Pages

Tuesday, December 30, 2014

Road to Raja Ampat #2

Haduhhhh,,, masih belum nyelesein cerita di Raja Ampat. Tapi gapapa deh. Kali ini nemu artikel tentang 7 Sisi Lain Raja Ampat. Jadi, daripada ga bisa ke record artikelnya, mending buru-buru aku post di sini deh. For sure, I'm falling in love with this islands. This place is the most beautiful place I have ever seen. It still natural esp its landscape and underwater. So, cekidot this article ----->>> http://blog.8share.com/id/7-sisi-lain-raja-ampat/




gayuh

Wednesday, December 17, 2014

Another lesson...

Seperti biasa, ketika ada broadcast message yang bermanfaat pasti akan saya post disini. Supaya masih bisa dibaca-baca. Kali ini ada Kajian menikah  AQL yang dikirim oleh teman saya.

Niatkan menikah karena Allah. Bicarakan apa yg diinginkan melalui doa doa. Umumnya pasangannya
1.mencintai
2.setia
3.kuat kepercayaannya
4.memaklumi kekurangan
5.dapat bekerja sama
6. Dll

Daftarnya boleh diperpanjang.mintalah hanya pada Allah. Manusia adalah mahluk Allah sehingga masih banyak kekurangannya...

Kebiasaan Laki laki
1. Merasa dirinya pemimpin
2. Merasa berkuasa dan dominan
3. Egonya lebih besar dan Susah untuk meminta maaf.

Kebiasaan Perempuan
1.cerewet
2.Matre
3.Cemburuan
4. Suka suuzon

Dalam mencari pasangan dan menjalani rumah tangga wajib menyertakan Allah, sehingga nyaman terhindar dari pertengkaran.

Iklas melibatkan Allah dalam segala hal.dan tidak berharap ini itu dari yang berangkutan

Ibadah harus sesuai dengan sunah rasul. Termasuk dalam menikah.
1. Baik dalam penentuan calon. Rasulullah bersabda.wanita dinikahi karna
1.Kecantikan
2.karena status ekonomi
3.karena status sosial
maka lebih baik daei semuanya yakni karena agamanya sebagai faktor penentu

Memilih laki laki.
Hadir ditengah kalian dateng seoarang laki laki agama baik dan ahlaqnya baik.dan kalian ridho maka nikahkanlah segara, maka Jika disia siakan akan menciptakan fitnah dan kehancuran. ( jika disia siakan ahlaq dan agamanya luntur)

Melakukan hal hal yg diwajibkan dan meninggalakan yg diharamkan termasuk tidak berdusta. Ahlaqnya secara mendasar dan menyeluruh. (bertanggung jawab.berprilaku santun menepati janji.jujur terbuka bisa berkomunikasi dan amanah).

Kematangan Naturalitas  dari kedua belah pihak mempengaruhi kepribadian dan diharapkan dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri

Ciri ciri AkhiL BALIQ dan siap untuk menikah...
1.Mampu bermuamalah
2.Mampu bertanggung jawab
3.Bersabar dan
4.Mampu hidup dibawah tekanan
5. Mampu mengendalikan diri yang baik.

Sebelum Ta'aruf sebaiknya menyiapkan...
1. Kerteria calon seperti apa harus jelas dulu secara pribadi apa yang diinginkan. (Hitungan rasional) dan setelah itu baru libatkan Allah untuk memantabkan hati.
2. Memantaskan diri untuk pasangannya.
3. Harus satu keyakinan. (Selain seiman n  sama sama berkenan kedua belah pihak)

Jika ada keragu raguan timbul ketika ingin menikah

1. keberanian menentukan pilihan.
2. Istikharah setelah mendapatkan pilihan
3. Yakinkanlah diri

Ahwat jangan menunggu laki laki yang mapan.kalau mau yang mapan usianya 40 tahun dan duda... ��

Ikhwan ragu dari akhwat yang soleh dan baik agamanya yang dipilih mana..kata ustadnya pilih yang cantik ��
Tunjukan ke mertua untuk berani meminta, pasti lebih deg deg an dari sidang pendadaran...��

Istikharah ITU !

Menjaga agar jika takdirnya baik merupakan Kebaikan yg diberikan oleh Allah dikehidupan dalam berumah tangga dan jika takdirnya tidak baik maka akan segera di gantikan yang lebih baik dan diberkahi setelahnya. Sehingga setelah didapatkan jawabannya tidak ada penyesalan.

Menentukan pasangan harus rasional dan dalam menentukan pilihan libatkanlah Allah.

*semoga bermanfaat dan bekal untuk menuju pernikahan.

Saturday, November 29, 2014

A night before the night!

Hmmmmm. Hari-hari sebelum hari ini saya jalani seperti biasa. Menyiapkan hal-hal penting untuk acara penting besok. Tanpa ada perasaan nervous, gugup atau yang lainnya. Tapi malam ini, satu malam sebelum besok, hari dimana in syaa Alloh ada seseorang yang akan meng-khitbah saya. Yup, tomorrow will be my engagement day. Ternyata saya tidak bisa untuk merasa biasa. Hari-hari kemarin saya berusaha untuk tidak terlalu memikirkan hari besok agar tidak nervous dan gugup. Tapi apa daya, malam ini saat saya selesai packing dan bersiap-siap untuk tidur, pikiran saya melayang pada hari esok. Bukan memikirkan bagaimana acara akan berjalan dan lancar atau tidak, tapi lebih memikirkan kepada kesiapan saya untuk melangkah ke tahap yang lebih serius. Setiap saat, setiap waktu, saya selalu berdoa memohon kepada Alloh SWT agar selalu mengiringi langkah saya dan dia untuk menyempurnakan separuh agama kami, meridloi hubungan kami dan meluruskan niat kami untuk menikah sesuai tuntutan Rosululloh SAW.

