Pages

Saturday, November 29, 2014

A night before the night!

Hmmmmm. Hari-hari sebelum hari ini saya jalani seperti biasa. Menyiapkan hal-hal penting untuk acara penting besok. Tanpa ada perasaan nervous, gugup atau yang lainnya. Tapi malam ini, satu malam sebelum besok, hari dimana in syaa Alloh ada seseorang yang akan meng-khitbah saya. Yup, tomorrow will be my engagement day. Ternyata saya tidak bisa untuk merasa biasa. Hari-hari kemarin saya berusaha untuk tidak terlalu memikirkan hari besok agar tidak nervous dan gugup. Tapi apa daya, malam ini saat saya selesai packing dan bersiap-siap untuk tidur, pikiran saya melayang pada hari esok. Bukan memikirkan bagaimana acara akan berjalan dan lancar atau tidak, tapi lebih memikirkan kepada kesiapan saya untuk melangkah ke tahap yang lebih serius. Setiap saat, setiap waktu, saya selalu berdoa memohon kepada Alloh SWT agar selalu mengiringi langkah saya dan dia untuk menyempurnakan separuh agama kami, meridloi hubungan kami dan meluruskan niat kami untuk menikah sesuai tuntutan Rosululloh SAW.

Lancarkanlah setiap tahap-tahap menuju hari istimewa itu yaa Alloh. Mantapkanlah hati kami. Semoga dia adalah seorang yang Kau ridloi untuk menjadi belahan jiwa dan imam yang baik untuk saya. Aamiin3x Yaa Robbal'alamin

-gayuh-
Ditulis dikamar kosan Kambal 15
00.13 WIB

Wednesday, November 26, 2014

Luruskan niatku ya Alloh...

Copast dari grup sebelah:

"ah...mengapa pernikahan dinilai begini rendahnya..."

Hanya punya teman sahur, bulan madu, kaya dan berkecukupan, foto-foto
narsis, mesra berdua, sayang-sayangan, gombal-gombalan di fesbuk.

Inikah alasan kenapa Rasulullah menyatakan pernikahan adalah sunnahnya?

Hanya untuk itu?

Padahal dalam ikatan pernikahanlah Rasulullah di peluk oleh Khadijah
ketika menggigil dan demam demi di datangi Jibril Alaihisallam pertama
sekali.

Padahal dalam ikatan pernikahanlah Ali bin Abi Thalib menimba air hingga
tangannya melepuh dan Ibunda Fathimah terluka tangannya bersebab
menggiling gandum yang kasar.

Padahal dalam ikatan pernikahanlah Ummu Saudah berdiri hingga kaki
berdarah untuk ikut shalat malam Rasulullah.

Kitalah yang mengkerdilkan pernikahan hingga menikah hilang maknanya.

seolah pernikahan hanya bicara rumah, mobil, anak, sekolah, liburan, dan
kesuksesan dunia semata.

Kita lupa soalan akhirat yang lebih indah. hingga ketika marah pun
bernilai ibadah.

Bukankah marah seorang suami kepada istrinya karena perbuatan maksiat
sang istri adalah bernilai amal shalih kepada sang suami sekaligus menyelamatkan sang istri dari kesesatan?

Bukankah marahnya seorang istri kepada suami karena membawa pulang
makanan haram kerumah adalah bernilai kebaikan kepadanya dan
anak-anaknya dan menyelamatkan sang suami dari jilatan api neraka?

Maka wahai yang meremehkan pernikahan, sadarlah. ...
seandainya saja engkau
tahu kebaikan dan keberkahan satu hari saja
hidup bersama lelaki atau
wanita shalih yang Allah halalkan kepada kita,
tentu kita akan membuang
faktor ketakutan remeh temeh yang lainnya.

Kembalikan lagi kepada niat yang lurus,
apakah menikah karena ibadah dan
sunnah atau hanya karena hal dunia yang lainnya?

Penulis: ust. Rahmat Idris

Friday, November 14, 2014

Road to Raja Ampat #1

Pekerjaan saya lah yang akhirnya membawa saya pada tempat yang paling ingin saya kunjungi di Indonesia. Sebenarnya impian ini pun bermula ketika saya mulai menggeluti pekerjaan ini. Kalau saja saya tidak bekerja pada posisi ini, mungkin hanya sekedar impian untuk mengunjungi tempat ini. 

