Pages

Saturday, June 30, 2018

Hari #3 "Ikut Bunda Membeli Makan"

Hari ini Emir ke dokter kontrol gizi karena berat badannya yang masih di bawah garis normal. Alhamdulillah hasil lab Emir tidak menunjukkan ada gejala defisiensi zat besi. Berat badan Emir juga alhamdulillah naik 5 ons dalam 1 bulan.

Sepulang dari RS, Bunda mengajak Emir membeli makan siang untuk Emir dan Bunda. Sebelum membeli, Bunda konfirmasi dulu bahwa Bunda akan membeli ikan untuk makan siang Emir dan sekaligus menawarkan apa dia mau apa tidak. Jawabannya sering mau tapi saat sudah dibeli, Emir sering juga tidak mau makan. Hal ini Bunda lakukan agar Emir pelan-pelan belajar bahwa apa yang dibeli memang bertujuan untuk di makan. Sehingga seiring waktu, Emir dapat menjawab apakah  setuju atau tidak dengan makanan yang akan dibeli. Jadi tidak ada makanan yang terbuang. Ada komitmen dalam membeli makanan. Mungkin masih terlalu dini, tapi Bunda berharap hal ini merupakan langkah awal dalam menerapkan cerdas finansial...

Friday, June 29, 2018

Hari #2 Game Level #8 "Keinginan vs Kebutuhan"

Hari-hari ini merupakan waktu untuk menyapih Emir. Sounding untuk menyapih sudah Bunda sampaikan kepada Emir kurang lebih saat Emir berusia 18  bulan. Target Ayah adalah Emir berhasil disapih saat umut 2 tahun. Tapi karena Bundanya belum ikhlas akhirnya mundur hampir 1 bulan.
.
Nha minggu ini sepertinya sudah menjadi deadline bagi Bunda untuk menyapih Emir karena puting Bunda sudah merasa agak ngilu jika Emir nenen lama-lama. Tadi malam Emir berhasil tidur tanpa nenen dahulu karena nenen Bunda sakit. Bunda kira hari ini Emir sudah ikhlas dan tidak meminta nenen ketika tidur. Saat Bunda pulang kerja, Emir sudah tidak meminta nenen lagi. Tapi ternyata malam ini Emir kembali merengek meminta nenen. Emir menangis meminta kancing baju Bunda dibuka. Bunda pun mengingatkan jika nenen Bunda sakit. Bunda berharap dengan begitu Emir ingat kejadian kemarin malam saat Emir ikhlas tidak nenen lagi. Dengan ini juga, Bunda berharap Emir belajar antara kebutuhan dan keinginan. Karena Bunda yakin, saat ini ASI sudah bukan menjadi kebutuhan yang mendesak untuk Emir. Alhamdulillah, dengan bantuan Ayah dan Mbah, Emir berhasil dialihkan ke benda yang paling dia suka yaitu kipas. Ayah berusaha mengalihkan dengan menyalakan kipas. Emir pun ikut Ayah memperhatikan kipas dan perlahan-lahan tangisnya reda dan sudah legowo bilang nenen Bunda sakit.
.
Alhamdulillah, ternyata dari hal kecil kita dapat mencontohkan bagaimana membedakan antara keinginan dan kebutuhan kepada anak usia 25 bulan.

Thursday, June 28, 2018

Hari #1 "Celengan"

Diusianya yang baru menginjak 2 tahun 28 hari, Emir udah mengetahui bentuk fisik dari uang dan fungi uang itu sendiri untuk membayar. Bunda sebenarnya tidak meniatkan untuk mengenalkan Emir uang sebagai alat pembayaran, namun karena sering melihat transaksi pembelian ketika bayar go-food dsb, maka pelan-pelan emir mengetahui fungsi uang tersebut.
.
Game level 8 ini membuat Bunda berfikir, projek apa yang bisa mengarahkan Emir untuk melatih cerdas financial. Kebetulan Emir mempunyai celengan berbentuk ayam yang diberikan oleh Oma nya. Jika ada koin didompet Bunda, Emir selalu suka memasukkan koin tersebut ke celengan. Bunda juga pelan-pelan menyampaikan tentang konsep menabung yaitu menyisikan sebagian uang untuk disimpan..