Lancarkanlah setiap tahap-tahap menuju hari istimewa itu yaa Alloh. Mantapkanlah hati kami. Semoga dia adalah seorang yang Kau ridloi untuk menjadi belahan jiwa dan imam yang baik untuk saya. Aamiin3x Yaa Robbal'alamin

-gayuh-
Ditulis dikamar kosan Kambal 15
00.13 WIB

Wednesday, November 26, 2014

Luruskan niatku ya Alloh...

Copast dari grup sebelah:

"ah...mengapa pernikahan dinilai begini rendahnya..."

Hanya punya teman sahur, bulan madu, kaya dan berkecukupan, foto-foto
narsis, mesra berdua, sayang-sayangan, gombal-gombalan di fesbuk.

Inikah alasan kenapa Rasulullah menyatakan pernikahan adalah sunnahnya?

Hanya untuk itu?

Padahal dalam ikatan pernikahanlah Rasulullah di peluk oleh Khadijah
ketika menggigil dan demam demi di datangi Jibril Alaihisallam pertama
sekali.

Padahal dalam ikatan pernikahanlah Ali bin Abi Thalib menimba air hingga
tangannya melepuh dan Ibunda Fathimah terluka tangannya bersebab
menggiling gandum yang kasar.

Padahal dalam ikatan pernikahanlah Ummu Saudah berdiri hingga kaki
berdarah untuk ikut shalat malam Rasulullah.

Kitalah yang mengkerdilkan pernikahan hingga menikah hilang maknanya.

seolah pernikahan hanya bicara rumah, mobil, anak, sekolah, liburan, dan
kesuksesan dunia semata.

Kita lupa soalan akhirat yang lebih indah. hingga ketika marah pun
bernilai ibadah.

Bukankah marah seorang suami kepada istrinya karena perbuatan maksiat
sang istri adalah bernilai amal shalih kepada sang suami sekaligus menyelamatkan sang istri dari kesesatan?

Bukankah marahnya seorang istri kepada suami karena membawa pulang
makanan haram kerumah adalah bernilai kebaikan kepadanya dan
anak-anaknya dan menyelamatkan sang suami dari jilatan api neraka?

Maka wahai yang meremehkan pernikahan, sadarlah. ...
seandainya saja engkau
tahu kebaikan dan keberkahan satu hari saja
hidup bersama lelaki atau
wanita shalih yang Allah halalkan kepada kita,
tentu kita akan membuang
faktor ketakutan remeh temeh yang lainnya.

Kembalikan lagi kepada niat yang lurus,
apakah menikah karena ibadah dan
sunnah atau hanya karena hal dunia yang lainnya?

Penulis: ust. Rahmat Idris

Friday, November 14, 2014

Road to Raja Ampat #1

Pekerjaan saya lah yang akhirnya membawa saya pada tempat yang paling ingin saya kunjungi di Indonesia. Sebenarnya impian ini pun bermula ketika saya mulai menggeluti pekerjaan ini. Kalau saja saya tidak bekerja pada posisi ini, mungkin hanya sekedar impian untuk mengunjungi tempat ini. 

Hari ini, 31 Oktober 2014, pukul 16.08 WIT, kami berangkat menuju ke Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat dari Pelabuhan Usaha Mina di Sorong. Setelah dua hari ini menyelesaikan kunjungan lapangan di Kota dan Kabupaten Sorong, akhirnya hari ini kami akan melanjutkan kunjungan lapangan kami untuk paket-paket pekerjaan yang terletak di Kabupaten Raja Ampat. Namun, sebelum melakukan pekerjaan ini, kami hendak rehat sejenak untuk menikmati keindahan Kepulauan Raja Ampat yang sudah tersohor ke dunia internasional.

Pukul 16.00 WIT, speedboat yang kami sewa menjemput kami di Dermaga Usaha Mina. Dermaga ini terletak sangat dekat sekali dengan Port of Sorong. Oleh karena itu banyak sekali kapal-kapal yang sedang bersandar di pelabuhan Sorong tersebut dari yang kecil sampai yang besar sekalipun. Sekitar pukul 16.20 WIT speedboat kami sudah meninggalkan dermaga. Ah, rasanya masih belum percaya kalau saat ini saya sedang menuju ke the most wanted place to visit. Rajaaaaaa Ampattttttt, I aaaaammmm comiiinggggggg!! Mungkin begitu suara hati saya saat ini. ^^

Well, berbicara mengenai Raja Ampat, siapa yang tidak kenal dengan tempat ini. Bagi sebagian besar orang yang mengaku suka traveling, Raja Ampat pasti masuk ke dalam list tempat-tempat yang ingin dikunjungi. Termasuk saya tentunya. Keindahan gugusan pulau-pulaunya, laut yang hijau dan biru, pasir putihnya serta keindahan bawah lautnya sudah terdengar sampai ke mancanegara. Bahkan konon katanya, sebagian pemilik resort disini adalah orang asing (ini yang disayangkan). Selain terkenal dengan hal-hal tersebut di atas, Raja Ampat juga terkenal dengan susahnya akses menuju kesana dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan. Hal itu yang membuat tempat ini menjadi eksklusif karena hanya sebagian orang yang beruntung yang bisa menyisihkan uang, waktu dan tenaga mereka untuk mengunjungi tempat ini. Beruntunglah ketika saya bersama teman-teman satu tim bisa berkunjung ke Raja Ampat di sela-sela melaksanakan tugas kami.

