Pages

Wednesday, May 31, 2017

LINK IIP

Pembukaan Matrikulasi Institut Ibu Profesional https://www.youtube.com/watch?v=bgqJdS6s_fY

How to be a profesional mother?
https://youtu.be/hmLVcXK658Y

[5/30, 8:21 AM] SWASTIHAYU_ASTI_FASKEL IIP 4 DEPOK 1: https://www.youtube.com/watch?v=kwM9PDoRQRk&feature=youtu.be

[5/31, 9:32 AM] SWASTIHAYU_ASTI_FASKEL IIP 4 DEPOK 1: mak,, ini ada video dari seminar bu Elly Risman,, mudah2an bisa membantu
https://youtu.be/caZJfjAMX-0
🙏

NICE HOMEWORK #3

NICE HOMEWORK #3

📚MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH 📚

Bunda, setelah kita belajar tentang "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah" maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu persatu.

🙋Pra Nikah

a. Bagi anda yang sedang memantaskan diri untuk mendapatkan jodoh yang baik, tulislah suara hati anda dengan tema “UNTUKMU CALON IMAMKU”

b. Lihatlah diri anda, tuliskan kekuatan potensi yang ada pada diri anda.

c. Lihatlah orangtua dan keluarga anda. Silakan belajar membaca kehendakNya, mengapa anda dilahirkan di tengah-tengah keluarga anda saat ini dengan bekal/senjata potensi diri anda. Misi rahasia hidup apa yang DIA titipkan ke diri kita. Tulis apa yang anda rasakan selama ini.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda?adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa  anda dihadirkan di lingkungan ini?

👨👩👦👦Nikah

Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, memgapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

👩👧👧Orangtua Tunggal (Single Parent)

Bagi anda yang saat ini sedang mendidik anak-anak anda sendirian tanpa kehadiran pasangan hidup kita

a. Buatlah “Tanda Penghormatan’, dengan satu dua kalimat tentang sisi baik “ayah dari anak-anak kita” sehingga dia layak dipilih Allah menjadi ayah bagi anak kita, meskipun saat ini kita tidak lagi bersamanya.

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan  potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak anda, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan dengan tantangan keluarga yang luar biasa seperti ini. Apa misi hidup rahasiaNya  sehingga kita diberi ujian tetapi diberikan bekal kekuatan potensi yg kita miliki.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Setelah menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut di atas, sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" anda di muka bumi ini.

Selamat membaca hati dan menuliskannya dengan nurani. Sehingga kata demi kata di nice homework #3 kali ini akan punya ruh, dan menggerakkan hati yang membacanya.

Salam Ibu Profesional

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Resume materi #3 dan diskusi "PERADABAN DARI DALAM RUMAH KELAS MATRIKULASI BATCH 4 INSTITUT IBU PROFESIONAL

Resume materi #3 dan diskusi "PERADABAN DARI DALAM RUMAH
KELAS MATRIKULASI BATCH 4
INSTITUT IBU PROFESIONAL

☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘

PERADABAN DARI DALAM RUMAH

Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional

👨👩MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH👨👩
“ Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya ”
Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.
Maka tugas utama kita sebagai pembangun peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.
Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “ misi spesifiknya ”, tugas kita memahami kehendakNya.
Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “ peran spesifik keluarga” kita di muka bumi ini.
Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.
Darimana kita harus memulainya?

🙋 PRA NIKAH
Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:
a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?
b. Adakah yang membuat anda bahagia?
c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?
d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?
Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan.
Tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.
Karena,
ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK

👨👩👧👧 NIKAH
Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:
🍀Pertama temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?
🍀Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?
🍀Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?

🍀Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?
Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “ misi pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.

👩👧👧 ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)
Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.
a. Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?
b. Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?
c. Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?
Setelah ketiga pertanyaan tambahan di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.
Karena,
IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD
Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak
Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya.
Karena
Orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang
Tahap berikutnya nanti kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.
Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan
Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/

SUMBER BACAAN
Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013
Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015
Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016

*DISKUSI*

1⃣ Mbak Hani

*tanya*
Bagaimana cara menemukan keunikan positif yang ada di diri kita?Karena saya merasa biasa-biasa saja.

*jawab*
mak Hani, keunikan positif hanya bisa dirasakan orang sekitar kita. Mungkin mak merasa biasa saja, tapi bagi suami atau orangtua, saya yakin mak termasuk luar biasa.

2⃣ Nitia :

Setelah 5 tahun pernikahan, saya dan suami merasa belum menemukan peran spesifik pribadi atau keluarga dalam kehidupan. Jadi, perasaanya hidup go with the flow saja. Walaupun target2 jk pendek keluarga sudah ada tapi tetap saja tdk dpt melihat gambaran utuh ttg apa yang ingin dicapai dsb.
Terimakasih mak asti di materi ke 4 ini sudah digambarkan langkah2 mengenali peran spesifik. Ketika mulai dikenali apa (sedikit) kelebihan saya dan suami, lalu mulai memikirkan bagaimana mengembangkannya tiba2 saja jadi tidak menarik lagi, jika mengingat2 di luar sana sudah banyak orang yang memiliki keahlian yang sama. Bagaimana ya mak menjaga tetap semangat ?

