarkan anak mengendarai sepeda di hari libur, dan aktivitas lainnya.

2. Accesibility, yaitu ketersediaan secara fisik dan psikologis yang ayah berikan pada anak. Sebagai seorang ayah, penting untuk memberikan dukungan secara fisik maupun psikologis kepada anak. Misalnya, mengambil raport anak disekolah. Hal ini terkesan hal sederhana, namun berapa banyak ayah yang hadir secara fisik untuk melakukan hal itu?

3. Responsibility, yaitu perawatan dan penjaminan kesejahteraan anaknya. Misalnya, ayah mendukung kebutuhan passion anak yang gemar berenang. Selain itu, ayah juga bisa menyediakan lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan kesiapan untuk mengakses ke rumah sakit/tempat pengobatan jika ada kondisi darurat. Secara umum, fungsi responsibility inilah yang dilihat sebagai tugas utama ayah yaitu mencari nafkah.

Tidak mudah memang sebenarnya untuk mengaplikasikan hal-hal tersebut, jika memang para ayah termasuk orang yang jam kerjanya sangat sibuk. Tetapi justru disitulah menurut saya tantangan kita. Setidaknya ketika si ayah memang sedang sibuk bekerja karena tanggung jawabnya pada pekerjaannya, maka kita bisa memberikan pengertian kepada buah hati kita. Dari situ sedikit banyak kita juga bisa mengajarkan tentang empati kepada anak-anak.

🌞Fitrah Seksualitas Pre Aqil Baligh 7-10 tahun🌞🌞

Pada rentang usia 7-10 tahun ini, hendaknya anak laki-laki didekatkan pada ayah, dan begitu pula anak perempuan didekatkan pada ibu. Bukan berarti ketika anak laki-laki dekat dengan ayah lalu melupakan peran ibu. Maksudnya ayahlah yang lebih berperan menanamkan nilai pada anak laki-laki. Begitupun sebaliknya.

👦🧒🏻 *Anak laki-laki*
👨🏻Ayah berperan  mengajarkan ke anak bagaimana sikap dan peran seorang laki-laki dalam keluarga dan dalam kehidupan sosial

👨🏻Seorang Ayah harus banyak bermain bersama anak laki-lakinya pada fase ini. Karena melalui bermain bersama ayah, anak bisa mempelajari bagaimana laki-laki bersikap, berfikir dn bertindak.

🕌🕋 Dan di fase inipun untuk memperkuat fitrah keimanan dan fitrah seksualitas anak laki-laki, maka ayah harus sering mengajak anak laki-lakinya ke masjid. Mengajari anak tata cara sholat karena usia 7 tahun anak mulai menjalankan perintah sholat.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika usia mereka mencapai tujuh tahun. Pukullah mereka jika meninggalkan shalat ketika usia mereka mencapai sepuluh tahun, serta pisahlah tempat tidur mereka (antara laki-laki dan perempuan)”
(HR. Abu Dawud, Sumber : Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi as-Sijistani).

👨🏻🛁Selain itu ayah juga mulai menerangkan tentang perkembangan seksual pada anak laki-laki dengan bahasa yang mudah difahami anak. Anak harus tau ketika nanti ia akan mengalami perubahan suara. Ia harus faham ketika kelak mengalami mimpi basah maka ia harus melakukan mandi wajib. Dan Ayah berkewajiban  mengajarkan anak laki-lakinya tata cara mandi wajib.

👧👱🏻‍♀ *Anak Perempuan*
👩🏻Ibu berperan dalam menunjukkan ke anak perempuan bagaimana fitrah seorang perempuan itu.

🧕🏻Mulailah memberikan pengertian pada anak tentang bagaimana harusnya menjadi perempuan yang sholehah, lembut dan penyayang.

🤱🏻Bangkitkan peran keibuan dalam diri seorang anak.

🤱🏻Libatkan anak perempuan dalam aktivitas yang membangkitkan fitrah keibuan seperti memasak, mengasuh adiknya yang kecil, merapikan rumah dll.

👩‍👧 Jangan lupa sering ajak anak perempuan untuk mengobrol, karena pada dasarnya kebutuhan berbicara anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki.