Selama perjalanan, kami isi dengan bercerita dengan teman satu rombongan sambil menikmati setiap hal yang kami liat di laut. Ketika waktu hampir menunjukkan pukul 18.00 WIT, matahari perlahan-lahan turun hendak meninggalkan kami. Guratan-guratan cahaya kemerahan memenuhi langit disebelah barat. Masya Alloh, it was one of beautiful sunset I have ever seen.

Setelah matahari tenggelam, kami belum juga sampai ke resort tempat kami menginap. Perlahan-lahan kami sudah memasuki wilayah Kepulauan Raja Ampat. Pulau-pulau kecil sudah terlihat dari kejauhan dengan resort-resort yang dibangun dari kayu sudah berjejer di tepian pantainya. Ahhhh,, saya sudah membayangkan betapa romantisnya resort-resort itu. Tak lama kemudian, akhirnya kapal kami perlahan-lahan melambat dan mendekat ke sebuah dermaga panjang yang terbuat dari kayu. Wah ternyata ini dia resort tempat kami menginap. Aaaaakkkk, seketika saya ingin berteriak, "Rajaaaaa Ampattttt, Here I am!!!! Sambil tak lupa mengucap syukur kepada Alloh SWT atas kesempatan yang diberikan ini. 


Sekitar pukul 18.31 WIT, kapal berhenti sempurna di dermaga Dive Lodge Resort. Suasana di dermaga luamayan ramai malam ini. Beberapa orang sedang menyiapkan peralatan untuk diving. Sementara itu, dari dalam laut dekat dermaga, saya melihat ada cahaya lampu dari bawah. Ternyata ada yang sedang melakukan diving di malam hari. Ah, puncak kemupengan saya untuk diving sudah tidak dapat dibendung. Eitsss, tapi kami harus check-in terlebih dahulu di resort kami. Tak lupa kami foto-foto dulu di depan tulisan "Raja Ampat Dive Lodge" sebagai bukti kami sudah di Raja Ampat (ini penting banget ^^).
Salah satu kapal yang sedang berlabuh
Kami harus menyusuri dermaga kayu yang cukup panjang ini untuk sampai ke resort. Suasana yang remang-remang dan sunyi memang cocok sebagai tempat untuk rehat dari aktivitas sehari-hari di ibukota. Selain itu, tempat ini cocok juga untuk bulan madu soalnya romantis. hehe. Saat tiba di reception, kami di suguhi segelas welcome drink dan handuk dingin untuk membersihkan muka yang mungkin sudah kucel. PIC dari resort langsung membagikan kunci kamar kami masing-masing. Saya dan Bu Paini menempati kamar nomor 11 yang berada di dekat jalan masuk. Setelah bersih-bersih dikamar masing-masing, kami pun pergi ke restaurant untuk menyantap makan malam kami. Kami sengaja memilih meja di dekat pantai sambil menikmati semilir angin di malam hari. Setelah makan, kami masih ngobrol dan membahas mendoan. Sejenak kami pun melupakan tugas-tugas kami yang belum selesai untuk menikmati keindahan tempat ini. Sehabis makan, kami sempatkan jalan-jalan ke arah dermaga untuk melihat bintang dan bulan yang terlihat sangat jelas di langit malam ini. Ahhh,, I love this atmosphere so much. Suasana yang santai, tenang, langit yang terang akan cahaya bulan membuat saya ingin menikmati hal ini dengan orang-orang tersayang. Semoga ya someday bisa kesini bersama-sama keluarga. aamiin YRA. 
Ini reception yang bersebelahan dengan restaurant. Restaurant ini langsung menghadap ke pantai

Waktu sudah cukup malam, rasanya badan ini sudah meminta untuk direbahkan. Kami pun kembali ke kamar kami masing-masing untuk rehat demi hari esok yang pasti akan menyenangkan. Good night!!

Saturday, November 1, 2014

Road to Raja Ampat #2

Selamat Pageeeeeeeeee!!!

Rasanya hati ini sudah bergejolak tak sabar menanti pagi, menanti penjelajahan di pulau-pulau di Raja Ampat. Iyap, hari ini jadwal kami bersenang-senang. Agenda sementara yang dibicarakan antara pimpinan rombongan kami dan PIC dari resort tadi malam sudah terbayang-bayang di pikiran saya. Saya sudah membayangkan snorkling dengan ditemani ikan-ikan lucu, melihat icon nya Raja Ampat berupa gugusan pulau-pulau dengan laut yang hijau, pasir timbul di tengah laut dan masih banyak tujuan lainnya. Eitssss,,, tunggu dulu. Daripada cerita yang cuma ada di bayangan, mending cerita yang sebenarnya yuks.

