Pages

Monday, June 17, 2013

Bukittinggi Koto Rang Agam

Well, setelah ganti baju dan menunaikan ibadah shoat Dhuhur, saya dan rombongan pun bergegas menuju ke Bukittinggi. Kami membawa dua mobil yang masing-masing mobil berisi lima orang. Kami pun membeli cemilan dan air mineral untuk bekal kami selama diperjalanan karena untuk mencapai Bukittinggi, dibutuhkan waktu kurang lebih 4-5 jam. Walaupun menempuh medan yang lumayan sulit-jalan berkelak-kelok dan hujan-tapi kami tetap menikmati perjalanan karena kami juga disuguhi pemandangan yang indah. Di tengah perjalanan, kami melihat Air Terjun Lembah Anai yang terletak di tepi Jalan Raya Padang-Bukittinggi yang kami lalui. Jadi setiap pengendara tidak harus berhenti untuk melihat langsung air terjun yang tingginya kurang lebih 60 meter. Namun, jika ingin rehat sejenak untuk melepas lelah juga bisa. Pengelola menyediakan lahan parkir, beberapa toko dan warung didekat lokasi air terjun. Karena letaknya yang sangat dekat dengan jalan, maka kadang terjadi kemacetan jika banyak pengendara yang berhenti dan berkunjung ke obek wisata tersebut. Kami pun memutuskan untuk hanya sekedar lewat dan menikmati ciptaan Alloh SWT tersebut dari dalam mobil. Kami merencanakan untuk mampir dan berfoto di air terjun ini saat perjalanan pulang ke Padang.

Sesampainya kami di Padang Pariaman, kami mampir untuk mengisi perut di warung sate padang yang sangat terkenal yaitu Sate Padang Mak Syukur. Sebenarnya perut masih agak kenyang karena makan siang di reseprinya Uda. Tapi mumpung disini, kami pun mencicipi sate padang ini. Setelah memesan, kami pun mencari tempat duduk. Suasana warung memang sangat ramai karena banyak pengunjung yang datang. Akhirnya kami pun memilih tempat duduk di lantai 2. Tak berapa lama, pesanan kami datang. Kami pun langsung menyantap hidangan di depan kami. Setelah selesai makan, saya pun menyadari kenapa warung ini begitu terkenal dan ramai. Rasa yang ditawarkan sate padang Mak Syukur memang benar-benar enak. Bahkan lebih enak dari yang saya makan sebelumnya. Saya tidak bisa mendeskripsikan bagaimana rasa enaknya sate ini, tapi saya berkesimpulan bahwa makanan tradisional apapun memang jauh lebih enak kalau dibeli dan dimakan ditempat makanan tersebut berasal.

Setelah kenyang melahap sate padang Mak Syukur, kami melanjutkan perkalanan menuju Bukittinggi. Hujan pun semakin deras turun. Sekitar pukul 17.00 WIB kami sampai di Kota Bukittinggi. Kotanya cukup kecil tapi ramai. Suasananya sangat sejuk dikarenakan letaknya yang di atas bukit-bukit. Mungkin itulah kenapa kota ini disebut dengan Bukittinggi yaitu kota di atas bukit yang tingi  (ini analisis saya.hehe). Kami berbegas mencari hotel untuk menginap selama satu malam. Akhirnya kami dapat dua kamar di Hotel Royal Denai. Saya, Devi, Nadya, dan Meta menempati satu kamar dan kamar yang satunya ditempati oleh Rio, Indra, Mery, dan Mamet. Kami pun bergegas untuk mandi dan istirahat sejenak sebelum memulai menjelajahi Kota Bukittinggi.

Tujuan pertama kami pastinya Jam Gadang yang merupakan icon Kota Bukittinggi. Ternyata lokasi jam tersebut lumayan dekat dengan hotel kami. Tidak sampe setengah jam, kami pun sampai di lokasi. Setelah memarkir mobil, kami berjalan menuju bangunan tinggi megah gaya kolonial Belanda dengan 4 jam di puncak bangunan ini. Yup, here it was Jam Gadang. Suasana malam ini tampak ramai oleh pengunjung. Mungkin karena bertepatan dengan malam Minggu jadi banyak warga sekitar yang menghabiskan malam minggunya di sini bersama orang terkasih dan keluarganya. Kami pun langsung mencari spot yang pas untuk berfoto. Setelah puas berfoto di salah satu sisi Jam Gadang, kami berjalan-jalan untuk melihat sisi yang lainnya. Sebenarnya, pengunjung diperbolehkan untuk memasuki bangunan ini dan naik ke atas. Tapi berhubung antrian di loket sangat ramai, maka kami mengurungkan niat untuk masuk dan naik ke atas bangunan. Disekitar lokasi banyak dipenuhi oleh pedagang-pedangan diantaranya pedagang makanan, suvenir dan kaos-kaos bertuliskan Bukittinggi. Naluri untuk belanja sebenarnya sudah mulai memuncak, tapi harus ditekan dulu karena besok masih ada sesi khusus untuk berbelanja di Pasar Bukittinggi.

Setelah puas berkeliling, berfoto dan bahkan membaca sejarah mengenai Jam Gadang, kami akhirnya memutuskan untuk mencari sesuatu yang mengenyangkan. Kami bergegas menuju ke tempat dimana mobil kami diparkir. Namun sebelumnya, kami berfoto dulu di depan Istana Bung Hatta Bukittinggi yang terletak di dekat lokasi Jam Gadang ini. Acara selanjutnya adalah mencari makan karena perut kami sudah mulai memanggil-manggil untuk diisi. Kami pun makan di warung tenda dengan menu mie rebus dan nasi goreng.
Saya malah memilih untuk membeli martabak telor mesir karena tidak ada menu yang sesuai dengan selera saya. Selesai makan, kami kembali ke hotel dan istirahat karena besok masih ada jadwal belanja dan harus kembali ke Padang untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta



-Gayuh-
30032013