👩🏻🛁 Ibu pula yang harus menerangkan fitrah perkembangan seksual anak perempuan dengan cara menjelaskan pada anak tentang menstruasi dan tata cara mandi wajib.

✨Mendidik anak sesuai fitrah seksualitas bisa menjadi salahsatu upaya membentengi anak dari berbagai perilaku penyimpangan seksual✨

Kegiatan yang pas untuk menumbuhkan kebersamaan antara anak dan orangtua (ayah dengan anak laki-laki dan ibu dengan anak perempuan)

1. Membersihkan dan merapikan dan menghias rumah.
2. Berkebun
3. Memasak (hasil kebun bisa digunakan)
4. Berbelanja keperluan rumah bersama anak
5. Olahraga
6. Membaca buku
7. Membuat craft
8. Merawat hewan peliharaan

"Bagi Ayah dan Ibu yang bekerja, wajib meluangkan waktu minimal 60 menit tiap harinya untuk tiap anak" (Yantie Andhariswarie, M.Psi).

Untuk menutup presentasi kelompok 4, ada quote yang indah untuk kita baca, yaitu:
"Dan ingatlah ayah adalah cinta pertama bagi putrinya.
Dan ibu adalah kekasih sejatii bagii putranya"

💝💗☺

Monday, September 24, 2018

Hari 4 "Persiapan Presentasi Kelompok 4"

Hari Minggu, 23 September 2018 jadwal presentasi libur. Jadi saya memanfaatkan waktu untuk mencari materi untuk bahan presentasi kelompok saya sendiri, yaitu kelompok 4 yang akan presentasi besok, Senin 24 September 2018.

Tema yang kami angkat adalah fitrah seksualitas 7-10th. Saya mendapatkan pembagian tugas untuk mencari poin definisi fitrah seksualitas secara umum dan tahap fitrah seksualitas pada usia 7-10th. Berikut materi yang saya dapatkan yang nantinya akan saya filter sebelum setor ke grup kelompok 4.

Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai laki-laki sejati / perempuan sejati. Untuk menumbuhkan fitrah seksualitas diperlukan kedekatan dengan ayah ibunya. Salah satu cara menumbuhkan fitrah seksualitas adalah dengan pendidikan seksualitas.

Setelah sebelumnya kita belajar dari kelompok sebelumnya ttg fitrah seksualitas usia dini, kali ini kami ingin melanjutkan membahas perlukah membangkitkan fitrah seksualitas usia 7-10?
Sebelum melangkah lebih jauh, kita buka kembali tahapan-tahapan dalam mengenalkan fitrah seksualitas usia 0-7 tahun.

Ternyata usia 7-10 tahun merupakan masa pre akhil baligh 1 dimana tahap ini merupakan tahap penyadaran potensi gender dengan memberikan beragam aktifitas yang relevan dengan gendernya. Oleh karena itu, setelah pada tahap 0-6 tahun, anak2 telah kokoh dengan konsep kelaki-lakian dan konsep keperempuanan, maka memasuki usia 7-10 tahun anak laki-laki lebih didekatkan dengan ayahnya agar ego sentrisnya mereda bergeser ke sosio sentris dimana anak laki-laki sudah punya tanggungjawab moral dan adanya perintah sholat.
Sedangkan anak perempuan perlu lebih didekatkan kepada ibunya agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit.

Indikator di tahap ini adalah anak lelaki kagum dan ingin seperti ayahnya, anak perempuan kagum dan ingin seperti ibunya.

Fitrah Peran Ayah:
Penanggung jawab pendidikan
Man of vission and mission
Sang ego dan individualitas
Pembangun sistem berpikir
Supplier maskulinitas
Penegak profesionalisme
Konsultan pendidikan
The person of “tega”

Fitrah Peran Ibu:
Pelaksana harian pendidikan
Person of love and sincerity
Sang harmoni dan sinergi
Pemilik moralitas dan nurani
Supplier feminitas
Pembangun hati dan rasa
Berbasis pengorbanan
Sang “pembasuh luka

Ternyata mendapat ilmu baru tentang fitrah seksualitas anak usia 7-10 tahun. Semoga nnti saat anak umur segitu Bunda sudah siap ilmu untuk menyampaikan kepada anak-anak.