Pagi ini, salah satu pagi yang sangat menyenangkan, membuat hati bergejolak, membuat diri ini tak sabar untuk meng-eksplore Raja Ampat. Sekitar pukul 05.00 WIT, saya bangun untuk sholat subuh. Karena berada di pulau yang masih sepi, saya pun tak bisa mendengar suara adzan disini. Hanya berbekal aplikasi pengingat sholat di smartphone saya, saya pun mengambil air wudlu dan segera menunaikan sholat subuh. Setelah sholat subuh, sebenernya saya ingin berjalan-jalan menyusuri resort atau sekedar berjalan-jalan menyusuri pantai dan dermaga. Tapi mata yang masih kantuk menyurutkan niat saya untuk keluar. Ditambah lagi karena jam 08.00 WIT kami harus sudah siap berangkat. Jadi saya pikir mending saya manfaatkan waktu buat bersiap-siap dari pada berjalan-jalan di pantai.

Pukul 08.00 WIT, saya dan Bu Paini menyempatkan untuk sarapan. Teman-teman yang lain juga sudah lebih dulu berada di resto untuk sarapan. Ternyata hanya saya dan Bu Paini yang pagi tadi tidak berjalan-jalan. Pak Hasron dan keluarga berjalan-jalan di pantai, sementara Mas Rio dan Mas Ricki bermain canoe di laut dangkat di sekitar dermaga. Ahhhhhh, saya mupeng. Saya pun protes karena mereka tidak mengajak saya untuk bermain canoe. Tapi tidak apa-apa, masih ada hari esok yang lebih baik. (halahhh, malah nyanyi ^^)

Setelah sarapan selesai, kami bersiap-siap menuju ke kapal kami untuk menuju ke Pianemo atau lebih terkenal dengan nama Wayag Kecil. Sekitar pukul 9.30 WIT, kapal kami perlahan-lahan meninggalkan dermaga resort. Perjalanan kami tempuh kurang lebih selama 1,5 jam menuju ke Pianemo. Saat kapal mulai memasuki wilayah Pianemo, kami semua takjub melihat keindahan gradasi warna lautnya yang hijau dan biru ditambah gugusan tebing-tebing/pulau-pulau yang mengelilinginya. Tempat terbaik untuk melihat keindahan gugusan pulau ini adalah dengan menaiki salah satu bukit. Keindahan dari atas sana tak bisa diungkapkan dengan kata-kata *katanya. Namun, sebelum kami naik, kami singgah dahulu ke tempat penangkaran hiu. Sebenarnya kalau kata pemilik resort tempat dimana hiu-hiu ini hidup, hiu-hiu ini tidak dipelihara. Mereka ada dengan sendirinya. Namun, karena semakin lama semakin banyak orang yang ingin melihat, maka hiu ini pun diberi makan secara rutin. Saat saya kesana, ada seorang tamu yang sedang memotong2 daging ikan tuna untuk santapan hiu-hiu yang kelaparan. Selain hiu, banyak juga jenis ikan yang hidup di sekitaran resort ini. Ada pula ikan pari yg berukuran kecil berenang-renang bersama hiu.

Tidak hanya melihat ikan, di belakang resort ini ternyata ada pantai. Biasanya kan resort di Raja Ampat kebanyakan ada di pinggir pantai. Kalau ini, resort yang bangunannya terbuat dari bambu dan kayu ini mempunyai konsep kebalik. Setelah menyusuri resort, kami baru bisa menemikan pantai. Sangat indah dan nyaman suasananya untuk melepas penat.

Setelah puas melihat2 ikan, kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju Pianemo, salah satu icon di Raja Ampat. Jarak dari resort hiu tadi tidak begitu jauh. Hanya beberapa menit saja, kami sudah sampai. Berdasarkan cerita dari rekan kami di Papua, sebelum ada Sail Raja Ampat, akses menuju ke atas bukit belum dilengkapi dengan tangga kayu. Jadi pengunjung waktu itu menaiki bukit tebing ini dengan usahanya sendiri (seperti yang saya lihat di program acara My Trip My Adventure). Tapi alhamdulillah saat kami datang, sudah dibangun tangga kayu menuju atas pulau/tebing. Ya lumayan juga naik tangganya. Di beberapa titik disediakan gazebo untuk istirahat bagi yang kelelahan. Kami pun dua kali istirahat saat naik. Dan kelelahan kami menaiki tangga tidak lah sebanding dengan pemandangan yang sangat indah yang terbentang di depan mata kami. Masya Alloh, Subhanalloh tak henti-hentinya mulut berucap takjub atas ciptaan Alloh SWT yang benar2 indah ini. Rasanya unbelievable. Pemandangan ini biasanya saya lihat di TV saja, tp kali ini dengan ijin Alloh SWT, saya bisa melihatnya langsung. Alhamdulillahh alhamdulillah alhamdulillah. Kamera smatphone, kamera digital, tongsing, dan DSLR pun langsung digunakan untuk memgabadikan tempat ini. Jadi selain tangga yang di bangun, pemerintah juga membuat semacam balkon dari kayu agar para pengunjung dapat menikmati pemandangan ini dengan aman. Ada dua balkon yang dibangun. Salah satunya terletah lebih rendah dari satu yg lainnya.

Waktu kami menikmati tempat ini cukup lama. Sebagian orang masih berfoto-foto dan sebagian lainnya hanya melihat-lihat setelah dirasa puas berfoto. Kalau saya pastinya termasuk yang masih berfoto. Saya tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk mengambil foto yang sebagus dan sebanyak-banyaknya. Setelah dirasa cukup puas mengambil foto, kami pun menuruni tangga dan menuju ke kapal. Sekitar pukul 12.30 WIT, kami turun dan melanjutkan makan siang yang kami bawa dari resort di dermaga Pianemo. Makan di pinggir laut begini benar-benar nikmat. Menu makan siang kami sebenrnya tidak begitu spesial. Pemandangan disekitar kitalah yang membuat makan siang kami bertambah nikmat. Perut kenyang, mata pun senang melihat bagusnya laut yg hijau dan karang-karang yang mengelilinginya. Masya Alloh, i am falling in love with this islands.

