Pages

Tuesday, December 31, 2013

Five hours to go....

Lima jam menuju pergantian tahun 2014. Acara-acara gosip dan berita di TV udah ramai dengan kalaidoskop untuk tahun 2013. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di tahun 2013 sudah pasti menjadi topik utama minggu terkahir di tahun ini. Kalau buat saya pribadi pastinya banyak sekali hal-hal penting yang terjadi dalam hidup saya. Banyak hal bikin seneng, tapi tak sedikit pula yang bikin sedih. Tapi apapun itu, saya selalu inget bahwa seseneng apapun dan sesedih apapun kita, di dalamnya terkandung hikmah dan pembelajaran yang membuat kita lebih baik. Saya selalu percaya bahwa Alloh SWT tidak memberi cobaan di dalam kesedihan, namun cobaan pun terkandung dalam kesenangan yang kita rasakan. Poin pentingnya adalah sejauh mana kita mengingat Alloh SWT dalam semua kondisi yang kita rasakan.

Saya pernah membaca sebuah twit dari @HijabAlila yang sangat memotivasi saya ketika saya sedang bersedih. begini bunyinya "Banyak yang mengasihani diri ketika mendapat musibah, padahal saat itu Alloh SWT sedang perhatian dan sayang-sayangnya kepada kita." Setelah membawa itu, saya pun berfikir bahwa tidak ada alasan untuk bersedih karena Alloh SWT selalu bersama kita. Seperti tertuang dalam QS. At-Taubah :40 “La Tahzan, Innallaha Ma’ana. Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita."

So,, there's no reason for being sad. Waahhhh, malah jadi sedih-sedihan gini ya. Padahal bukan maksud bercerita tentang kesedihan. Hanya ingin sharing tentang apa yang saya lakukan ketika bersedih. ^^

Udah mau tahun baru 2014, ga boleh donk sedih-sedih terus. Soalnya dibalik kesedihan yang mungkin saya rasakan di tahun 2013, terkandung banyaaaaakkkk sekali kegembiraan dan kebahagiaan (bedanya apa?^^) dalam hidup saya. Saya banyak banyak bersyukur atas apa yang Alloh SWT berikan kepada saya. Mungkin jika saya hitung satu persatu tidak akan pernah bisa. Karena Alloh SWT berfirman dalam QS. Ar-Rahman ayat 13, "Which then of the bounties of your Lord will you deny?". Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Soooooo, masih mau ngeluh? No way.... Let's be grateful toward everything we have. ^^

Hal yang paling berkesan dan paling membahagiaan buat saya selama tahun 2013 adalah saya diberi kesempatan oleh Alloh SWT untuk mengunjungi tempat yang paling diimpikan oleh seluruh umat muslim di dunia. Yup, alhamdulillah pada Juni tahun 2013 ini saya berkesempatan menunaikan ibadah umroh di tanah suci Mekah dan Madinah. Semoga someday saya diberi kesempatan lagi untuk mengunjungi Mekah dan Madinah menunaikan dibadah haji bersama suami dan keluarga saya dan yang belum berkesempatan pergi kesana diberikan ijin oleh Alloh SWT untuk menunaikan ibadah umroh dan haji. Aamiin

Mungkin begitu cerita singkat saya selama tahun 2013. Banyak hal yang tidak bisa diceritakan satu persatu. Semoga Alloh SWT memberi kesempatan kepada saya untuk menjadi orang yang lebih baik di tahun 2014. Semoga apa yang belum tercapai di tahun ini bisa tercapai di tahun 2014.
Selamat tahun baru 2014 semuanya!! Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat dan berkah kepada kita semua. aamiin....