Sunday, September 23, 2018

Hari 3 Reviu Kelompok 3 "Toilet Training dan Fitrah Seksualitas 0-6 tahun"

Toilet Training dan Fitrah Seksualitas 0-6 tahun

Dalam presentasinya, kelompok 3 mengangkat tema umum yaitu tentang fitrah seksualitas umur 0-6th dan tema khusus tentang toilet training. Si usia 0-6 tahun merupakan usia dini bagi seseorang untuk belajar banyak hal. Salah satu yang penting untuk diajarkan adalah tentang fitrah seksualitas.

Menurut Ustad Harry Santosa, fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
Dalam menumbuhkan fitrah ini sangat bergantung pada perang, kehadiran, dan kedekatan pada Ayah dan Ibu. Peran yang paling besar orang tua pada usia ini adalah tentang pengenalan gender sedini mungkin.

Adapun rentang waktu pengenalan fitrah seksualitas pada usia 0-6 dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Usia 0-2 tahun anak2 lebih dekat dg ibu karena masih disusui oleh ibunya
2. Usia 3-6 tahun, kedekatan mulai seimbang antara anak dg ayah dan ibu

Pembahasan kedua mengenai pentingkan membangkitkan fitrah seksual pada rentang umur 0-6 tahun? Tentu saja sangat penting mengingat fase ini merupakan fase awal untuk mengenalkan anak mengenai gender. Seperti apa yang disampaikan kelomlok 3, mengenalkan fitrah seksualitas sejak usia dini akan menumbuhkan pemahaman fitrah seksualitas yang baik pada anak. Sehingga anak-anak akan tumbuh sesuai fitrahnya, tidak melenceng, dan dapat membentengi diri dari arus buruk yang nantinya dapat membantu dia menjalankan peran dan visinya di dunia sebagai bekal di akhirat nanti.

Memasuki bahasan tema khususnya, kelompok  3 mengangkat tema mengenai toilet training. Adapun hubungannya toilet training dengan fitrah seksualitas ternyata telah dijabarkan dalam Islam.
Toilet training dalam islam merupakan usaha melatih anak agar mampu mengontrol buang air besar dan kecil sesuai ajaran islam. Hal ini berkaitan dengan kebersihan dan juga usaha agar terhindar dari najis. Toilet training bertujuan agar anak-anak terjaga kebersihan jasmani dan rohaninya sehingga saat besar nanti mereka lebih paham mengenai sah tidaknya dalam beribadah.

Dalam paparannya, kelompok 3 mengutip  hadist yang berhubungan dengan toilet training, yaitu:
Dari Ibnu Abbas ia berkata : Nabi SAW pernah melewati salah satu sudut kota Madinah atau Mekah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang diazab di dalam kubur.

Kemudian Nabi SAW bersabda : Mereka berdua disiksa. Mereka menganggap bahwa itu bukan perkara besar.

Orang yang pertama disiksa (karena) tidak menutupi diri ketika kencing.
Adapun orang yang kedua disiksa karena suka mengadu domba.
(HR. Bukhari Muslim)

Oleh karena itu sangat penting untuk mengenalkan toilet training kepada anak agar terjaga kebersihan dan keabsahan ibadahnya.

Sekian hal-hal yang dapat saya reviu dari presentasi kelompok 3. Terima kasih kelompok 3 atas materi yang berbobot ini.

Saturday, September 22, 2018

Hari 2 Reviu Kelompok 2 "Tiga Adab Utama Pendidikan Seks Usia Dini"

TDK no lo GI yang semakin berkembang cepat membuat para orang tua harus ekstra keras dalam mengawasi anak-anak terhadap informasi yang dengan mudah di dapat dari gadget, televisi dan media eletronik lainnya. Dengan kondisi ini, maka kelompok 2 mengangkat fokus sub tema tentang 3 adab utama pendidikan seks usia dini agar orangtua dapat membekali anak sedini mungkin dengan pendidikan seksual yang layak, sesuai ajaran agama.