Tantangan 10 hari Game Level 9

💡💸💡💸💡💸💡💸💡

*Tantangan 10 hari level#8*

*MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI*

Memahamkan anak-anak bahwa uang adalah bagian kecil dari rejeki, itu dimulai dari ibu. Termasuk pengelolaan uang, membedakan keinginan serta kebutuhan juga dimulai dari ibu. Yuk bertumbuh bersama anak dengan menjadi teladan, sehingga anak ikut belajar mengelola uang dan bertanggung jawab terhadap bagian rejeki yang didapatkan di dalam kehidupan ini.
👫Bagi yang sudah menikah dan memiliki anak

👶🏻 *Anak usia dini (<7th)*
Buatlah proyek pengenalan menabung, proses menabung dan membelanjakan tabungan. Perkuat bahwa semua rejeki berasal dari Allah SWT. Ceritakan pengalaman bunda dalam mengenalkan konsep rejeki pada si kecil melalui tulisan atau foto.

👦🏻 *Usia pra baligh (7-14 th)*
Jika anak mulai mengerti uang/memasuki usia SD ajarkan anak untuk mulai memilah antara keinginan dan kebutuhan. Buatlah tabel keuangan sederhana dan dampingi anak-anak ketika melakukan pencatatan. Bunda juga bisa membuat proyek sederhana untuk memperkuat konsep kepemilikan dan pengelolaan uang bagi ananda. Ceritakan pengalaman bunda dan ananda dalam pengelolaan keuangan ananda.

🧑🏻 *Usia baligh (>14 th)*
Jika anak sudah mulai baligh atau sudah mulai mempunyai mimpi, ajak anak menuliskan _vision board_ dan mewujudkan mimpinya dengan membuat financial planning. Dampingi dan beri semangat dalam menjalankan strategi dalam mendapatkan dan mengelola keuangan. Bunda juga dapat menyertakan ananda dalam pengelolaan keuangan keluarga sebagai bagian pembelajaran bersama.

👩🏻‍💻 *Bagi yang sudah menikah dan belum mempunyai anak serta bagi yang belum menikah*
Ceritakan pengalaman anda dalam mengelola keuangan. Catatlah proses belajar membuat pencatatan keuangan dan membaginya kedalam kantong belanja, infaq, dan tabungan.
Identifikasi catatan keuangan anda apakah sudah baik, perlu review ulang atau ada bocor halus dalam pengelolaannya.

Periode tantangan 28 Juni sampai dengan 14 Juli 2018

💻Bagi anda yang menggunakan blog, gunakan label: Ibu Profesional Level 8 Tantangan 10 Hari

💻Gunakan hashtag berikut saat pengumpulan tugas
#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial

Setorkan tugas anda dengan menggunakan link berikut:
http://bit.ly/gamelevel8

Rekap pengumpulan tugas bisa dibuka di link ini:
http://bit.ly/2yLIk63

*Latih - percayakan - jalani - supervisi - latih lagi*

💡💸💡💸💡💸💡💸💡

Wednesday, June 27, 2018

Materi #8 *MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI*

_Institut Ibu Profesional_
_Kelas Bunda Sayang sesi #8_

*MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI*

*_Apa itu Cerdas Finansial?_*

Menurut para ahli cerdas finansial adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan dan mengelola keuangan.

Apabila disesuaikan dengan konsep di Ibu Profesional bahwa uang adalah bagian kecil dari rejeki, sehingga dengan belajar mengelola uang artinya kita belajar  bertanggungjawab terhadap bagian  rejeki yang kita  dapatkan di dalam kehidupan ini.