Selesai makan siang, kami melanjutkan perjalanan kami menuju batu pensil. Konon katanya ada karang yang bentuknya menyerupai pensil. Namun setelah lama mengarungi tebing-tebing disini, kami tidak menemukan tempat yang kamj tuju. Akhirnya kami melanjutkan ke tujuan selanjutnya yaitu Pulau Pasir. Yaitu kumpulan pasir yang terdapat di tengah laut. Aaakkk saya sudah tidak sabar untuk melihatnya. Namun sebelum ke tempat tersebut, kami singgah ke resort untuk sholat dan mengambil barang2 yang diperlukan.

Setelah itu, kami menuju ke Pulau Pasir. Jadi pulau ini akan terlihat saat surut. Jika sedang terjadi pasang, maka akan tenggelam oleh air laut karena pulau ini hanya gumpalan pasir. Namun sayang, sesampainya kami dilokasi, boat yg kami tumpaki tidak bisa berlabuh di dekat pulau pasir ini karena terlalu dangkal. Tadinya kami mau nyebur dan berjalan kaki untuk menuju ke pulau tersebut. Namun karena dirasa bahaya, takut kalau tiba-tiba ada gelombang laut yang besar datang (lokasinya ditengah laut), jadi kami urungkan niat untuk berjalan kaki menuju ke pulau tersebut. Padahal ketinggian air disekitar pulau hanya sampai betis orang dewasa saja. Yaahh, kecewa si pasti ya. Karena belum pernah ada sebelumnya ada pasir ditengah laut begitu. Tapi ya sudah daripada ada kejadian yang tidak diinginkan. Melihat dari kejauhan saja sudah sangat menyenangkan. Air disekitar pulau juga sangaaaattt jernih. Sampai-sampai dasar laut yang dangkal juga terlihat. Rencana lain ditempat ini adalah kami berniat snorkling. Airnya yang jernih benar-benar menggoda saya dan teman-teman untuk nyeburrrrr. Tapi karena dilihat tidak ada ikan-ikan lucu dan terumbu karang yang bagus, akhirnya kami diajak ke resort yang lain yang ternyata disekitaran resort ini jg banyak ditemui ikan-ikan dan terumbu karang yang bagus. Sebenarnya disekitaran resort kami juga bisa snorkling. Tapi kami ingin mencoba spot yang lain. Resort ini hampir sama dengan resort yang lain. Kamar2nya terbuat dari bambu dan langsung berada di atas laut dipinggir pantai. Ternyata resort ini sudah sering dijadikan tempat untuk melihat ikan, sehingga pas kita datang, sudah ada orang yang memberikan semangkuk besar makanan ikan. Salah satu yang benar-benar istimewa dari Raja Ampat memang kekayaan lautnya. Ikan-ikannya masih sangatttt beragam dan bisa diliat tanpa harus snorkling. Semuanya jelas terlihat dari atas air. Kita tinggal melempar makanannta dan kemudian ikan-ikan ini berebutan. Aaaaaakkkk bikin betahhh.

Saya dan teman saya yang sudah menyewa alat snorkling akhirnya tetap nyebur. Tapi ternyata arusnya agak lumayan kencang jadi saya harus pegangan bambu penahan resort agar tidak terbawa arus. Saat melihat dibawah langsung, ada berada sangatt dekat dengat ikan yang indah itu, rasanya tidak bisa diungkapkan. I am falling in love with the beauty of underwater since the first time i tried it. Diving and snorkling are addictive. I want it more more and more. Hehe

Setelah dirasa puas bermain di resort ini (padahal ga pernah puas), akhirnya kami kembali ke dive lodgr resort. Saya dan beberapa teman melanjutkan snorkling di sekitaran dermaga kayu. Kami mengambil lokasi yang dangkal. Karena pas di dermaga kayu ini langsung ada palung yang dalam. Di sekitaran dermaga ini, ikannya tak kalah bagus. Dan saya menemukan nemooooooo. Aaakkkk lucu bangettt ikan ini. Sama persis seperti yang saya lihat di film finding nemo. Ada juga bintang laut, karang-karang warna warni yang lucu dan segerombolan ikan yang lewat. Masya Alloh, how i love this view soooo muchhhh. Terima kasih Yaa Alloh atas keindahan dan kekayaan yang diberikan kepada Indonesia. Bantu kami untuk menjaga dan memeliharanya. Semoga dilain waktu, saya bisa kembali kesini bersama orang-orang tersayang. Dan semoga teman-temen yang belum kesini bisa kesini dengan orang-orang tersayangnya juga. Aamiin

Tak terasa waktu sudah semakin sore. Kami pun menyudahi snorkling dan bergegas menuju kamar untuk membersihkan diri. Petualangan hari ini sampai disini dulu. Hari besoknya kami harus kembali bekerja untuk meninjau lokasi proyek di Pulau Waisai. Tunggu cerita selanjutnya.