Dalam presentasinya, kelompok 2 menyampaikan bahwa saat ini orang tua mempunyai tantangan tersendiri dalam mengenalkan pendidikan seks usia dini. Ada 2 tantangan yang dihadapi, yaitu:
a. Orang tua merasa tabu untuk mengajarkan pendidikan seksual pada anak
b. Orang tua bingung untuk memulai dari mana memberikan pendidikan seksual terutama untuk anak usia dini

Adapun 3 adab utama dalam mengenalkan pendidikan seks usia dini yaitu:
a. Adab Meminta Ijin
Dalam adab ini, anak diajarkan untuk meminta ijin ketika akan memasuki kamar orang tuanya terutama di 3 waktu yang dijelaskan dalam Al Quran, yaitu waktu sebelum sholat fajar, saat tengah hari, dan waktu setelah sholat isya. Adapun cara meminta ijin dapat dengan mengetok pintu terlebih dahulu dan mengucapkan salam.
b. Adab Melihat
Mengajarkan adab melihat kepada mahram atau bukan mahram, batas aurat yang tidak boleh dilihat atau yang dianggap boleh dilihat secara umum, khususnya kepada anak saat masih dalam usia kanak-kanak bertujuan agar anak mengenal dan terbiasa mengetahui mana yang halal untuk dilihat dan mana yang haram.
c. Adab Menjauhkan Diri dari Hasrat/Rangsangan Seksualitas
Sebagai orang tua seharusnya dapat membatasi anak kita agar terhindar dari konten-konten yang menjurus pada menyebarkan rangsangan seksual. Kita harus menjaga anak kita agar tidak membuat orang lain merasa terangsang. Hal ini tentunya membutuhkan pengawasan internal dan eksternal.

Friday, September 21, 2018

Hari 1 Reviu Kelompok 1 "Fitrah Seksualitas"

Kamis, 20 September 2018 Pukul 19.30, dimulailah tantangan level 11 dimana terdapat presentasi dari masing-masing kelompok dengan tema utama tentang Fitrah Seksualitas. Tadi malam presentasi dimulai oleh Kelompok 1 dengan isi presentasi sebagai berikut:
A. Definisi Fitrah Seksualitas
     Fitrah Seksual adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai laki-laki sejati atau perempuan sejati
B. Prinsip Mendidik Fitrah Seksualitas
     Ada 3 Pripsip, yaitu:

C. Tahapan mengenalkan Fitrah Seksualitas
Orangtua harus aware dalam pendidikan seksualitas, karena jika orangtua kurang dalam memberikan pendidikan seksualitas sesuai fitrah anak, anak-anak justru akan mencari informasi ke tempat lain. dan dikhawatirkan anak justru menerima informasi yg salah sehingga justru dia menjadi bias gender.

D. Mengapa Fitrah Seksual Perlu Ditingkatkan
Ada beberapa hal mengapa Fitrah Seksual Perlu Ditingkatkan, yaitu: 
a. Adab mulia kepada pasangan dan anak keturunannya
b. Tidak terjadi penyimpangan perilaku seksual atau masalah social kelak.

E. Solusi untuk Anak Usia Dini terkait Fitrah Seksualitas
Setiap anak sebisa mungkin dikenalkan kepada fitrah seksusilitasnya sejak dini agar dia bangga dengan gendernya. Berikut solusi untuk mengenalkan fitrah seksualitas kepada anak usia dini:
a. Memberikan kedekatan secara paralel antara anak
b. Menggunakan bahasa yang jelas dan dimengerti anak
c. Mengenalkan norma agama tentang aurat
d. Bersikap konsisten
e. Mengajarkan anak untuk mengetuk pintu kamar orang tua
f. Mengenalkan anggota badan yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain

Berikut adalah tambahan diskusi yang terjadi setelah presentasi semalam:
Kalau menghadapi pertanyaan kritis anak ada beberapa tips :
1. Keep calm alias tetap tenang
2. Mengecek seberapa jauh yang ia ingin ketahui dg pertanyaan lagi
Misal : kakak taunya seperti apa bayi itu lahir?
3. Mengatakan apa yg dirasakan kita dan memberi jawaban pendek dan singkat (yg mudah dipahami anak)
4. Mengunci jawaban dg norma agama


Demikian resume dari presentasi kelompok 1, semoga bisa mewakili.