*_Apa pentingnya cerdas finansial ini bagi anak-anak?_*

Di dalam Ibu Profesional kita memahami satu prinsip dasar dalam hal rejeki yaitu,

_Rejeki itu pasti, kemuliaanlah yang harus dicari_

Ketika anak sudah paham konsep dirinya, maka kita perlu menstimulus kecerdasan finansialnya agar :

_Kemuliaan Anak Meningkat_

dengan cara :

a. Anak paham konsep harta, bagaimana memperolehnya dan memanfaatkannya sesuai dengan kewajiban agama atas harta tersebut.

b. Anak bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan sendiri.

c. Anak terbiasa merencanakan (membuat budget) berdasarkan skala prioritas.

d. Anak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

e. Anak memiliki rasa percaya diri dengan pilihan "gaya hidup" sesuai dengan fitrahnya, tidak terpengaruh dengan gaya hidup orang lain.

f. Anak paham dan punya pilihan hidup untuk menjadi employee, self employee, bussiness owner atau investor.

*_Bagaimana Cara Menstimulus Cerdas Finansial pada Anak_?"*

1.Anak-anak perlu dipahamkan terlebih dahulu bahwa rejeki itu datang dari Sang Maha Pemberi Rejeki,  sangat luas dan banyak, uang/gaji orangtua itu hanya sebagian kecil dari rejeki.

Sehingga jangan batasi mimpi anak, dengan kadar rejeki orangtuanya saat ini.

_Karena sejatinya Anak-anak adalah milik Dia Yang Maha Kaya, bukan milik kita_

Sehingga kalau akan minta sesuatu yang diperlukan anak, mimpi sesuatu,  mintalah ke Dia Yang Maha Kaya, bukan ke manusia,  meski itu orangtuanya.

2. Ajak anak berdialog tentang arti *KEBUTUHAN* dan *KEINGINAN*

Kebutuhan adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda

Keinginan adalah sesuatu yang bisa ditunda.

Bantu anak-anak membuat skala prioritas kebutuhan hidupnya berdasarkan dua hal tersebut di atas.

3. Setelah paham dengan prioritas kebutuhan hidupnya, maka latih anak untuk membuat "mini budget", sebagai bentuk latihan merencanakan berdasarkan skala prioriitas

Mini budget ini bisa dibuat 3 harian, 1 minggu atau 1 bulan bergantung pada kemampuan dan usia anak.

Dengan adanya mini budget ini anak akan berkomitmen untuk mematuhi apa yang sudah disepakati, kemudian bertanggung jawab menerima konsekuensi apapun atas kesepakatan yang sudah dibuatnya

4. Anak dilatih mengelola pendapatan berdasarkan ketentuan yang diyakini oleh keluarga kita.

Contoh : Apabila mini budget sudah disetujui oleh orangtua, dana sudah keluar,  anak-anak akan belajar memakai ketentuan yang sudah disepakati keluarga misal kita ambil contoh sbb:

Hak Allah : 2,5 - 10% pendapatan
Hak orang lain : max 30% pendapatan
Hak masa depan : min 20% pendapatan
Hak diri sendiri : 40-60% pendapatan

5. Lakukan apresiasi setiap anak menceritakan bagaimana dia menjalankan mini budget sesuai kesepakatan.

Latih lagi anak-anak untuk membuat mini budget berikutnya dengan lebih baik.

Prinsipnya adalah :
*Latih - percayai - jalani - supervisi - latih lagi*

Ingat sekali lagi prinsip di Ibu Profesional

_for things to CHANGE, I MUST CHANGE FIRST_

Apabila kita menginginkan perubahan maka mulailah dari diri kita terlebih dahulu.

Maka sejatinya materi ini adalah proses kita sebagai orangtua agar cerdas finansial dengan cara _learning by teaching_ belajar mengajar bersama anak-anak. Jadi yang utama harus belajar tentang cerdas finansial ini adalah kita, orangtuanya, kemudian pandu kecerdasan finansial anak-anak kita sesuai tahapan umurnya.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

📚Sumber bacaan

_Ahmad Gozali, Cashflow for muslim, 2016_

_Septi Peni Wulandani, Mendidik Anak Cerdas Finansial, bunda sayang, 2015_

_Eko P Pratomo, Cerdas Finansial, artikel Kontan, 2015_

Monday, June 25, 2018

"Menulis Cerita Lebaran"

Happy Eid Mubarak 1439 H everyone!!!