_gayuh_
01112014

Saturday, October 18, 2014

Menjemput Sebuah Harapan di Pulau Harapan #1

Sabtu, 18 Oktober 2014. Akhirnya salah satu rencana liburan anak2 kosan hampir tercapai. Hari ini, kami berenam akhirnya berangkat menuju Pulau Harapan di Kepulauan Seribu. Rencana awal yang ikut berjumlah 9 orang yang terdiri dari anak2 kosan kambal 15 sebanyak 5 orang, anak eks kosan kambal sebanyak 2 orang dan yang membawa teman ada 2 orang. Namun sayangnya, ketika mendekati hari H, ada 3 orang yang mundur. Satu diantaranya karena ada tugas kantor diluar kota, satu yang lainnya harus mengikuti tes OJK pada hari Minggunya dan satu lagi karena tiba2 sakit. Jadilah kami berenam yang fix berangkat ke Pulau Harapan yaitu saya, Asty, Riris, Finik, Kiki, dan Eka. Sebenarnya kondisi badan saya pun mendadak kurang fit sejak Selasa. Tiba-tiba bersin-bersin. Karena saya menganggap itu flu biasa, saya hanya mengatasinya dengan memperbanyak minuman yang mengandung banyak vitamin C. Namun, sampai hari Jumat, badan saya masih kurang enak. Akhirnya saya pun ke dokter untuk mengetahui penyebab sakit saya. Setelah diperiksa, dokter hanya bilang daya tahan tubuh saya lagi drop. Solusinya disuruh banyak istirahat. Tapi dorongan hati untuk melihat pantai cantik dan underwater yg tak kalah cantiknya membuat saya tetap ikut ke Pulau Harapan (maap ya dok, kali ini saya bandel). Siapa tau setelah melihat pantai dan laut yang jernih, saya jadi sembuh. Aamiin3x. Hehe.

Kembali lagi ke kapal, setelah menunggu agak lama, akhirnya kapan kami berangkat pukul 08.30 WIB. Karena kami agak telat naik ke kapalnya, kami pun dapat tempat duduk di bawah. Padahal lebih enak di atas karena guncangannya lebih sedikit berasa. Kami duduk di dekat tempat mesin. Jadi lumayan berisik dan bergetar. Tapi alhamdulillah kami masih dapet tempat duduk yang bisa bersandar. Jadi kami bisa tidur dengan 'sedikit nyaman' dalam perjalanan kurang lebih hampir 4 jam-an ini. Yeyyyyy, can't wait to be there, Hoping Island! Semoga Alloh SWT melancarkan dan memudahkan perjalanan ini dan bisa kembali dengan selamat. Aamiin YRA

18102014
Ditulis di atas kapal dalam perjalanan menuju Pulau Harapan
-gayuh-

Wednesday, September 24, 2014

Journey to The East #3

^.^ ^.^

Disela-sela buka-buka dokumen, disambi chat.
Semoga Alloh SWT memudahkan dan meridloi setiap langkah kami. Aamiin ^^


-gayuh-
Manokwari 23092014

Saturday, September 20, 2014

Journey to The East #2

Waktu menunjukkan sudah pukul 03.44 WIB-memasuki wilayah WIT-saat saya bangun dari tidur. Dengan sedikit ketidaknyenyakan karena beberapa kali ada pengumuman gangguan cuaca dan goyangnya pesawat, akhirnya saya bisa tidur juga. Walopun dengan beberapa kali terbangun. Ketika saya melihat keluar jendela, saya disambut oleh sinar mentari pagi yang masih malu-malu menampakan sinarnya (baca:sunrise). Sinar orange nya yang indah terbentang luas menembus awan-awan putih diluar pesawat. Saya pun memgambil smarphone untuk mengabadikan pemandangan yang indah ini sambil tak lupa mengucap masya Alloh. Saking takjubnya, saya pun lupa belum melaksanakan sholat subuh. Saya langsung mengambil tayamun dari debu dijendela dan buru-buru melaksanakan sholat subuh di tempat duduk saya. 
Tak lama setelah melaksanakan sholat subuh, kami pun disambut oleh senyuman dan wajah cantik para pramugari yang menawarkan sarapan untuk para penumpang. Saya pun memilih menu omelet untuk sarapan saya. Sebenarnya perut ini belum lapar, namun mengingat perjalanan masih lama sampai Manokwari, saya pun tetap memakan sarapan saya. Tiba-tiba suara kapten pilot kembali terdengar mengabarkan bahwa dalam waktu 1 jam 30 menit, kami akan tiba di Bandara Sentuni, Jayapura. Benar saja, setelah hampir 1 jam 30 menit, daratan dan lautan Papua sudah terlihat dari jendela pesawat. Akhirnya sebentar lagi saya akan menginjakkan kaki di bumi Papua. Well, welcome to Papua!!