Thursday, September 13, 2018

Aliran Rasa "Mendongeng"

Mendongeng ternyata mengasyikan sekaligus menantang bagi saya yang kurang kreatif ini. Saat membaca materi level 10 ini agak deg-degan, wah gimana nanti saya mendongeng untuk Emir. Karena sebelumnya, saya hanya membacakan cerita yang ada di buku Emir. Malah, saya lebih banyak mengajarkan Emir tentang nama-nama hewan atau benda yang ada di dalam buku tersebut.

Awal mulai tantangan level 10 ini, Bunda benar-benar bingung mau membuat dongeng tentang apa. Eh tapi ide itu muncul dengan melihat sekeliling. Akhirnya Bunda bisa juga mendongeng untuk Emir tentang Keropi Senyum, Monyet Makan Pisang, Sikat Gigi Mencari Kuman, dan lainnya. Walaupun di umurnya Emir belum bisa menangkap maksud dari isi dongeng, tapi Emir sudah tertarik ketika Bunda bilang akan mendongeng. Matanya berbinar-binar menunggu jalan cerita dari Bunda. Masyaa Alloh.

Walaupun game level 10 ini sudah selesai, semoga semangat Bunda tetap ada untuk tetap kreatif menciptakan dongeng yang menarik untuk Emir. Aamiin

Camilan 10.4

Camilan 10.4

*Belajar Public Speaking dengan Mendongeng*

Public speaking atau kemampuan berbicara di depan orang lain (baik individu maupun kelompok) adalah sebuah momok mengerikan di kalangan masyarakat.

Sebuah studi di USA terhadap 3000 orang mengenai Hal yang paling ditakuti oleh mereka di dalam hidup. Ternyata public speaking menempati peringkat pertama dengan penjawab sebesar 41% dari seluruh sample (sumber : toastmaster.com)bahkan kematian hanya menempati urutan keenam dengan prosentase 19%.

Seorang komunikator belum tentu seorang public speaker yang baik. Sedangkan public speaker yang baik sudah pasti seorang komunikator. Artinya sebelum mendalami dan memperbaiki skill public speaking maka harus belajar mempraktekkan ilmu berkomunikasi.

Komunikasi adalah sebuah proses mengungkapkan dan memvisualisasikan gagasan, pikiran, dan maksud seseorang kepada lawan bicaranya. Proses serah terima informasi antara komunikator dan komunikan atau sebaliknya harus dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak. Begitu pula dengan proses public speaking yang sama-sama memiliki tiga komponen yaitu speaker (pembicara) dan audience (pendengar) serta materi yang disampaikan.

Dalam public speaking seorang pembicara harus bisa memberikan kesan mendalam dan mendapatkan seluruh fokus audience pada 10 menit pertama.

Untuk itulah bahasa Tubuh (Body Language) atau komunikasi nonverbal (tanpa kata-kata) merupakan komponen penting dalam public speaking.

Bahasa tubuh didefinisikan sebagai gerakan tubuh nonverbal yang dapat menyampaikan pesan kepada orang lain.

Bahasa tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan dimana pesan yang disampaikan dapat berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, artifak (lambang yang digunakan), diam, waktu, suara, serta postur dan gerakan tubuh. (Richard E. Potter dan Larry A. Samoval, Intercultural Communication, 2006).

Berlatih mendongeng setiap hari di hadapan anak-anak merupakan sebuah pembiasan public speaking yang bisa Anda lakukan.

Beberapa teknik Mendongeng :
🍔 awal mendongeng
Bangun suasana dengan bernyanyi, bertanya, menirukan suara, pengenalan tokoh, dan sebagainya yang bertujuan untuk membuat anak fokus pada dongeng yang akan didengarkan

🎤 Vokal
Menyampaikan dengan artikulasi yang jelas, mampu meniru berbagai suara yang bertujuan untuk menghidupkan cerita

🎼 intonasi/nada suara
Intonasi berkaitan dengan keras lemah, tinggi rendah suara, hal ini supaya tidak terkesan monoton

👾 Penghayatan tokoh/watak
Hal ini bertujuan untuk membedakan tokoh di setiap cerita, misal suara raja yang besar, gerakannya, mimik wajahny, dan sebagainya.