-Gayuh-

Sunday, December 29, 2013

Jakarta's Hidden Paradise #2

Setelah puas dan lelah bersnorkling, kami melanjutkan agenda hari pertama. Kami diajak menjelajah Pulau Tikus yang tak berpenghuni. Sepanjang perjalanan menuju Pulau Tikus, kami melihat beberapa pulau di dekat Pulau Pari. Salah satunya adalah Pulau Tengah. Dari kejauhan terlihat beberapa bangunan yang masih dalam tahap pembangunan di pulau tersebut. Berdasarkan cerita dari guide kami, Pulau Tengah adalah pulau pribadi yang dimiliki oleh Pak Hengki (kalau tidak salah ingat). Mungkin pemilik pulau ini sedang membangun penginapan-penginapan yang nantinya akan disewakan kepada pengunjung. Tapi ternyata bukan hanya penginapan yang dibangun, namun pantai buatan pun dibangun untuk menarik minat pengunjung agar berkunjung ke Pulau Tengah.Ya apapun alasannya, semoga pemilik pulau bisa melestarikan dan menjaga pulau tersebut dengan baik.

Kembali ke Pulau Tikus. Luas pulau tikus mungkin tidak ada separuh dari Pulau Pari. Namun, jelajah pulau kali ini tetap menarik karena pulau ini tidak berpenghuni. Hanya ada satu rumah yang menurut saya baru saja selesai dibangun. Setelah bertanya kepada guide kami, barulah kami tau kalau rumah tersebut sengaja dibangun untuk penjaga pulau ini. Tapi membayangkan sendirian di pulau tak berpenghuni ini saja sudah seram. Salut untuk pak penjaga pulau. I appreciate that, Sir. 


Di Pulau Tikus kami hanya berfoto di spot-spot yang menurut kami bagus. Sayang sekali daerah sekitar pantai sudah terdapat banyak sampah plastik. Hal-hal seperti ini lah yang merusak indahnya pantai dan laut di Indonesia. Banyak sekali masyarakat yang masih kurang tanggap teradap kebersihan dan keindahan pantai dan laut. Jadilah pengunjung yang baik dengan tidak membuang sampah sembarangan. Pantai dan laut di Indonesia adalah milik kita bersama. Jadi marilah kita jaga pantai dan laut kita agar selalu bersih sehingga keindahan pantai dan laut masih bisa kita nikmati. 

Setelah puas berfoto-foto dan bermain air di Pulau Tikus, Mas Saman menawarkan apakah mau lanjut snorkling di spot yang kedua atau lanjut pulang ke penginapan. Awalnya kami ragu-ragu karena beberapa teman sudah kelaparan dan ingin kembali ke penginapan. Saya pribadi masih ingin lanjut snorkling, tapi suara gemuruh petir dan langit yang semakin mendung membuat kami memutuskan untuk kembali ke penginapan. 

Kami melepaskan life-jacket dan menaruh alat-alat snorkling didepan penginapan kami. Dengan baju yang masih basah, kami melanjutkan agenda kami dengan bersepeda ke Pantai Pasir Perawan. Kami pun langsung menceburkan diri ke air dan berfoto-foto. Setelah puas dengan berbagai gaya, akhirnya kami memutuskan untuk mengisi perut kami. Mba Acik dan Dina yang sedari tadi terbayang-bayang makan indom*e di pinggir pantai akhirnya kesampaian juga. Kami mendatangi salah satu warung di pinggir pantai dan langsung memesan indomie goreng dan rebus plus kelapa muda. Alhamdulillah, nikmatnya tak dapat diungkapkan. Makan menu favorit kami dengan pemandangan pantai yang indah di hadapan kami. ^^


Setelah perut kenyang, kami memutuskan untuk kembali ke penginapan dengan mengambil jalan yang lebih jauh dari rute yang biasa kami lewati. Tujuannya hanya satu yaitu ingin mengeksplore Pulau Pari. Kami bersebeda sudah cukup jauh dari pantai. Pada saat kami mau memutar arah ke penginapan, kami mendengar salah seorang pengunjung berteriak ke temannya untuk bersepeda sampai ujung. Saya pun bertanya, 'apaka ada ujungnya?" Orang tersebut pun menjawab, "Ujungnya ada di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)". Saya bertanya lagi, "Bisa liat sunset ga mas disana?" Orang tersebut menjawab lagi, "Bisa, kalau masih ada." Saya pun menawarkan ke teman-teman untuk melihat sunset. Untunglah semua tertarik untuk mengejar sunset. Untuk melihat sunset, kami harus berjalan kami ke Dermaga LIPI yang terletak di bagian paling barat Pulau Pari. Mulut ini tak henti-hentinya mengucap Subhanalloh melihat keindahan sunset pada sore itu. Saya pribadi memang sangat menyukai sunset dan sunrise. Jadi saya merasa antusias untuk melihatnya.
Pantai Pasir Perawan yang tenang