Ditulis di Manokwari
19 September 2014
13.27 WIT

Thursday, September 18, 2014

Journey to The East #1

Salah satu pulau yang paling ingin saya kunjungi adalah pulau yang terletak di ujung timur wilayah Indonesia yaitu Pulau Papua. Mungkin karena pulau ini paling jauh dari ibukota, menyimpan banyak eksotisme, keragaman adat dan budaya serta pesona alam yang indah yang membuat saya begitu penasaran dengan pulau yang satu ini. Ditambah lagi adanya destinasi wisata seperti Raja Ampat di Papua Barat, yang sangat tersohor akan keindahan gugusan pulau, pantai dan bawah lautnya, menambah rasa penasaran saya untuk pergi kesana.
Malam ini, atas ijin Alloh SWT, akhirnya saya berkesempatan untuk melaksanakan tugas di Provinsi Papua Barat. Saat ini saya berada didalam pesawat dengan nomor penerbangan GA656 di atas ketinggian 33.000 kaki. Penerbangan dengan tujuan wilayah timur Indonesia memang sering terjadwal pada malam hingga dini hari. Saya dan teman satu tim memilih rute penerbangan Jakarta-Jayapura-Manokwari yang rencananya berangkat pada pukul 23.40 WIB, namun karena satu dan lain hal, kami baru take of pada pukul 00.30 WIB. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk sampai di Jayapura kurang lebih selama 5 jam lebih. Kaya harus transit di Jayapura selama kurang lebih 3 jam sebelum melanjutkan penerbangan kami ke Manokwari pada pukul 11.00 WIT.
Saat saya menulis tulisan ini, jam tangan saya sudah menunjukkan pukul 01.00 WIB. Entah kenapa tiba-tiba saya tidak bisa tidur. Padahal saat akan take off, saya benar-benar mengantuk. Ada rasa excited dalam penugasan ini. Seperti dream comes true. Saat masih sekolah, saya hanya mendengar tentang Papua dari berita-berita di televisi. And I thought Papua is so far away and difficult to reach it. But now, Alloh SWT gives me a chance to visit this island. Alhamdulillah.
Entah kenapa saya agak sedikit excited pada penugasan ini. Sebentar lagi rasa penasaran saya akan keadaan dan kondisi di Papua bakal terjawab. Semoga Alloh SwT melindungi perjalanan ini sampai ke tujuan dan memudahkan kami dalam menjalankan tugas di Papua Barat. Semoga juga saya dan tim diberi kesempatan untuk menikmati secara langsung keindahan Raja Ampat. Aamiin3x Ya Rabb.
Mungkin cukup disini dulu cerita pembuka 'Journey to The East'. I think I have to sleep.

Ditulis di dalam pesawat Garuda GA 656
Ketinggian 33.000 kaki
18 September 2014 Pukul 01.20 *mungkin masih wilayah WIB

Tuesday, August 12, 2014

Rahajeng Semeng, Bali

It was 10 years ago when I visited Bali in the first time. At that time, I joined study tour that was held by my senior high school. Saat itu saya langsung jatuh cinta dengan Bali, terlebih lagi dengan budayanya. Siapa yang tidak ingin pergi ke pulau nan indah yang sarat akan budaya yang bahkan menjadi tempat favorit para turis mancanegara. Well, at that time, I never thought that I would go back to this island again. Seven years later, in 2011, I started working as civil servant in Ministry of Public Work. One of my duty is monitoring the branches in each province. My first duty was monitoring PAMSIMAS Project in East Nusa Tenggara. The team consisted of 3 persons and 1 leader. In the way back to Jakarta, we had to transit in Denpasar, Bali for 6 hours. So, we didn't waste the time in the airport. We rent a car plus driver and visited Kuta Beach because it is near to the airport. We spent the time only for taking a picture and waited for the sunset. After it, we went to Krisna shop to buy souvenir and directly went back to the airport. Well, even it was only 6 hours, but visiting Bali always made me fun.
Itu sekilas cerita awal saya di Bali. Selanjutnya ada cerita tentang Bali yang hampir membuat saya speechless. Ketika hampir satu tahun saya bekerja, saya dan angkatan saya mengikuti diklat fungsional pembentukan Jabatan Fungsional Auditor. Karena kantor perwakilan PU ada dihampir seluruh provinsi di Indonesia, maka nantinya audit juga akan dilaksanakan diseluruh Indonesia. Pada saat itu, saya pernah berucap singkat kepada seorang teman yang isinya kurang lebih begini, "enak kayanya ya dapet dines di Bali". Dan Februari 2012, saya mendapat tugas pertama kali untuk melakukan audit. Guess where were I going? Yup, my first duty would be in Bali. Waktu itu saya hanya berfikir mungkin kebetulan apa yang saya ucapkan benar-benar terjadi pada penugasan pertama saya. Saya bahkan tidak secara detail memohon dan berdoa untuk benar-benar ke Bali pada penugasan pertama saya. Yang saya harapkan hanya bisa datang ke pulau yang belum saya datangi. Tapi Alloh SWT dengan kuasaNya mengabulkan keinginan saya yang bahkan mungkin tanpa bersungguh-sungguh dalam mengucapkannya. Kalau hanya sekilas berucap saja sudah dikabulkan oleh Alloh SWT, apalagi doa yang dengan sunggung-sungguh kita ucapkan setiap hari? Alloh knows the best. Kalau masih ada doa yang belum dikabulkan, mungkin kita belum sepenuh hati memintanya.
Cerita selanjutnya tentang Bali adalah ketika saya dan beberapa teman kantor yang merencanakan  berkunjung ke Bali dalam rangka menghadiri acara pernikahan seorang teman kantor yang berasal dari Bali. Namun, sayangnya jadwal yang kami rencanakan bentrok dengan jadwal audit kami. Maka rencana ke Bali untuk acara ini pun gagal. Kami hanya bisa menghadiri resepsi pernikahan teman kami tersebut di Jakarta. Walaupun resepsinya di adakan di Jakarta, tapi nuansa adat Bali nya masih sangat terasa. Dari sinilah saya tanpa sengaja bilang kepada teman saya, "duhh jadi pengen ke Bali". Dan beberapa hari kemudian, saat SK penugasan untuk audit selanjutnya keluar, dengan kuasa Alloh SWT, saya kembali ditugaskan ke Bali. Masya Alloh, saya pun speechless dan berucap Alhamdulillah. Betapa Alloh SWT mengabulkan permintaan saya walopun itu hanya sebatas ucapan ringan kepada seorang teman. Innallaaha 'alaa kulli syai-in qadiir. Sesungguhnya Engkaulah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Even if you whisper it, Alloh hears you. Don't lose your hope!!
Semoga Alloh SWT selalu mengiringi setiap langkah kita. Aamiin3x YRA