2⃣ jawab:
Mak Nitia, mungkin kini saatnya mulai lagi untuk dituliskan.
Mengambil sisi positif dari orang lain itu boleh boleh saja. Bahkan di Ibu Profesional kita mengenalnya dengan istilah ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi)...
Tapi jangan dibawa baper ya mak, (kalau "bawa perubahan" mah ok) karena misi hidup masing-masing individu berbeda.

3⃣ Astrit

Bagaimana mensupport diri ketika kita memiliki potensi tapi merasa pesimis karena lingkungan sekitar?

3⃣ jawab:
Coba gunakan afirmasi positif pada tubuh kita, mak Astrit
Komunikasi terhadap diri sendiri di pagi hari dengan doa juga insyaAllah berpengaruh.

4⃣ (nama disamarkan)

Terus terang sy merasa tertampar dgn kalimat ini :
"ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK".
Karena sy mempunyai masa lalu yg kelam terutama bagaimana sy menjadi korban perceraian orangtua, dan ternyata saat orangtua memutuskan utk rujuk kembali dan memberi sy 3 org adik tidak menambah baik kehidupan mereka, ayah yg kembali dgn tabiat lama dan mau tdk mau ibu menjadi single fighter utk membesarkan adik2 dgn cara yg emosional sehingga mereka tdk tumbuh dgn baik.
Saya sdh jauh lama sejak akan menikah memaafkan mereka, tp sungguh sulit utk melupakan, dan apalagi sampai skrg masalah mereka tdk selesai2 walaupun sdh punya cucu. Sy selalu menjadi tempat keluhan keduanya dan jg "korban" saat hrs membantu finansial orangtua dan pendidikan adik2. Sebisa mungkin saya selalu bantu kalo sy mampu.
Ini jg menjadikan sy hrs tough dgn kehidupan sy, menjadi pelajaran berharga utk menjaga keutuhan rumah tangga dan memberikan pendidikan terbaik utk anak saya. Krn sy tdk mau mengulang sejarah ortu sy yg kelam.
*Maaf panjang jd curhat 😭

Pertanyaannya bagaimana cara berdamai dgn masa lalu kalo ternyata sulit dilupakan krn ada kondisi yg selalu mengorek luka lama kembali kita rasakan?
😔

4⃣ jawab,
mak, saya coba kutipkan jawaban dari Bu Septi ya..
A : Kuncinya bersihjan jiwa bund, ada panduan di Alqur'an sebenarnya untuk "berdamai dengan masa lalu"yg disebut tazkiyatunnafs sbb:
Tazkiyatunnafs adalah bahasa alQuran untuk mentherapy secara alamiah dan fitriyah apa apa yang menyebabkan kita berperilaku buruk. Tiada cara yang baik dan mengakar kecuali memperbaiki jiwa sebelum memperbaiki fikiran dan amal.
Belum pernah ada surat di dalam alQuran dimana Allah bersumpah begitu banyak, sampai 11 kali, kecuali untuk pensucian jiwa "sungguh beruntung mereka yang mensucikan jiwanya" (surat asSyams).
Warisan pengasuhan masa lalu dalam dunia psikolog sering disebut Inner Child, kadang sehebat apapun ilmu parenting atau psikologi yang kita pahami, tetap saja di tataran praktis yang kita pakai adalah apa yang pernah kita alami ketika kecil. Misalnya, kita tahu membentak dan menjewer itu buruk, namun ketika kekesalan memuncak maka hilang semua pemahaman, yang ada lagi lagi membentak dan menjewer.
Ada terapinya untuk ini, namun sebaiknya kita menggunakan jalur alamiah dan syar'i yaitu Tazkiyatunnafs, atau pensucian jiwa. Ini perlu waktu, perlu momen, perlu keberanian utk keluar dari zona nyaman dan instan.
AlQuran juga mengingatkan bahwa sebelum ta'lim maka penting untuk tazkiyah lebih dulu. Dalam prakteknya paralel saja, karena begitu kita berniat sungguh2 mendidik anak sesuai fitrahnya maka sesungguhnya kita sedang tanpa sadar mengembalikan fitrah kita atau sedang tazkiyatunnafs
Dalam buku tarbiyah Ruhiyah, pensucian jiwa itu bisa dilakukan dengan 5 M
1. Mu'ahadah - mengingat ingat kembali perjanjian kita kepada Allah. Baik syahadah, maksud penciptaan, misi pernikahan, doa doa ketika ingin dikaruniai anak, menyadari potensi2 fitrah dstnya
2. Muroqobah - mendekat kepada Allah agar diberikan qoulan sadida, yaitu ucapan dan tutur yang indah berkesan mendalam, idea dan gagasan yang bernas dalam mendidik, sikap dan tindakan yang pantas diteladani. Allahlah pada hakekatnya Murobby anak anak kita, karena Allahlah yang memahami fitrah anak anak kita. Maka kedekatan dengan Allah adalah agar hikmah hikmah mendidik langsung diberikan Allah untuk anak anak kita melalui diri kita.
3. Muhasabah - mengevaluasi terus menerus agar semakin sempurna dan sejalan dengan fitrah dan kitabullah, bukan obsesi nafsu dan orientasi materialisme
4. Mu'aqobah - menghukum diri jika tidak konsisten dengan hukuman yang membuat semakin bersemangat dan semakin konsisten untuk tidak melalaikan amanah
5. Mujahadah - sungguh sungguh menempuh jalan sukses (fitrah) dengan konsisten, membuat perencanaan dan ukuran2 nya
(Hasil Diskusi dengan Ustadz Harry Santosa dan Ustdz Aad seputar "tazkiyatunnafs)