Ilalang disekitar Pantai Pasir Perawan

Jalan menuju ujung dermaga cukup panjang dan hanya bisa dilalui 2 orang. Sehingga satu jalur untuk ke arah dermaga, dan satunya lagi untuk orang-orang yang kembali dari dermaga. Sunset sore itu benar-benar indah. Warna orange memenuhi luasnya langit dan pantulannya membuat lautnya juga berwarna orange. Karena kami khawatir pada saat kami sampai di ujung dermaga sunsetnya sudah hilang, maka kami memutuskan untuk berhenti di tengah-tengah perjalanan kami dan berfoto di pinggir pantai di sebelah jalan menuju dermaga. Semakin sore semakin orange warna langitnya dan semakin indah juga sunsetnya.



Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 WIB dan langitpun semakin gelap. Baju kami yang basah hampir setengah kering. Untunglah kami tidak masuk angin karena itu. Setibanya dipenginapan, antrian mandi pun disusun. Mba Arfie dan Mba Astrie mengajukan diri untuk menjadi urutan pertama. Saya, Mba Acik, dan Dina menunggu di luar. Tiba-tiba makan malam kami datang. Saya dan Mba Acik pun menyantap makan malam kami dahulu sambil menunggu antrian mandi. Menu malam ini cukup istiwewa. Ada cumi goreng tepung, sayur sop, sambel dan tak lupa kerupuk. Makanannya hoommeeyyy sekali. Entah karena kami yang sedang lapar atau memang rasanya enak. Kami pun makan dengan lahapnya. Tapi apapun alasannya, we liked the menu. ^^


Agenda kami pada hari pertama ternyata cukup menguras tenaga. Hal itu dibuktikan dengan teparnya saya dan teman-teman. Sehabis mandi, kami langsung rebahan di atas kasur di depan tivi. Mba Acik bahkan mungkin sudah tertidur sebentar. Sebenarnya, kami masih punya 1 agenda lagi malam ini yaitu Barbeque. Niat awalnya kami ingin proses bakar-bakar ikan dan cuminya. Tapi karena kami sudah kecapean, akhirnya kami hanya menunggu Mas Saman mengabari kami bahwa ikan dan cumi nya sudah siap untuk dihidangkan. Saya, Dina dan Mba Acik keluar dan mendekati tempat membakar ikan dan cumi. Dan ternyata benar, Mas Saman dan beberapa guide sudah selesai membakar ikan dan cumi. Saya dan teman-teman membawa jatah kami ke depan penginapan dan makan bersama disini.

Selanjutnya kami tidur-tiduran di depan tivi sambil menunggu Westlife-The Farewell Tour yang ditayangkan di salah satu TV swasta pada pukul 23.00 WIB. Ternyata kami semua penggemar beratnya Westlife kecuali Mba Arfie. Selesai menonton konser, kami beranjak untuk tidur. Mba Arfie dan Mba Astrie tidur di kamar sedangkan saya, Mba Acik dan Dina tidur di depan TV.

Well, that was our agenda in day 1. What a holiday!! Thanks Alloh SWT... :)



-Gayuh-

Jakarta's Hidden Paradise #1

Obrolan ringan dengan teman-teman kantor siang itu tentang Kepulauan Seribu ternyata bukan hanya isapan jempol. Siang itu saya menyampaikan ke seorang teman bahwa saya ingin berlibur ke salah satu pulau di Kepulauan Seribu. Keinginan tersebut muncul setelah melihat teman SMA saya mengunggah foto-foto liburannya pada media sosial di Pantai Pasir Perawan Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Saya langsung jatuh cinta dengan putihnya pasir dan lautnya yang indah. Saya pun mencari 'pasukan' yang bisa diajak untuk berlibur kesana. Kebetulan pada liburan natal selama dua hari kali ini, saya tidak mudik. Munculah wacana untuk berlibur ke Pulau Pari bersama teman-teman kantor saya. Alhasil ada 5 orang termasuk saya yang fix bersedia untuk berlibur ke Pulau Pari. 