👵🏻 Ekspresi
Bentuk ekspresi dapat diwujudkan melalui raut wajah, seperti sedih, gembira, tertawa, menangis, dll.

💃 Gerak dan Penampilan
Gerakan dan penampilan dapat membantu menggambarkan sebuah adegan, misalnya berjalan mengendap-endap, memetik buah, menyapu, dll.

Referensi
Bunda Cekatan, 12 Ilmu Dasar Manajemen Rumah Tangga, Gazza media, 2013, Surakarta
http://romeltea.com/bahasa-tubuh-dalam-public-speaking/ diakses 10 September 2018
Majalah Wuni edisi Maret 2004

Wednesday, September 12, 2018

Camilan 10.3

Camilan 10.3
Rabu,5 September 2018

*FUN LEARNING*

Fakta membuktikan bahwa wanita berbicara lebih banyak daripada pria. Wanita rata-mengeluarkan 20 ribu kata per hari sedangkan pria hanya tujuh ribu kata per hari. Hal ini membuktikan bahwa wanita punya modal untuk menjadi seorang pendidik bagi anak-anaknya karena dia dengan mudah menemukan kata-kata untuk transfer ilmu pada sang buah hati. 

Potensi ini harus diasah dengan baik sehingga ibu akan menjadi seorang guru yang luar biasa untuk buah hati. Potensi unggul wanita ini dapat disalurkan untuk memberi pembelajaran pada buah hati lewat empat metode fun learning. Apa saja empat hal yang tidak dapat ditolak oleh anak? Empat hal tersebut adalah dongeng, bermain, hadiah dan kejutan.

🏡 1. Dongeng 🏡
Hai para ibu mendongenglah!
Dongeng menurut James Danandjaja (20017:83) adalah cerita pendek yang disampaikan secara lisan dimana dongeng cerita prosa rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran moral atau bahkan sindiran.

Ibu yang senang mendongeng dapat menyampaikan banyak ilmu pengetahuan, mengenalkan adab dan memasukkan nilai-nilai kebaikan kepada anak. Si kecil akan kaya kosa kata, pandai bercerita, mengembangkan imajinasi, anak dapat menyampaikan pesan verbal dengan baik dan membangun kedekatan dengan anak.

🏕 2. Bermain 🏕
Ibu, jangan berjarak dengan anak! Anak belum pernah dewasa tapi Anda sudah pernah menjadi anak-anak. Maka bermainlah! Mainkan permainan yang menyenangkan sembari mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti memasak bersama, mencuci baju bersama, membereskan rumah bersama. Selami pikiran mereka dan jadilah bagian dari anak. Jadikan semua kegiatan rutinitas di rumah seperti permainan. Ajak anak untuk bergabung dengan Anda dan tentukan aturan sederhana pada anak. Misalnya siapa yang cepat melipat baju masing-masing dengan benar akan memperoleh hadiah.

Jika Anda bahagia sebagai ibu maka anak akan memandang bahwa mengerjakan semua pekerjaan rumah itu seru dan membahagiakan.

🎁 3. Hadiah 🎁
Siapa yang tidak suka hadiah? Bahkan orang dewasa suka diberi hadiah. Nah, berikan anak hadiah sebagai reward atas keberhasilannya melakukan sesuatu dengan catatan jangan diberitahukan di awal. Berikan sebagai surprise. Hadiah tak perlu mahal. Sebuah es krim untuk lomba melipat baju akan sangat membahagiakan anak.

🎉 4. Kejutan 🎉
Jika tiba-tiba suami datang membawa oleh-oleh makanan kesukaan pasti ibu senang kan? Kejutan membuat hidup menjadi lebih hidup. Begitupun anak-anak. Mereka juga suka dengan kejutan yang menyenangkan. Kejutan tak perlu mahal. Misalnya buatkan anak papercraft karakter kesukaannya ketika Anda pulang kantor pasti mata anak-anak akan berbinar dan senyum merekah sepanjang hari. Sudahkah Anda merencanakan fun learning hari ini?