== *DISKUSI BEBAS* ==

❓Sri Maesaroh
Aq juga sama kondisinya dgn mak @nitia.ajeng.. sdh 5 thn menikah masih blm mempunyai peran spesifik apalagi visi dan misi keluarga.. kadang bingung untuk merumuskannya mak..

✔ jawab
bila sudah menyandang predikat "ibu", alangkah baiknya bila menjadi sahabat untuk anak sendiri

Tanggapan dari  @rumahbukusalsabil
Coba sediakan waktu untuk ngobrol berdua Mak, lakukan evaluasi, lakukan pembenahan, ingatkan dengan tujuan kita menikah dan berkeluarga, terlebih lagi, arahkan visi-misi keluarga agar sesuai dengan visi-misi kita sebagai manusia atau hamba Allah.

✔ tanggapan pertanyaan no. 1-
Rumahbukusalsabil: Menurut saya memang kita harus mengupgrade diri dengan ilmu2 pendukung, juga melatihnya melalui banyak interaksi dalam keseharian. Insyaa Allah semakin terlatih, semakin menemukan sesuatu dalam diri.

❓sri maesaroh
"Tugas utama kita sebagai pembangun peradaban adalah mendidik anak2 sesuai dengan kehendak-Nya bukan mencetaknya sesuai keinginan😬 kita" kira2 agar kita dapat mendidik anak sesuai dgn kehendakNya itu tips n triknya bagaimana y mak ???

✔Mak asti
Yakinkah mak Sri bhw 'setiap anak adalah bintang'? Setiap bintang punya cahayanya sendiri. ➡

Apakah kita sdh membantu bintang kecil kita memancarkan sinarnya atau kita justru sibuk memperhatikan bintang2 yg lain?
Bgmn membantu supaya anak2 kita bersinar? Dg memberi mereka banyak ragam aktifitas yg menyenangkan buat mereka di usia 2-8 th.
Amati aktifitas apa yg begitu menarik perhatian mereka hingga terus diulang2 tanpa perlu kita minta. Begitu mereka *enjoy* dg aktifitas tsb, maka mereka akan mudah (*Easy*) mengerjakannya. Beri tantangan spy muncul ketrampilannya (*Excellent*).

Jika tahapan ini kita lakukan maka saat memasuki usia 9-14th anak2 akan mulai fokus pada 1-3 aktifitas yg benar2 diminatinya, bukan hal yg mustahil jika di usia ini bbrp diantara mereka bahkan sdh menghasilkan (*Earn*) baik prestasi maupun materi 👏

Tanggapan
@rumahbukusalsabil
Ketika berbicara tentang ruang lingkup lingkungan sekitar, berarti kita kudu mastiin, tugas kita di keluarga sudah tunai. Keluarga dulu Mak, insyaa Allah lingkungan mengikuti. Kalopun ada tantangan dari lingkungan, perkuat internal kita di keluarga.

✔ Tanggapan pertanyaan 4⃣
@Shinta wulandari
Mak, mungkin sekedar menambahkan. Dulu di sebuah kajian, saya dapati nasihat seorang ulama. Nasihat beliau, jika kita ingin mendapatkan bakti dari anak2 kita maka kita pun terlebih dahulu berbakti kpd kedua orang tua kita.

Mungkin ujian aku terkait ortu ndak seberat mak. Tapi, kadang saya pun ada luka2 masa lalu.. alhamdulillah, atas izin Allah skrg saya bisa pelan2 lebih lembut kpd orang tua, dan belajar terus ntuk bs jadi anak yg berbakti. Semangat ya mak...

@gedwina
Bismillahirohmaanirrohiim.... semoga bunda yang bertanya diberi keikhlasan atas masa lalunya, dibersihkan luka2 masa lalunya dan bisa move on meraih masa depannya dengan hati yang tenang dan bahagia.

Pasti sedih ya bunda, jika ada masa lalu yang kelam terkait dngan orangtua kita yang paling kita sayangi 😢. Bagaimanapun buruknya orangtua kita, mereka tetap orangtua kita yang harus kita bantu tidak hanya secara materi namun harus kita do'akan juga.

Saya rasa semua orangtua ingin keluarganya menjadi keluarga harmonis yang samara. Tidak ada yang menginginkan perceraian, tidak ada yang menginginkan keluarga yang terpecah belah dan tidak harmonis.

Dido'akan saja bunda, berdo'a dengan sungguh2 dan dengan berhusnudzon kepada Allah swt. Allah pemilik hati kita semua, Allah lah pembolak balik hati, minta padaNya agar Ayah dan Bundanya rukun, saling mencintai, diberikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, diluaskan rezekinya dan berdo'a agar kita bisa memaafkan segala kesalahan orangtua kita dan tidak meneruskannya ke keluarga kita.

Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk bunda, ya 😘 (peluk cium dari jauh)

❓Annisa Aulia Jasmin
Belajar ilmu agama memang sangat diperlukan untuk pengembangan diri mak, kira2 apa ya obatnya 'tobat sambel'? Seringkali belajar agama lalu seketika ingin taubat dan berubah jadi lebih baik, lalu 3 hari kemudian kok malas mengamalkan lagi 😢

Review Nice Home Work #2 ✅📝*CHECKLIST PEREMPUAN PROFESIONAL*📝✅

Review Nice Home Work #2

✅📝*CHECKLIST PEREMPUAN PROFESIONAL*📝✅

Pertama yang akan kami katakan adalah *SALUT* untuk para bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional yang berhasil mengalahkan "rasa" berat untuk mengerjakan nice homework#2 ini. Kalau di Jawa ada pepatah  yang mengatakan "Ojo kalah karo wegah" (Jangan mau kalah dengan rasa malas).  Karena sebenarnya kalau urusan membuat checklist profesionalisme ini bukan MAMPU atau TIDAK MAMPU melainkan MAU atau TIDAK MAU. Terbukti teman-teman bisa melakukannya di tengah kesibukan yang luar biasa.

Kami sangat menghargai proses teman-teman membuat checklist profesionalisme ini. Mulai dari menanti-nanti jawaban dari suami dan anak bagi yang sudah berkeluarga, maupun melakukan kesungguhan bermain “andaikata aku menjadi istri dan ibu” bagi yang sedang dalam proses memantaskan diri membangun keluarga. Ada yang terkaget-kaget dengan banyaknya list jawaban dari suami dan anak-anak, ada juga yang bingung dengan jawaban dari para suami dan anak, karena terlalu sederhananya keinginan mereka terhadap kita, demi sebuah kebahagiaan.

*KOMITMEN DAN KONSISTEN*

Dua kata itulah yang akan menjadi kunci keberhasilan kita dalam membuat checklist profesionalisme ini. Buatlah komitmen setahap demi setahap, sesuai dengan kemampuan kita, kemudian belajar istiqomah, konsisten menjalankannya.

Konsistensi kita terhadap sebuah komitmen yang indikatornya kita susun sendiri, akan menjadi pondasi kita dalam menyusun “DEEP HABIT” yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dibangun secara terus menerus untuk mendukung aktivitas yang membutuhkan fokus, ketajaman berpikir dan benar-benar krusial untuk hidup kita.
Selama ini disadari atau tidak banyak diantara kita memaknai aktivitas sehari-hari mendidik anak dan mengelola keluarga sebagai aktivitas  “Shallow Work”, yaitu aktivitas yang dangkal, tidak fokus, penuh distraksi (gangguan-gangguan) sehingga tidak memunculkan perubahan besar dalam hidup kita, bahkan banyak yang cenderung bosan dengan kesehariannya.

Selama ini status-status dangkal yang terus mengalir di sosial media seperti Facebook (FB) ditambah puluhan notifikasi whatsapp (WA) sering membuat kita terjebak dalam “shallow activities”, kelihatan sibuk menghabiskan waktu, tetapi sebenarnya tidak memberikan hasil nyata bagi perubahan hidup kita.

Harapan kami dengan adanya Checklist Profesionalisme Perempuan ini, teman-teman akan lebih fokus dalam proses “peningkatan kualitas diri” kita sebagai perempuan, istri dan ibu, meski kita menggunakan media WA dan FB sebagai kendaraan belajar kita, Sehinga bisa mengubah aktivitas yang dulunya masuk kategori “SHALLOW WORK” menjadi “DEEP WORK” (aktivitas yang memerlukan fokus, ketajaman berpikir sehingga membawa perubahan besar dalam hidup kita).

Untuk itu mari kita lihat kembali Checklist kita :

🍀1.Apakah kalimat-kalimat di checklist itu sudah spesifik? misal kalimat "akan mengurangi aktivitas gadget selama di rumah" akan lebih baik anda ganti dengan, setiap hari akan menentukan Gadget hours selama 2 jam.

🍀2.Apakah kalimat-kalimat di checklist  sudah terukur? misal "Menyelenggarakan aktivitas ngobrol di keluarga", akan lebih baik kalau diganti dengan " Sehari minimal menyelenggarakan 1 x family forum (ngobrol) di rumah bersama keluarga"

🍀3.Apakah checklist yang kita tulis mudah dikerjakan dengan tambahan sedikit usaha? Misal sehari akan membaca 2 buah buku tentang pendidikan? ukur diri kita apakah mungkin? karena selama ini sehari-harinya kita hanya bisa membaca paling banyak 10 halaman. Maka akan lebih baik kalau anda ganti. Membaca 15 lembar buku parenting setiap harinya.

Sesuatu yang terlalu susah diraih itu akan membuat kita stress dan akhirnya tidak mengerjakan apa-apa, tetapi sesuatu yang sangat mudah diraih itu akan membuat kita menyepelekan.