Saya pun mulai mencari travel agent yang terpercaya untuk membawa kami berlibur ke Pulau Pari. Beberapa travel agent yang saya hubungi rata-rata menawarkan paket yang sama, yaitu tiket kapal PP, sewa sepeda, sewa alat snorkling, kapal untuk snorkling, makan 3x, penginapan AC plus camera underwater. Singkat cerita, kami memilih Mba Mei sebagai travel agent kami. Harga yang ditawarkan sebenarnya cukup murah yaitu Rp 350.000,- per orang jika jumlah kami sebanyak 10 orang. Namun karena kami hanya berlima, maka harga yang ditawarkan pun lebih mahal yaitu Rp 500.000,-. Setelah semua setuju, kami membayar DP sebesar 50% ke Mba Mei pada hari Jumat tanggal 20 Desember 2013. Musim hujan yang sedang melanda Jakarta dan sekitarnya sempat membuat kami ragu. Namun, dengan tekad yang bulat dan iringan doa kepada Alloh SWT, kami pun mantap untuk berlibur ke Pulau Pari.
Hari Selasa, 25 Desember 2013 pukul 04.45 WIB, Mba Arfie bersama taksi pesanannya berangkat dari kosannya dan menjemput saya di kosan saya. Kami pun langsung berangkat menuju Pelabuhan Muara Angke, tempat dimana kapal yang mengangkut kami ke Pulau Pari berlabuh. Sementara itu, Mba Acik, Mba Astrie dan Dina berangkat dari arah yang berbeda dan menuju ke pelabuhan yang sama. Sekitar pukul 06.00 WIB, kami berkumpul di SPBU dekat pelabuhan untuk bertemu dengan Pak Jamal, orang yang akan mengantar kami ke kapal. Setelah semua berkumpul, kami pun diantar oleh asisten Pak Jamal menuju kapal yang mengantar kami ke Pulau Pari. Terdapat banyak kapal yang akan menuju pulau-pulau di Kepulauan Seribu. Kapal-kapal yang berada di pinggir dermaga sudah hampir dipenuhi penumpang. Perasaan sedikit kecewa pun melanda kami karena kami tidak bisa mencari tempat yang nyaman untuk duduk. Satu per satu kapal kami lewati. Ternyata kapal yang mengantar kami berada di paling luar dari dermaga. Kapalnya pun masih kosong. Akhirnya kami mencari tempat di atas untuk menghindari mabuk laut. Sambil menunggu penumpang lain, kami berfoto-foto di atas kapal. Terlihat sekali kegembiraan kami menyambut liburan kami kali ini. Mungkin karena jadwal yang padat di kantor akhir-akhir ini membuat kami ingin refresing melepas penat.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya kapal pun berangkat pukul 07.30 WIB. Perjalanan ditempuh dengan waktu kurang lebih 2 jam. Yeeeyyyyy,,, finally,, Pari Island!!!

Setibanya di Pulau Pari, kami disambut oleh Pak Firman, perwakilan dari travel agent kami. Kemudian, Pak Firman mengenalkan kami pada tour guide kami yaitu Mas Saman. Kami pun diantar ke penginapan kami yang berada persis dipinggir pantai dengan sepeda yang sudah siap di depan penginapan kami. Mas Saman menjelaskan sedikit tentang agenda kami siang itu dan mempersilahkan kami untuk istirahat sejenak sambil menunggu makan siang. Mba Arfie adalah orang yang paling rajin diantara kami. Dia sangat tidak tahan dengan kondisi rumah yang masih kotor dan lengket. Dia pun langsung menyapu dan mengepel lantai. Yang lain ikut membantu sedikit dengan doa. ^^