🍂 _tim fasilitator bunsay3_

_________
Referensi
Seminar parenting di school life of Lebah Putih

Htpps://www.google.co.id/amp/s/m.liputan6.com/amp/517933/wanita-bicara-20-ribu-kata-per-hari-pria-hanya-7000-kata diakses 28 Juli 2018

Bunda Sayang, 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak, Komunitas Institut Ibu Profesional, Gazza Media, 2013, Surakarta

Cemilan 10.1

🏡🏡🏡
MEMBANGUN KARAKTER USIA DINI

✅Menumbuhkan rasa aman dan nyaman adalah dasar yang utama dalam membentuk karakter anak, yang kemudian dapat menumbuhkan rasa ”berarti”, ”berharga” atau ”bernilai” pada anak.

Apa itu Karakter?

✅ KARAKTER  berasal dari kata _charassein_  , artinya watak, sifat, atau hal-hal yang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang sehingga membedakan seseorang daripada yang lain. Sering orang menyebutnya dengan ”tabiat” atau ”perangai”. 

Begitu besar pengaruh karakter dalam kehidupan seseorang. Delapan puluh persen keberhasilan seseorang dipengaruhi oleh karakter, sedangkan 20% nya dipengaruhi oleh kecerdasan.

Maka itulah pembentukan karakter harus dilakukan sejak usia dini. Salah satu caranya adalah dengan melalui bercerita. Orangtua dapat mengenalkan nilai moral dan karakter yang baik melalui tokoh-tokoh yang disampaikan dalam cerita.

Taburlah satu pikiran positif, maka akan menuai tindakan.

Taburlah satu tindakan, maka akan menuai kebiasaan.

Taburlah satu  kebiasaan, maka akan menuai karakter.

Taburlah satu karakter, maka akan menuai nasib.

👑👑👑
Membangun karakter ibarat mengukir

Sifat ukiran adalah melekat kuat di atas benda yang diukir, tidak mudah usang tertelan waktu atau aus karena gesekan.

Menghilangkan ukiran sama saja dengan menghilangkan benda yang diukir itu, karena ukiran melekat dan menyatu dengan bendanya.

Demikian juga dengan karakter yang merupakan sebuah pola, baik itu pikiran, perasaan, sikap, maupun tindakan, yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan.

Proses membangun karakter pada anak juga ibarat mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga ”berbentuk” unik, menarik, dan berbeda antara satu dengan yang lain.

Ada Dua Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter:

1. Bawaan dari dalam diri anak 

2. Pandangan anak terhadap dunia yang dimilikinya, seperti pengetahuan, pengalaman, prinsip-prinsip moral yang diterima, bimbingan, pengarahan dan interaksi (hubungan) orangtua-anak.

Maksudnya,
✅Lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif pula pada anak.

✅Salah satu contoh kisah nyata, seorang anak laki-laki dibesarkan dalam lingkungan binatang. Si anak berjalan dengan merangkak, makan, bertingkah laku, dan bersuara seperti binatang karena ia tidak bisa bicara. Orang yang menemukan si anak berusaha mendidiknya kembali seperti halnya anak-anak pada umumnya.  Hasilnya, si anak tetap memiliki pribadi seperti binatang karena sebagian besar hidupnya dilalui bersama binatang sejak usia dini.

✅Dari contoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh bawaan, tetapi juga lingkungan (terutama, dalam keluarga) memiliki pengaruh yang sangat besar.

✅Karakter berhubungan dengan perilaku positif yang berkaitan dengan moral yang berlaku, seperti kejujuran, percaya diri, bertanggung jawab, penolong, dapat dipercaya, menghargai, menghormati, menyayangi, dan sebagainya.

💕💕💕
Orangtua yang Berkarakter Menumbuhkan Anak yang Berkarakter

Seseorang tidak dapat membantu orang lain jika ia tidak dapat membantu dirinya sendiri.

Begitujuga, jika ibu-ayah ingin anaknya memiliki karakter positif, maka ibu-ayah harus memiliki karakter positif pula.

Ini berarti, ibu-ayah dituntut menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-harinya, serta memperlakukan anak sesuai dengan nilai-nilai moral tersebut.