Hari ini, 31 Oktober 2014, pukul 16.08 WIT, kami berangkat menuju ke Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat dari Pelabuhan Usaha Mina di Sorong. Setelah dua hari ini menyelesaikan kunjungan lapangan di Kota dan Kabupaten Sorong, akhirnya hari ini kami akan melanjutkan kunjungan lapangan kami untuk paket-paket pekerjaan yang terletak di Kabupaten Raja Ampat. Namun, sebelum melakukan pekerjaan ini, kami hendak rehat sejenak untuk menikmati keindahan Kepulauan Raja Ampat yang sudah tersohor ke dunia internasional.

Pukul 16.00 WIT, speedboat yang kami sewa menjemput kami di Dermaga Usaha Mina. Dermaga ini terletak sangat dekat sekali dengan Port of Sorong. Oleh karena itu banyak sekali kapal-kapal yang sedang bersandar di pelabuhan Sorong tersebut dari yang kecil sampai yang besar sekalipun. Sekitar pukul 16.20 WIT speedboat kami sudah meninggalkan dermaga. Ah, rasanya masih belum percaya kalau saat ini saya sedang menuju ke the most wanted place to visit. Rajaaaaaa Ampattttttt, I aaaaammmm comiiinggggggg!! Mungkin begitu suara hati saya saat ini. ^^

Well, berbicara mengenai Raja Ampat, siapa yang tidak kenal dengan tempat ini. Bagi sebagian besar orang yang mengaku suka traveling, Raja Ampat pasti masuk ke dalam list tempat-tempat yang ingin dikunjungi. Termasuk saya tentunya. Keindahan gugusan pulau-pulaunya, laut yang hijau dan biru, pasir putihnya serta keindahan bawah lautnya sudah terdengar sampai ke mancanegara. Bahkan konon katanya, sebagian pemilik resort disini adalah orang asing (ini yang disayangkan). Selain terkenal dengan hal-hal tersebut di atas, Raja Ampat juga terkenal dengan susahnya akses menuju kesana dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan. Hal itu yang membuat tempat ini menjadi eksklusif karena hanya sebagian orang yang beruntung yang bisa menyisihkan uang, waktu dan tenaga mereka untuk mengunjungi tempat ini. Beruntunglah ketika saya bersama teman-teman satu tim bisa berkunjung ke Raja Ampat di sela-sela melaksanakan tugas kami.

Selama perjalanan, kami isi dengan bercerita dengan teman satu rombongan sambil menikmati setiap hal yang kami liat di laut. Ketika waktu hampir menunjukkan pukul 18.00 WIT, matahari perlahan-lahan turun hendak meninggalkan kami. Guratan-guratan cahaya kemerahan memenuhi langit disebelah barat. Masya Alloh, it was one of beautiful sunset I have ever seen.

Setelah matahari tenggelam, kami belum juga sampai ke resort tempat kami menginap. Perlahan-lahan kami sudah memasuki wilayah Kepulauan Raja Ampat. Pulau-pulau kecil sudah terlihat dari kejauhan dengan resort-resort yang dibangun dari kayu sudah berjejer di tepian pantainya. Ahhhh,, saya sudah membayangkan betapa romantisnya resort-resort itu. Tak lama kemudian, akhirnya kapal kami perlahan-lahan melambat dan mendekat ke sebuah dermaga panjang yang terbuat dari kayu. Wah ternyata ini dia resort tempat kami menginap. Aaaaakkkk, seketika saya ingin berteriak, "Rajaaaaa Ampattttt, Here I am!!!! Sambil tak lupa mengucap syukur kepada Alloh SWT atas kesempatan yang diberikan ini. 