Okeeee,, rumah sudah bersih dan waktu masih menunjukkan pukul 10.00 WIB. Kami pun tak mau menyia-nyiakan waktu kami dengan berdiam diri di rumah. Sambil menunggu makan siang, kami memutuskan untuk berkeliling pulau dengan naik sepeda. Tujuan pertama kami adalah Pantai Pasir Perawan karena lokasinya sangat dengat dengan penginapan. Sebelum pintu gerbang pantai, kami melewati padang ilalang yang pastinya tidak akan kami lewatkan tanpa berfoto. Padang ilalang ini mengingatkan kami pada beberapa lokasi yang terdapat pada drama-drama Korea. Kami pun membayangkan adegan Song Hae Gyo dan Rain yang bersepeda dipinggir pantai di drama Full House. Kami pun berfikiran sama kalau ilalang ini cocok untuk foto pre-wedding. Aaahh,, khayalan kami sudah terlalu jauh tampaknya. Kami pun melanjutkan perjalanan kami ke pantai. Untuk masuk ke lokasi pantai, pengunjung dikenai tarif sebesar Rp 3.500,-. Dengan tarif semurah itu, pengunjung diijinkan keluar masuk pantai tanpa harus membayar lagi hanya dengan menunjukkan potongan tiket yang didapat tadi. Besoknya, kami tidak dikenakan biaya masuk alias gratis ke pantai karena sudah ditanggung travel agent kami.

Seperti namanya, Pantai Pasir Perawan benar-benar masih perawan karena kondisi pantai yang masih bersih dan belum banyak pengunjung. Kami benar-benar jatuh cinta dengan pantai ini. Pasirnya masih putih, airnya masih jernih dengan ombak yang sangat tenang. Pantai ini juga dikelilingi oleh hutan bakau yang membuat kami merasa seperti pantai pribadi kami. Anak-anak dan beberapa pengunjung dengan tenang berenang dan bermain pasir tanpa takut ada ombak. How I love this atmosphere so much. It was so calm, so peaceful and so cheerful.

Setelah puas berfoto-foto dan melihat-lihat sekeliling, tiba-tiba perut kami memerintahkan untuk kembali ke penginapan. Tak berapa lama, Mas Saman mengantar makanan kami. Menu kami kali ini ada nasi putih, sayur lodeh, ikan goreng, kerupuk, dan sambal. Tak lupa ada semangka sebagai desert kami. Makanan kami disajikan secara prasmanan. Kami makan di depan penginapan sambil memandangi laut luas di depan kami. Pengalaman yang jarang kami jumpai di ibukota. 


Setelah selesai makan, kami disuruh bersiap-siap untuk snorkling. Setelah ganti baju dan sholat dhuhur, kami pun siap untuk menikmati indahnya bawah laut di perairan Pulau Pari. I was so excited in snorkling. I was falling in love with the beautiful underwater in Wakatobi. I hoped underwater in Pulau Pari was as beautiful as in Wakatobi. But, unfortunately it wasn't. Setibanya di spot snorkling yang pertama, saya sedikit kecewa karena terumbu karang yang saya lihat tidak sebagus di Wakatobi. Namun, hal tersebut tidak membuat saya berhenti snorkling. Saya bersyukur masih ada ikan-ikan kecil lucu berwarna warni yang melintas di depan saya. Mas Saman meminta kami mengeluarkan roti yang kami bawa untuk diberikan kepada ikan-ikan. Alhasil, ikan-ikan pun berkumpul diantara saya dan teman-teman. Karena ada beberapa yang tidak bisa berenang, kami pun saling berpegangan saat snorkling. Kami tak henti-hentinya tertawa karena ulah kocak kami. Ada yang tidak bisa melawan arus, ada yang tidak bisa menggunakan goggle dan mask, serta banyak lagi kehebohan-kehebohan kami selama snorkling. 