💕💕💕
Pembentukan Karakter Dimulai Sejak Dini

Masa usia dini adalah masa keemasan, artinya masa tersebut merupakan masa terbaik dalam proses belajar yang hanya sekali dan tidak pernah akan terulang kembali.

Pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini berlangsung sangat cepat dan akan menjadi penentu bagi sifat-sifat atau karakter anak di masa dewasa.

Peran ibu-ayah sebagai pendidik pertama dan utama sangat penting untuk memaksimalkan dan memanfaatkan masa ini, tidak dapat digantikan oleh siapa pun. Bila masa ini gagal dimanfaatkan secara baik, sama artinya menyia-nyiakan kesempatan masa keemasan tersebut.

Pembentukan karakter juga akan sulit dilakukan, jika ibu-ayah baru melaksanakannya ketika anak sudah memasuki usia remaja.

Ibarat sebatang pohon bambu yang semakin tua semakin sulit dibengkokkan, begitu pula dengan membentuk karakter, akan lebih mudah membentuk karakter seseorang ketika masih di usia dini dan akan semakin sulit membentuk karakter seseorang jika sudah semakin dewasa.

Peran ibu-ayah menjadi sangat penting dalam pembentukan karakter anak untuk siap menghadapi dunia di masa yang akan datang.

Pada awalnya anak akan meniru perilaku ibu-ayah, karena ibu-ayah adalah orang pertama yang dekat dan dikagumi oleh anak.

Setelah itu, lingkungan rumah juga berpengaruh dalam pembentukan karakter anak.

Hal ini dapat terlihat dari cara berpakaian, bersikap, dan berperilaku sehari-hari seorang anak yang biasanya tidak jauh berbeda dengan orang-orang yang ada dalam lingkungan rumahnya.

Ibarat pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Kesuksesan ibu-ayah membimbing anaknya di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak.

Mereka akan tampil sebagai orang-orang yang senang belajar, terampil menyelesaikan masalah, berkomunikasi dengan baik dan berhasil guna, berani, jujur, dapat dipercaya dan diandalkan, penuh perhatian, toleransi, luwes, serta bisa bersaing dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak.

Mengingat pentingnya penanaman karakter di usia dini dan mengingat usia tersebut merupakan masa persiapan untuk sekolah, maka pembentukan karakter positif di usia dini dalam keluarga menjadi sangat penting.

💕💕💕
Pembentukan Karakter Berlangsung Seumur Hidup

Proses pembentukan karakter diawali dengan kondisi pribadi ibu-ayah sebagai figur yang berpengaruh untuk menjadi panutan, keteladanan, dan diidolakan atau ditiru anak-anak.

Anak lebih mudah meniru perilaku daripada menuruti nasihat yang diberikan ibu-ayahnya.

Mereka belajar melalui mengamati apa yang ada dan terjadi di sekitarnya, bukan lewat nasihat semata-mata.

Nilai yang diajarkan melalui kata-kata, hanya sedikit yang akan mereka lakukan, sedangkan nilai yang diajarkan melalui perbuatan, akan banyak mereka lakukan.

Sikap dan perilaku ibu-ayah sehari-hari merupakan pendidikan watak yang terjadi secara berkelanjutan, terus-menerus dalam perjalanan umur anak.

Proses selanjutnya adalah memberikan pemahaman dan contoh perilaku kepada anak tentang baik dan buruk, benar atau salah, mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Anak juga perlu diajarkan untuk dapat memilah dan memilih sesuatu yang baik, sehingga ia bisa mengerti tindakan apa yang harus diambil, serta mampu mengutamakan hal-hal positif untuk dirinya.

Untuk itu diperlukan suasana pendidikan yang menganut prinsip 3A, yaikni asih (kasih), asah (memahirkan), dan asuh (bimbingan).

Anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik kalau mendapatkan perlakuan kasih sayang, pengasuhan yang penuh pengertian, serta dalam situasi yang dirasakan nyaman dan damai.

Referensi:
http://alizaahir.blogspot.com/2012/09/membangun-karakter-anak-usia-dini.html?m=1
Juwairiah : Membentuk Karakter Anak Usia Dini dengan Mengenalkan Cerita Rakyat dari Aceh :Jurnal Vol.III – Januari-Juni 2017 : https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/download/2041/1512