Kembali ke istilah jawa ini namanya "gayuk...gayuk tuna" (contoh kasus, kita mau ambil mangga di pohon yang posisinya tidak terlalu tinggi, tetapi cukup berusaha dengan satu lompatan, mangga itu akan bisa teraih. Tidak juga terlalu pendek, sambil jalan aja kita bisa memetik mangga tersebut. Biasanya jadi tidak menghargai proses)

🍀4. Apakah tantangan yang kita tulis di checklist ini merupakan tantangan-tantangan yang kita hadapi sehari-hari? misal anda adalah orang yang susah disiplin selama ini. maka sangat pas kalau di checklist anda tulis, akan berusaha tepat waktu di setiap mendatangi acara IIP baik offline maupun online. Jadi jelas memang akan menyelesaikan tantangan yang ada selama ini.

🍀5. Berikan batas waktu pada proses latihan ini di checklist. Misal akan membaca satu buku satu minggu selama bulan Juni. Akan belajar tepat waktu selama 1 bulan pertama mulai Juni 2017.
Kelima hal tersebut di atas akan memudahkan kita pada proses evaluasi nantinya.
Silakan teman-teman  lihat  kembali checklist masing-masing. Kita akan mulai melihat seberapa bekerjanya checklist itu untuk perkembangan diri kita.

Silakan di print out, dan ditempel di tempat yang kita lihat setiap hari.
Ijinkan suami dan anak-anak memberikan penilaian sesuai dengan yang kita tentukan. Andaikata tidak ada yang mau menilai, maka diri andalah yang paling berhak menilai perkembangan kita.

Berusaha JUJUR kepada diri sendiri.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber Bacaan :
Deep Work, Cal Newport, E book, akses 30 Oktober 2016.
Materi “MENJADI IBU PROFESIONAL” program Matrikulasi IIP, batch #4, 2017
Hasil Nice Home Work #2, peserta program Matrikulasi IIP batch #4, 2017

Sunday, May 28, 2017

#NHW2 #IIPBatch4Depok1 ' Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga'

Minggu kedua kelas matrikulasi IIP ini membahas tentang Menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga. Materinya yang saya dapat sangat bermanfaat sekali, yakni mengenai tahap-tahap menjadi ibu profesional, kebanggaan keluarga. Untuk lebih bisa memahami dan mendalami bagaimana si untuk menjadi ibu kebanggaan keluarga, maka nice homework kali ini saya akan belajar membuat check list indikator profesionalisme perempuan. Indikator ini terbagi dalam dalam tiga peran, yaitu perempuan sebagai individu, sebagai istri dan sebagai seorang ibu.

##Sebagai Individu
√ ‌Menjadi perempuan yang bermanfaat bagi suami, anak-anak dan  orang-orang disekitar
√ ‌Mempunyai semangat untuk terus menimba ilmu. Baik ilmu di universitas kehidupan maupun ilmu di universitas umum
√ ‌Menjadi pribadi yang mampu merawat diri sendiri
√ ‌Dapat memanfaatkan waktu untuk lebih banyak beribadah
√ ‌Mengurangi penggunaan gadget untuk hal-hal yang tidak mendesak
√ ‌Dapat menjadi anak yang solehah dan membahagiakan orang tua
√ ‌Menjadi kakak yang baik untuk adek-adek saya
## Sebagai Istri
√‌ Mampu merawat rumah dengan baik (rapih, barang diletakkan pada tempatnya). Setiap pagi menyapu dan meletakkan barang-barang pada tempatnya.
√ ‌Menjadi istri yang mampu memenuhi kebutuhan suami. (mengamati kebutuhan suami)
√ ‌Tidak membuat suami marah (belajar timing saat suami sedang tidak mood maka tidak membuat marah)
√ ‌Patuh dan taat pada suami (setiap yang suami minta diiyakan selama tidak bertentangan dengan Alloh SWT)
√ Memasak 2 kali setiap hari. Masing-masing 1 jam.
√ ‌Mengurangi kebiasaan lupa (mencatat apa yang harus dikerjakan/atau dibeli)
√ ‌Menyambut suami pulang kerja dengan wajah yang berseri-beri (memakai pakaian bagus dan ceria)
√ ‌Mengembalikan berat badan seperti sebelum hamil (mengganti nasi dengan kentang kukus dan mengurangi makan gorengan)
√ ‌Bisa dandan yang cantik untuk suami (belajar bersolek 15 menit sehari)
## Sebagai Ibu
√ ‌Dapat mengerti kebutuhan anak (bermain dengan anak saat anak bangun tidur)
√ ‌Dapat memenuhi kebutuhan gizi anak (menyediakan makanan untuk anak, memasak 30 menit setiap hari)
√‌Menjadi ibu yang mengantarkan anak saya nantinya untuk bisa sholat tepat waktu (membacakan kisah-kisah Rasululloh SAW dna para sahabat setiap hari sekali)
√ ‌Menjadi ibu yang mengantarkan anak saya menjadi hafidz Quran (mendengarkan murrotal 1 surah sehari, mengajak anak saat saya dan ayahnya membaca Al Quran)
√ ‌Menjadi ibu yang dapat menjadi tempat cerita dan berkeluh bagi anak anak (saat bermain, mengajak anak mengobrol walaupun anak saya masih 1 tahun dan belum bisa ngomong tapi setiap hari saya ajak ngobrol dan saat dia tidur saya usahakan membisikan kata-kata baik dan doa untuk anak saya)