Saya tidak melewatkan kesempatan untuk berfoto memegang karang (mungkin ini tren foto saat snorkling ^^). Saya pun melepas life-jacket saya dan berusaha menahan nafas selama beberapa detik untuk masuk lebih dalam ke bawah laut sambil memegang karang. Done!!! Foto andalan pun berhasil setelah beberapa kali mencoba. Saya kembali ke teman-teman saya untuk bersnorkling bersama.hehehe. Setelah lelah ber-snorkling dan bermain air, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke kapal dan istirahat sejenak di atas kapal sebelum melanjutkan agenda selanjutnya.


...to be continued...

-Gayuh-

Thursday, December 19, 2013

Unplanned Writing

Lagi jobless dikantor, iseng-iseng browsing plus googling cari-cari info buat rencana liburan natal ke Kepulauan Seribu. Eh, pas liat-liat foto-foto di Kepulauan Seribu di google, ga sengaja liat foto temen di Pulau Harapan. Langsunglah aku klik tautan foto itu. Ternyata fotonya ada di blog dia. Niat awal cuma mau baca tentang cerita dia liburan plus foto-fotonya, eh malah keterusan baca-baca tulisan-tulisan dia. Emang dasar kepo. hehehe. 

Sebenernya bukannya kepo, tapi tiba-tiba inget sama blog ini. Tiba-tiba ngerasa 'i have so many things to be written'. Terakhir nulis soal Toraja. I even haven't written my precious trip to Mecca and Medina on June. Then, my duty to visit Ambon, Maluku and North Sumatera. Owh,,,rasanya kalo pas lagi tugas, udah sering ngebatin 'ah besok aku mau nulis begini begini dan begini'. Tapi sering banget juga pas udah balik ke Jakarta dan udah di depan laptop plus udah buka www.blogger.com, ujung-ujungnya naluri nulisnya ilang. Kadang bingung mau dimulai darimana. Ujung-ujungnya baca-baca blog yang aku follow. hehehe. Yah, begitulah saya. ^^v

Tapi memang sudah menjadi rahasia umum kalo katanya nulis itu susah. Yes, it is and I do agree about it. But, it doesn't mean can't be tried. Actually, I do love writing. I ever joined an organization in my college and I was put in Media Department which is related to journalism. So, my task was to write the articles for wall magazine, booklet or even magazine. All of them are written in English. I was push not only to write a good article, but also to ensure that my articles are free from grammatical errors. Two years in this department gave me so many knowledge. I learned about writing, interviewing the speaker, hunting the news, making a concept of wall magazine and the last but not least, I learned how to make a design with Corel Draw. Owhh, that made me fell in love with graphic design.

Well, that was my story about my interest in writing. Unfortunately, after graduate from college, I didn't continue my interest to work as a journalist. I was more interesting with accounting. But, that is also not my job. hehehe. I follow my parents interest for being the Civil Servants. And yes, this is I am, one of the Civil Servant in one of Ministry in Indonesia. Even, I am not a journalist or accounting, but I enjoy my job. There are a lot of things that I never see, know and learn before. Especially about civil engineering. I wrote the other things in this blog.

Waahh,, ga kerasa udah bisa nulis empat paragraf aja. Padalah ga ada tema khusus untuk tulisan aku yang satu ini. Emang ya kalo follow the flow itu santai. Kita nulis semau otak, hati dan tangan. Kalo yang pernah aku baca soal gimana cara ngilangin males nulis adalah dengan maksa diri kita sendiri buat nulis. Dan mesti ditekanin kalo nulis itu ga harus dengan bahasa baku atau teratur (ini khusus nulis di blog). Kalo tulisan untuk presentasi di kampus atau kantor pastinya harus dengan tulisan yang baku doonk. hihihihi. 

Okayyy,, mungkin sudah harus diakhiri ni tulisan yang tanpa arah dan tema. Well, the conclusion is..........let's write!! Whatever the topic is, whatever the story is, and whatever the ways of writing is. Make writing as our habit!! *kalo ini aku juga akan berusaha ^^ fightiiinggggg!!!!


-Gayuh-
19122013