Sekitar pukul 18.31 WIT, kapal berhenti sempurna di dermaga Dive Lodge Resort. Suasana di dermaga luamayan ramai malam ini. Beberapa orang sedang menyiapkan peralatan untuk diving. Sementara itu, dari dalam laut dekat dermaga, saya melihat ada cahaya lampu dari bawah. Ternyata ada yang sedang melakukan diving di malam hari. Ah, puncak kemupengan saya untuk diving sudah tidak dapat dibendung. Eitsss, tapi kami harus check-in terlebih dahulu di resort kami. Tak lupa kami foto-foto dulu di depan tulisan "Raja Ampat Dive Lodge" sebagai bukti kami sudah di Raja Ampat (ini penting banget ^^).
Salah satu kapal yang sedang berlabuh
Kami harus menyusuri dermaga kayu yang cukup panjang ini untuk sampai ke resort. Suasana yang remang-remang dan sunyi memang cocok sebagai tempat untuk rehat dari aktivitas sehari-hari di ibukota. Selain itu, tempat ini cocok juga untuk bulan madu soalnya romantis. hehe. Saat tiba di reception, kami di suguhi segelas welcome drink dan handuk dingin untuk membersihkan muka yang mungkin sudah kucel. PIC dari resort langsung membagikan kunci kamar kami masing-masing. Saya dan Bu Paini menempati kamar nomor 11 yang berada di dekat jalan masuk. Setelah bersih-bersih dikamar masing-masing, kami pun pergi ke restaurant untuk menyantap makan malam kami. Kami sengaja memilih meja di dekat pantai sambil menikmati semilir angin di malam hari. Setelah makan, kami masih ngobrol dan membahas mendoan. Sejenak kami pun melupakan tugas-tugas kami yang belum selesai untuk menikmati keindahan tempat ini. Sehabis makan, kami sempatkan jalan-jalan ke arah dermaga untuk melihat bintang dan bulan yang terlihat sangat jelas di langit malam ini. Ahhh,, I love this atmosphere so much. Suasana yang santai, tenang, langit yang terang akan cahaya bulan membuat saya ingin menikmati hal ini dengan orang-orang tersayang. Semoga ya someday bisa kesini bersama-sama keluarga. aamiin YRA. 
Ini reception yang bersebelahan dengan restaurant. Restaurant ini langsung menghadap ke pantai

Waktu sudah cukup malam, rasanya badan ini sudah meminta untuk direbahkan. Kami pun kembali ke kamar kami masing-masing untuk rehat demi hari esok yang pasti akan menyenangkan. Good night!!

Saturday, November 1, 2014

Road to Raja Ampat #2

Selamat Pageeeeeeeeee!!!

Rasanya hati ini sudah bergejolak tak sabar menanti pagi, menanti penjelajahan di pulau-pulau di Raja Ampat. Iyap, hari ini jadwal kami bersenang-senang. Agenda sementara yang dibicarakan antara pimpinan rombongan kami dan PIC dari resort tadi malam sudah terbayang-bayang di pikiran saya. Saya sudah membayangkan snorkling dengan ditemani ikan-ikan lucu, melihat icon nya Raja Ampat berupa gugusan pulau-pulau dengan laut yang hijau, pasir timbul di tengah laut dan masih banyak tujuan lainnya. Eitssss,,, tunggu dulu. Daripada cerita yang cuma ada di bayangan, mending cerita yang sebenarnya yuks.

Pagi ini, salah satu pagi yang sangat menyenangkan, membuat hati bergejolak, membuat diri ini tak sabar untuk meng-eksplore Raja Ampat. Sekitar pukul 05.00 WIT, saya bangun untuk sholat subuh. Karena berada di pulau yang masih sepi, saya pun tak bisa mendengar suara adzan disini. Hanya berbekal aplikasi pengingat sholat di smartphone saya, saya pun mengambil air wudlu dan segera menunaikan sholat subuh. Setelah sholat subuh, sebenernya saya ingin berjalan-jalan menyusuri resort atau sekedar berjalan-jalan menyusuri pantai dan dermaga. Tapi mata yang masih kantuk menyurutkan niat saya untuk keluar. Ditambah lagi karena jam 08.00 WIT kami harus sudah siap berangkat. Jadi saya pikir mending saya manfaatkan waktu buat bersiap-siap dari pada berjalan-jalan di pantai.

Pukul 08.00 WIT, saya dan Bu Paini menyempatkan untuk sarapan. Teman-teman yang lain juga sudah lebih dulu berada di resto untuk sarapan. Ternyata hanya saya dan Bu Paini yang pagi tadi tidak berjalan-jalan. Pak Hasron dan keluarga berjalan-jalan di pantai, sementara Mas Rio dan Mas Ricki bermain canoe di laut dangkat di sekitar dermaga. Ahhhhhh, saya mupeng. Saya pun protes karena mereka tidak mengajak saya untuk bermain canoe. Tapi tidak apa-apa, masih ada hari esok yang lebih baik. (halahhh, malah nyanyi ^^)