Mungkin masih banyak lagi indikator yang dapat saya tulis. Tapi sampai saat ini, indikator yang telah saya tulis di atas merupakan prioritas bagi saya. Semoga Alloh SWT selalu memberikan kemudahan dalam mencapainya. Aamiin
Ditulis sambil nenenin anak 
_gayuh_

MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA #IIP #MATERI2

Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #2

🙋MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA🙋

Apa kabar bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP batch #4? Pekan ini kita akan belajar bersama
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?

🍀APA ITU IBU PROFESIONAL?

Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota;

Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --;
Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang :

a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.

🍀APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL?

Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.

🍀MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL

1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri  ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.

🍀VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL

Menjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesional sehingga bisa berkontribusi kepada negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dari dalam internal keluarga.

🍀BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL?

Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya

b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.

c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri  ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya

d. Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.

🍀APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?

“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”

Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena  anak-anak dan suami kitalah yang paling berhak pertama kali mendapatkan ibu dan istri yang terbaik di mata mereka.

Maka yang perlu ditanyakan adalah sbb :

BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?

BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga

BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?

BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?

Selamat berproses menjadi Ibu Profesional, dan nikmatilah tahapan-tahapan belajar yang bunda dan calon bunda rasakan selama mengikuti program pendidikan di Ibu Profesional ini dengan segenap kesungguhan

Seperti pesan pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya kesungguhan menjadi seorang Ibu sbb:
“Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik” -Dodik Mariyanto

Salam Ibu Profesional

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

📚SUMBER BACAAN:
Kamus Besar Bahas Indonesia, Edisi keempat, Balai Pustaka, Jakarta, 2008
Hei, Ini Aku Ibu Profesional, Leutikaprio, cetakan 1, 2012
Bunda Sayang, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2013
Bunda Cekatan, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2014
Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizki, Seri Ibu Profesional, J&J Publishing, cetakan 1, 2015

Thursday, May 18, 2017

#NHW1 #IIPBatch4Depok1 'Adab Menuntut Ilmu

Bismillahirrohmanirrohim....
Alhamdulilah,, setelah sekian lama akhirnya ada alasan lagi untuk menulis dan mengisi blog ini. Kali ini tentunya tulisan ini saya buat dalam rangka memenuhi tugas pertama (nice homework) dalam kelas Institut Ibu Profesional Batch 4 Depok 1.

Materi pertama kelas IIP ini berkaitan dengan Adab Menuntut Ilmu. So, kali ini saya akan mencoba menjabarkan tentang ilmu-ilmu apa yang ingin saya tekuni dalam universitas kehidupan ini.

Setelah berfikir dan menimbang-nimbang   ilmu apa ya yang ingin saya tekuni pasca diumumkannya NHW. Akhirnya hari ini saya akan mantap menjawab ilmu manajemen rumah tangga. Kenapa saya memilih itu diantara sekian banyak ilmu? Karena hal itu yang membuat saya berbinar binar dan memacu saya untuk terus belajar.

Saya adalah seorang ibu satu orang anak yang berusia 11 bulan 18 hari. Sejak kecil, ibu saya tidak pernah membebani saya untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Beliau hanya ingin anaknya fokus belajar karena ibu saya ingin anak-anaknya menjadi anak yang sukses. Akhirnya sampai saya dewasa, saya hanya bisa membantu ibu untuk hal-hal yang kecil seperti mencuci piring dan menyapu. Semua pekerjaan rumah, ibu handle sendiri tanpa bantuan pembantu. Padahal ibu saya adalah seorang PNS. Dari situ dalam hati saya bertekad jika saya menikah nanti dan menjadi seorang ibu, saya ingin seperti ibu saya yang bisa mengurus semua keperluan rumah tangganya sendiri dari membersihkan rumah, mencuci pakaian, memasak, mendidik anak dan lainnya. Ini merupakan salah satu alasan terkuat saya ingin menekuni ilmu manajemen rumah tangga. Karena semuanya hal dalam rumah tangga termasuk didalamnya.

Sampai tiba saat saya menikah muncullah alasan yang kedua. Suami merupakan tipe orang yang rapih (berkebalikan dengan saya 😊😊). Saya agak keteteran untuk membuat rumah saya rapih atau memasak makanan yang enak (karena saya tidak bisa memasak). Tapi saya punya keinginan untuk selalu menyiapkan makanan sendiri untuk suami dan anak. Ternyata tekad bulat saja tidak cukup untuk berhasil dalam manajemen rumah tangga. Disinilah saya berfikir, bagaimana ya agar saya bisa ahli dalam manajemen rumah tangga? Ya memasak, merapihkan rumah, menata barang sesuai tempatnya, mendidik anak dan banyak yang lainnya. Kemudian saya berfikir, ini semua mungkin adalah proses. Jadi strategi yang harus saya lakukan untuk menekuni bidang ini ya dengan terus belajar dan mengambil ilmu dari orang tua atau buku-buku terkait manajemen rumah tangga.  Salah satunya ya dengan terus mengerjakan pekerjaan ini setiap hari. Jika ada kesalahan langsung instropeksi diri, jika ada masukan atau kritikan dari suami harus diterima dengan senang hati. Karena kan kata pepatah, kritik itu membangun.