Alhamdulillah, lebaran tahun ini masih diberi kesempatan oleh Alloh SWT untuk mudik dan merayakan Idul Fitri bersama dengan keluarga. Bagi saya, mudik lebaran atau pulang kampung bukan hanya sekedar ingin bertemu dengan orang tua, mertua, saudara, ataupun dengan teman-teman disana. Lebih dari itu, mudik bagi saya merupakan momen untuk lebih bersyukur dan mengontrol nafsu duniawi. Kenapa? Karena saya melihat kehidupan masyarakat desa di sekitar rumah orang tua yang masih sederhana. Saya yang ketika di Depok sering tergoda nafsu duniawi seperti ingin membeli mobil, ingin liburan ke tempat-tempat tertentu atau ingin membeli produk-produk elektronik tertentu, seketika langsung tertegun ketika dihadapkan pada kehidupan masyarakat desa disini. Astaghfirulloh, betawa banyak sekali keinginan yang tidak penting yang menghinggapi pikiran saya. Padahal disini, sebagian masyarakatnya yang kurang mampu hanya berfikir bagaimana mereka menyambung hidup untuk makan sehari-hari mereka. Dari sini pun, ada perasaan syukur yang lebih mendalam betapa Alloh SWT begitu baik pada saya. Alloh SWT masih memudahkan saya dan suami dalam mencari rejeki, menempatkan saya dan suami pada lingkungan yang baik, anak yang lucu dan keluarga yang saling menyayangi. Maka bagi saya, momen mudik lebaran ini seharusnya membuat saya lebih baik lagi dan lebih banyak bersyukur kepada Alloh SWT yang dapat ditunjukkan dengan lebih banyak memberi kepada mereka yang membutuhkan. Karena bisa saja di dalam rejeki kita ada rejeki orang lain yang dititipkan melalui kita.

Momen mudik lebaran lainnya yang saya rasakan kemarin adalah saya menyadari bahwa betawa waktu berjalan begitu cepat. Banyak sekali wajah-wajah yang berubah yang ketika saya mulai merantau orang tersebut masih kecil, sekarang sudah remaja. Ada yang waktu itu masih ibu-ibu/bapak-bapak, sekarang sudah mulai lanjut usia. Seketika pun saya menyadari bahwa mulai ada kerutan di wajah Bapa Mama, kulit yang tak sekencang dulu dan rambut yang mulai memutih. Ya Alloh, betapa cepat waktu berlalu sampai banyak sekali wajah-wajah baru di desa ini. Kemudian ada hal yang terlintas di benak saya, apakah semakin lama desa ini akan menjadi asing bagi saya? Saya pun berdoa semoga sampai kapanpun saya pulang kesini, saya akan selalu merasa "pulang" kehangatnya cinta yang Ibu berikan. Karena kenangan masa kecil saya tak akan pernah terlupakan.

Momen mudik lebaran ini merupakan momen untuk berkumpul bersama keluarga. Ini adalah lebaran keempat saya menjadi istri. Oleh karena ini, ada pembagian jumlah hari tinggal di rumah saya dan rumah suami dalam momen mudik ini. Sholat Eid kali ini saya lakukan dirumah mertua. Alhamdulillah Alloh SWT memberikan momen lebaran yang berbeda dari 26 tahun lebaran di rumah saya sendiri. Jadi saya bisa merasakan suasana lebaran yang berbeda. Setelah sholat Eid, kami saling mengunjungi dan bersalam-salaman. Momen yang paling mengharukan adalah momen sungkem kepada suami. Menyadari bahwa sebagai seorang istri pastilah banyak kekurangan. Sehingga saya memohon maaf sebesar-besarnya atas kekurangan saya sebagai istri. Selesai sungkeman dengan mertua dan adik-adik, kami pun mengabadikan momen lebaran kali ini dengan berfoto. Alhamdulillah.