Setelah sarapan selesai, kami bersiap-siap menuju ke kapal kami untuk menuju ke Pianemo atau lebih terkenal dengan nama Wayag Kecil. Sekitar pukul 9.30 WIT, kapal kami perlahan-lahan meninggalkan dermaga resort. Perjalanan kami tempuh kurang lebih selama 1,5 jam menuju ke Pianemo. Saat kapal mulai memasuki wilayah Pianemo, kami semua takjub melihat keindahan gradasi warna lautnya yang hijau dan biru ditambah gugusan tebing-tebing/pulau-pulau yang mengelilinginya. Tempat terbaik untuk melihat keindahan gugusan pulau ini adalah dengan menaiki salah satu bukit. Keindahan dari atas sana tak bisa diungkapkan dengan kata-kata *katanya. Namun, sebelum kami naik, kami singgah dahulu ke tempat penangkaran hiu. Sebenarnya kalau kata pemilik resort tempat dimana hiu-hiu ini hidup, hiu-hiu ini tidak dipelihara. Mereka ada dengan sendirinya. Namun, karena semakin lama semakin banyak orang yang ingin melihat, maka hiu ini pun diberi makan secara rutin. Saat saya kesana, ada seorang tamu yang sedang memotong2 daging ikan tuna untuk santapan hiu-hiu yang kelaparan. Selain hiu, banyak juga jenis ikan yang hidup di sekitaran resort ini. Ada pula ikan pari yg berukuran kecil berenang-renang bersama hiu.

Tidak hanya melihat ikan, di belakang resort ini ternyata ada pantai. Biasanya kan resort di Raja Ampat kebanyakan ada di pinggir pantai. Kalau ini, resort yang bangunannya terbuat dari bambu dan kayu ini mempunyai konsep kebalik. Setelah menyusuri resort, kami baru bisa menemikan pantai. Sangat indah dan nyaman suasananya untuk melepas penat.

Setelah puas melihat2 ikan, kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju Pianemo, salah satu icon di Raja Ampat. Jarak dari resort hiu tadi tidak begitu jauh. Hanya beberapa menit saja, kami sudah sampai. Berdasarkan cerita dari rekan kami di Papua, sebelum ada Sail Raja Ampat, akses menuju ke atas bukit belum dilengkapi dengan tangga kayu. Jadi pengunjung waktu itu menaiki bukit tebing ini dengan usahanya sendiri (seperti yang saya lihat di program acara My Trip My Adventure). Tapi alhamdulillah saat kami datang, sudah dibangun tangga kayu menuju atas pulau/tebing. Ya lumayan juga naik tangganya. Di beberapa titik disediakan gazebo untuk istirahat bagi yang kelelahan. Kami pun dua kali istirahat saat naik. Dan kelelahan kami menaiki tangga tidak lah sebanding dengan pemandangan yang sangat indah yang terbentang di depan mata kami. Masya Alloh, Subhanalloh tak henti-hentinya mulut berucap takjub atas ciptaan Alloh SWT yang benar2 indah ini. Rasanya unbelievable. Pemandangan ini biasanya saya lihat di TV saja, tp kali ini dengan ijin Alloh SWT, saya bisa melihatnya langsung. Alhamdulillahh alhamdulillah alhamdulillah. Kamera smatphone, kamera digital, tongsing, dan DSLR pun langsung digunakan untuk memgabadikan tempat ini. Jadi selain tangga yang di bangun, pemerintah juga membuat semacam balkon dari kayu agar para pengunjung dapat menikmati pemandangan ini dengan aman. Ada dua balkon yang dibangun. Salah satunya terletah lebih rendah dari satu yg lainnya.

Waktu kami menikmati tempat ini cukup lama. Sebagian orang masih berfoto-foto dan sebagian lainnya hanya melihat-lihat setelah dirasa puas berfoto. Kalau saya pastinya termasuk yang masih berfoto. Saya tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk mengambil foto yang sebagus dan sebanyak-banyaknya. Setelah dirasa cukup puas mengambil foto, kami pun menuruni tangga dan menuju ke kapal. Sekitar pukul 12.30 WIT, kami turun dan melanjutkan makan siang yang kami bawa dari resort di dermaga Pianemo. Makan di pinggir laut begini benar-benar nikmat. Menu makan siang kami sebenrnya tidak begitu spesial. Pemandangan disekitar kitalah yang membuat makan siang kami bertambah nikmat. Perut kenyang, mata pun senang melihat bagusnya laut yg hijau dan karang-karang yang mengelilinginya. Masya Alloh, i am falling in love with this islands.

Selesai makan siang, kami melanjutkan perjalanan kami menuju batu pensil. Konon katanya ada karang yang bentuknya menyerupai pensil. Namun setelah lama mengarungi tebing-tebing disini, kami tidak menemukan tempat yang kamj tuju. Akhirnya kami melanjutkan ke tujuan selanjutnya yaitu Pulau Pasir. Yaitu kumpulan pasir yang terdapat di tengah laut. Aaakkk saya sudah tidak sabar untuk melihatnya. Namun sebelum ke tempat tersebut, kami singgah ke resort untuk sholat dan mengambil barang2 yang diperlukan.