Saya yakin ibu saya yang saya lihat sehari-hari dulu juga mungkin bisa seperti itu karena kemampuannya terus diasah setiap hari. Kan katanya bisa karena terbiasa. Jadi menurut saya proses menekuni ilmu manajemen rumah tangga itu bukan proses yang instan. Hal itu membutuhkan proses yang lama dan semangat yang pantang menyerah. Oleh karena itu, perubahan sikap yang saya lakukan dalam menekuni ilmu ini adalah saya lebih sabar dan lebih mengalah. Sabar dalam hal tidak mudah menyerah jika pekerjaan belum sempurna dan lebih mengalah untuk tidak mendahulukan keinginan pribadi saya. Sehingga dengan belajar ilmu manajemen rumah tangga ini, saya tentunya berharap agar anggota keluarga saya akan merasa nyaman dan tentram ketika berada dirumah.

Sebenarnya ada ilmu lain yang membuat saya berbinar-binar dan bahagia. Yaitu ilmu mendidik anak. Saya yakin rasa haru menjadi ibu dapat dirasakan oleh semua ibu. Dan pastinya setiap ibu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Ilmu mendidik anak tidak pernah diajarkan selama saya sekolah sampai kuliah. Tapi menurut saya ilmu inilah yang paling penting dalam mempersiapkan anak-anak kita untuk menjadi generasi penerus bangsa yang soleh dan berakhlak baik. Hal inilah yang membuat saya interested untuk terus belajar bagaimana menjadi ibu yang baik.

Alhamdulillahnya sekarang ini, teknologi berkembang sangat cepat. Banyak sekali informasi-informasi baik dalam buku, blog, atau seminar-seminar yang membahas mengenai bagaimana mendidik anak. Kalau untuk saya saat ini, yang paling penting untuk saya dalami adalah tentang pemberian asi, pemenuhan kebutuhan gizi anak saya melalui MPASI, dan tumbuh kembang anak.

Kebersamaan bersama anak setiap hari merupakan proses belajar yang baik. Karena dari situ saya lebih mengenal apa yang anak saya butuhkan. Banyak sekali hal-hal baru yang diberikan oleh anak saya. Rasanya ingin sekali memberikan yang terbaik untuk dia.

Tapi saya hanyalah manusia biasa yang masih harus banyak menuntut ilmu. Dalam hal mendidik anak, saya mendapatkan ilmu dari ibu, ibu mertua dan banyak dari sodara dan teman-teman. Saya juga pernah ikut seminar parenting dan membaca beberapa buku tentang ASI dan anak. Kemudian belajar dari kajian ustad-ustad tentang bagaimana cara Rosululloh dalam mendidik anak. Alhamdulillah banyak sekali media dan sarana untuk menuntut ilmu ini. Sehingga yang saya butuhkan hanya semangat untuk terus menntut ilmu dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga semoga kelak anak-anak saya dapat menjadi anak yang soleh, tangguh, berakhlak baik, berbakti kepada orang tua dan bermanfaat untuk agama dan orang-orang disekitarnya. Aamiin

Mungkin cukup sekian curhatan saya tentang tugas IIP yang diberikan. Semoga bermanfaat. Aamiin

Salam hangat,
Gayuh Alviana Azmi

Tuesday, May 16, 2017

NICE HOMEWORK #1

📚NICE HOMEWORK #1📚

ADAB MENUNTUT ILMU

Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional Batch #4, kini sampailah kita pada tahap menguatkan ilmu yang kita dapatkan kemarin, dalam bentuk tugas.

Tugas ini kita namakan NICE HOMEWORK dan disingkat menjadi NHW.

Dalam materi "ADAB MENUNTUT ILMU" kali ini, NHW nya adalah sbb:
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.

2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.

Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Discussion #1 #IIP

Pertanyaan 1⃣ Any Apriany

Mengenai adab menuntut ilmu, bagi sy pribadi jika saya mengenal/mengetahui bagaimana sifat dan attitude orang yg memberikan ilmu tsb kadang dlm hati kecil ada penolakan yg berat. Walaupun sy tahu bahwa apa yg disampaikan/ilmunya benar. Bagaimana ya menghadapinya, krn secara tdk langsung hati pun tidak tersentuh krn orang yg menyampaikannya sdh tdk punya tempat di hati kita (artinya sdh tdk respect)
[5/15, 8:06 PM]

SWASTIHAYU_ASTI_FASKEL IIP 4 DEPOK 1: 1⃣ Silahkan mba Any cek ulang kembali; ketika hendak menjemput ilmu tersebut, apa *niat* mba Any?