Demikian momen mudik lebaran saya dari cerita yang mengharukan sampai momen bahagia berkumpul dengan keluarga. Taqabbalallahu minna wa minkum. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga Alloh SWT mempertemukan kita dengan Ramadhan dan Lebaran selanjutnya. aamiin

Senin, 25 Juni 2018
Gayuh Alviana Azmi

Thursday, June 7, 2018

Aliran Rasa Game Level 7 "Semua Anak adalah Bintang"

Game level 7 diselesaikan dengan laporan yang dirapel karena Bunda ketiduran saat mau posting kegiatan hari keenam. Masih seperti kebiasaan yang sebelumnya, ketika terlewat satu, maka selanjutnya semangat posting tepat waktu mengendor. Walaupun prakteknya tetap Bunda usahakan setiap hari, namun karena ada satu dan lain hal maka Bunda pun harus rapel setor tulisan.
.
Cerita tentang game ini, Bunda excited sekali saat memulainya. Bunda sampai diskusi dengan Ayah kira-kira apa ya keahlian Emir yang sudah terlihat. Sehingga Bunda bisa merencanakan kegiatan yang dapat mengasah keahloan tersebut. Menurut Ayah, Emir itu fast learner karena ketika dicontohkan sekali atau bahkan melihat sekali Emir bisa langsung menangkap maksud Bunda dan Ayah. Menurut Bunda, Emir itu mudah dalam mengingat dan mudah ter-attach dengan benda-benda yang dia suka.
.
Berdasarkan diskusi tersebut, Bunda mengarahkan Emir kepada hal-hal yang meningkatkan daya ingatnya. Bunda sering bertanya tentang kegiatan hari kemarin atau tentang benda yang di lihat kemarin. Alhamdulillah, Emir mau bercerita dan mulai mengingat kegiatan yang dilakukan hari sebelumnya. Selain itu, Bunda juga mengetes ingatan Emir dalam mengingat apa yang dia dengar dan dia rasa. Seperti suara shalawatan dari masjid yang terdengar setiap hari, Emir tiba-tiba mengingat suku kata akhir dari sholawat tersebut. Dan masih banyak hal lain yang kami lakukan.
.
Bunda sadar game ini bukan hanya kegiatan saat ini saja. Tapi ini merupakan bekal Bunda dan Ayah agar lebih memperhatikan keahlian Emir yang membuat dia berbinar-binar sehingga bisa mengarahkan kegiatan yang pas untuk meningkatkan keahlian tersebut. Terima kasih materi Bunda Sayang...😘😘😘

Saturday, June 2, 2018

Hari 10 Game Level 7 "Menirukan Shalawat dari Masjid"

Seperti yang diamati Bunda dan Ayah sebelumnya bahwa Emir sepertinya mudah mengingat sesuatu yang dia lihat atau dengar. Hal ini seperti kelanjutan dari game pada semester 1 kemarin. Sepertinya game melatih kecerdasan dimana Bunda harus mengamati kecerdasan apa yang dominan dimiliki Emir. Waktu itu memang Emir lebih banyak mengingat hal-hal yang dia dengar atau lihat.
Nha di hari 10 ini, Emir menunjukkan hal tersebut kepada kami. Jadi disalah satu masjid dekat rumah, setiap habis adzan selalu mengumandangkan sholawat atau dzikir tertentu untuk menunggu waktu iqomah. Malam ini,, Bunda amazed ketika dikumandangkan subhanalloh walhamdulillah dan seterusnya, Emir tiba-tiba menirukan suku kata terakhir setiap kata. Bunda pun langsung mengamati dan ikut mengkoreksi jika masih ada salah. Dan Emir tetap mengikuti sampai muadzinnya mengumandangkan iqomah. Ternyata hal yang didengar setiap 5 waktu sehari itu bisa cepat disimpan dimemory ingatan Emir. Masyaa Alloh Tabarakalloh...