Setelah itu, kami menuju ke Pulau Pasir. Jadi pulau ini akan terlihat saat surut. Jika sedang terjadi pasang, maka akan tenggelam oleh air laut karena pulau ini hanya gumpalan pasir. Namun sayang, sesampainya kami dilokasi, boat yg kami tumpaki tidak bisa berlabuh di dekat pulau pasir ini karena terlalu dangkal. Tadinya kami mau nyebur dan berjalan kaki untuk menuju ke pulau tersebut. Namun karena dirasa bahaya, takut kalau tiba-tiba ada gelombang laut yang besar datang (lokasinya ditengah laut), jadi kami urungkan niat untuk berjalan kaki menuju ke pulau tersebut. Padahal ketinggian air disekitar pulau hanya sampai betis orang dewasa saja. Yaahh, kecewa si pasti ya. Karena belum pernah ada sebelumnya ada pasir ditengah laut begitu. Tapi ya sudah daripada ada kejadian yang tidak diinginkan. Melihat dari kejauhan saja sudah sangat menyenangkan. Air disekitar pulau juga sangaaaattt jernih. Sampai-sampai dasar laut yang dangkal juga terlihat. Rencana lain ditempat ini adalah kami berniat snorkling. Airnya yang jernih benar-benar menggoda saya dan teman-teman untuk nyeburrrrr. Tapi karena dilihat tidak ada ikan-ikan lucu dan terumbu karang yang bagus, akhirnya kami diajak ke resort yang lain yang ternyata disekitaran resort ini jg banyak ditemui ikan-ikan dan terumbu karang yang bagus. Sebenarnya disekitaran resort kami juga bisa snorkling. Tapi kami ingin mencoba spot yang lain. Resort ini hampir sama dengan resort yang lain. Kamar2nya terbuat dari bambu dan langsung berada di atas laut dipinggir pantai. Ternyata resort ini sudah sering dijadikan tempat untuk melihat ikan, sehingga pas kita datang, sudah ada orang yang memberikan semangkuk besar makanan ikan. Salah satu yang benar-benar istimewa dari Raja Ampat memang kekayaan lautnya. Ikan-ikannya masih sangatttt beragam dan bisa diliat tanpa harus snorkling. Semuanya jelas terlihat dari atas air. Kita tinggal melempar makanannta dan kemudian ikan-ikan ini berebutan. Aaaaaakkkk bikin betahhh.

Saya dan teman saya yang sudah menyewa alat snorkling akhirnya tetap nyebur. Tapi ternyata arusnya agak lumayan kencang jadi saya harus pegangan bambu penahan resort agar tidak terbawa arus. Saat melihat dibawah langsung, ada berada sangatt dekat dengat ikan yang indah itu, rasanya tidak bisa diungkapkan. I am falling in love with the beauty of underwater since the first time i tried it. Diving and snorkling are addictive. I want it more more and more. Hehe

Setelah dirasa puas bermain di resort ini (padahal ga pernah puas), akhirnya kami kembali ke dive lodgr resort. Saya dan beberapa teman melanjutkan snorkling di sekitaran dermaga kayu. Kami mengambil lokasi yang dangkal. Karena pas di dermaga kayu ini langsung ada palung yang dalam. Di sekitaran dermaga ini, ikannya tak kalah bagus. Dan saya menemukan nemooooooo. Aaakkkk lucu bangettt ikan ini. Sama persis seperti yang saya lihat di film finding nemo. Ada juga bintang laut, karang-karang warna warni yang lucu dan segerombolan ikan yang lewat. Masya Alloh, how i love this view soooo muchhhh. Terima kasih Yaa Alloh atas keindahan dan kekayaan yang diberikan kepada Indonesia. Bantu kami untuk menjaga dan memeliharanya. Semoga dilain waktu, saya bisa kembali kesini bersama orang-orang tersayang. Dan semoga teman-temen yang belum kesini bisa kesini dengan orang-orang tersayangnya juga. Aamiin

Tak terasa waktu sudah semakin sore. Kami pun menyudahi snorkling dan bergegas menuju kamar untuk membersihkan diri. Petualangan hari ini sampai disini dulu. Hari besoknya kami harus kembali bekerja untuk meninjau lokasi proyek di Pulau Waisai. Tunggu cerita selanjutnya.

_gayuh_
01112014