Jawaban bu Septi untuk pertanyaan no 1⃣
Sebagai pengantar, kita bisa melakukan tazkiyatun nafs dalam mencari ilmu itu antara lain :
a. Bersihkan niat, semata-mata untuk meaningkatkan derajat  kemuliaan hidup.
b. Ilmu itu unt sebuah kemuliaan, maka carilah dg cara-cara yg mulia. Misal tidak menyakiti org yg menjadi sumber ilmunya, tidak membajak karyanya, tidak mengakui tulisannya sbg tulisan kita dll.
c.Kosongkan kepala dg ilmu yg sdh pernah kita dapatkan dan penuhi dengan rasa ingin tahu. Sehingga kita tidak jadi
orang yg sok tahu
d. Belajar mendengarkan dengan sepenuh hati, ketika ilmu disampaikan.
e. Hilangkan dendam dan luka lama, sehingga kita tulus dalam menuntut ilmu, krn untuk kerahmatan bagi semesta, bukan krn kepentingan tertentu ✅

----

4⃣ Astrit

Dalam menuntut ilmu, kita juga dianjurkan untuk mengamalkan dan membagikan ilmu yang kita dapat. Bagaimana jika orang yg kita bagikan ilmu malah mendebat ilmu tersebut??

SWASTIHAYU_ASTI_FASKEL IIP 4 DEPOK 1: 4⃣ mak Astrid ingin berbagi ilmu dengan siapakah? Orang yang lebih tua, pasangan, teman, relasi atau anak?

Jawaban dari bu Septi,
Sebuah ilmu itu kalau disampaikan dari hati, akan masuk ke hati, indikatornya akan menjadi amalan bagi yang mendapatkannya.
Tapi kalau disampaikan lewat mulut maka hanya akan sampai ke telinga, dan menjadi sebatas pengetahuan saja tanpa amalan.

Agar ilmu bisa disampaikan dengan hati, maka harus diamalkan terlebih dahulu.

Sehingga yang paling afdhol adalah sampaikan apa yang sudah kita kerjakan, karena Allah akan meletakkan ilmu itu di lidah kita saat diucapkan, sehingga penuh dengan ruh, dan terkadang kita sendiri dapat ilmu baru saat menyampaikannya.

Itu namanya ilmu yang berkah, insya Allah.Menuntaskan ilmu yang kita pelajari adalah sebagai bentuk tanggung jawab kita terhadap ilmu yang kita pelajari...
Karna ilmu utamanya  bukan karna banyak-banyakan mempelajari tetapi sampai sejauh manakah kita mengaplikasikan ilmu-ilmu tersebut hingga ilmu tersebut berbuah menjadi amal sholeh

---

ADAB MENUNTUT ILMU #IIP #MATERI1

PROLOG 1

KELAS MATRIKULASI BATCH #4
INSTITUT IBU PROFESIONAL

☘☘☘☘
ADAB MENUNTUT ILMU
Senin, 15 Mei 2017

Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala kemaksiatan.
Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu, sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu. Padahal barang siapa orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan ilmu tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun barangsiapa yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya.
Karena ILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang paling didahulukan sebelum ILMU

ADAB adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin mencarinya
Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu itu sendiri.
Mengapa para Ibu Profesional di kelas matrikulasi ini perlu memahami Adab menuntut ilmu terlebih dahulu sebelum masuk ke ilmu-ilmu yang lain?

Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan
Para ibulah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu ini dengan baik, sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu bisa mencontoh ADAB baik dari Ibunya

☘ADAB PADA DIRI SENDIRI

a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk.
Selama batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka ilmu akan terhalang masuk ke dalam hati.Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat dan tulisan saja, melainkan ilmu itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam hati.

b. Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, Hadir paling awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu baik online maupun offline.

c.Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu ilmu sedang disampaikan.

d.Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya dengan cara mengulang-ulang, membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama.

e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar mudah untuk diamalkan.

☘ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)

a. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati, menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada DIA yang Maha Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada guru.

b. Hendaknya penuntut ilmu mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.

c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika ingin menyebarkan ilmu yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke orang lain, dengan cara meminta ijin. Apabila dari awal guru sudah menyampaikan bahwa ilmu tersebut boleh disebarluaskan, maka cantumkan/ sebut nama guru sebagai bentuk penghormatan kita.

☘ADAB TERHADAP SUMBER ILMU

a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk buku ketika sedang kita pelajari.

b. Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya.

c. Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.
d. Dalam dunia online, tidak menyebarkan sumber ilmu yang diawali kalimat "copas dari grup sebelah" tanpa mencantumkan sumber ilmunya dari mana.
e. Dalam dunia online, harus menerapkan "sceptical thinking" dalam menerima sebuah informasi. jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu baik.
Adab menuntut ilmu ini akan erat berkaitan dengan keberkahan sebuah ilmu, shg mendatangkan manfaat bagi hidup kita dan umat

Referensi :
Turnomo Raharjo,
Literasi Media & Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi, Jakarta, 2012.

Bukhari Umar, Hadis Tarbawi (pendidikan dalam perspekitf hadis), Jakarta: Amzah,
2014, hlm. 5

Muhammad bin sholeh, Panduan lengkap Menuntut Ilmu, Jakarta, 2015