Gayuh
12082014
Ditulis di kantor, saat jobless. ;)

Friday, June 20, 2014

Kapangeranan Gebang Kinatar

I'm always interested in Indonesian culture, historical site and everything related to culture and history. Salah satu favorit saya adalah ketika bisa berkunjung ke bangunan-bangunan yang mempunyai nilai sejarah dan budaya. Contohnya keraton, candi-candi, desa adat, museum, dan objek wisata lainnya. Beruntungnya saya, pekerjaan saya kali ini membawa saya ke sebuah cagar budaya yang terletak di Cigugur, Kabupaten Kuningan. Pada tahun 2011, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis (PBLS) Direktorat Jenderal Cipta Karya melaksanakan Pekerjaan Pelaksanaan Renovasi Cagar Budaya Nasional Tripanca Tunggal Cibubur, Kab. Kuningan Jawa Barat. Gedung Tripanca Tunggal ini secara resmi disebut Gedung Paseban Tri Panca Tunggal yang merupakan bangunan keraton milik Kepangeranan Gebang Kinatar Kuningan. Sebelumnya saya hampir tidak pernah mendengar tentang kerajaan/kepangeranan di Kuningan ini. Tetapi begitu mendengar bahwa saya akan mengunjungi salah satu keraton yang masih dipimpin oleh seorang raja dan masih melestarikan budaya dan adat setempat, maka saya pun tidak bisa menutupi antusiasme saya. 

Cagar budaya yang telah direnovasi tersebut menggunakan dana APBN Tahun Aggaran 2011. Pembangunan tersebut juga telah rampung pada tahun yang sama. Pada tahun 2014 ini, Satker PBLS akan melaksanakan proses hibah atas aset tersebut yang akan diserahterimakan kepada Yayasan Tri Mulya yang diketuai oleh pangeran dari Kepangeranan Gebang Kinatar. Dalam proses hibah ini, saya dan tim dari Inspektorat Jenderal yang berperan sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) mempunyai tugas untuk memeriksa asset yang akan dihibahkan. Hal tersebut sesuai dengan yang diamanahkan dalam Peraturan Menteri Keuangan 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. Hasil dari pemeriksaan asset ini akan dijadikan sebagai salah satu dokumen kelengkapan proses pengajuan hibah kepada Kementerian Keuangan. Setelah pengajuan proses hibah ini disetujui, maka Satker PBLS dapat melakukan serah terima aset cagar budaya ini untuk selanjutnya dikelola oleh Yayasan Tri Mulya. Untuk selanjutnya, Yayasan Tri Mulya lah yang bertanggung jawab dalam mengelola dan memelihara bangunan ini. Hal ini tentunya akan memudahkan dalam pelestarian Gedung Paseban Tri Panca Tunggal agar tidak cepat rusak.

Hari Rabu, 18 Juni 2014, saya dan tim dari PBLS berangkat menuju Kuningan pukul 11.00 WIB. Rute awal yang akan kami lalui adalah melalui Jatinangor dan Sumedang. Namun, karena kemacetan yang terjadi di Sumedang, maka kami memutuskan untuk berputar dan melewati rute Lembang-Subang. Perjalanan menuju Kuningan ini menghabiskan waktu yang sangat lama dibandingkan waktu normal yang biasa ditempuh. Total waktu perjananan yang kami tempuh adalah 9,5 jam termasuk waktu makan dan sholat. Akhirnya pukul 20.30 WIB, kami sampai di Kepangeranan Gebang Kinatar dan langsung disambut oleh Bu Dewi yang merupakan putri dari Raja Kepangeranan Gebang Kinatar. Bu Dewi langsung mengajak kami untuk bertemu dengan Rama-panggilan Raja-di ruang Srimanganti. Kami pun menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan kami di Gedung Paseban ini. Obrolan tidak berlangsung lama, kami pun diajak untuk makan malam di ruang Jinem. 

Waktu sudah cukup malam, kami pun kembali ke Ruang Sirimanganti untuk bertemu Raja dan Ratu dan pamit menuju hotel. Pagi harinya, Kamis, 19 Juni 2014, kami kembali ke Gedung Paseban Tri Panca untuk melaksanakan tugas kami. Sesampainya di lokasi, kami kembali disambut oleh Rama dan Ratu di Ruang Sirimanganti. Tiba-tiba pikiran saya kembali ke masa kerajaan ini masih berjaya. Mungkin saat saya bertemu dengan raja dan ratu pada saat itu, saya harus melalui prosesi adat dan pastinya tidak sembarang orang yang bisa bertemu beliau. Mungkin juga, raja dan ratu ini tidak memakai baju biasa seperti orang kebanyakan, melainkan baju adat raja dan ratu yang sering kita lihat dalam film-film kolosal di TV.

Well, membayangkan saya berada di masa keemasan kerajaan sudah cukup membuat saya senang. Apalagi ditambah dengan cerita langsung dari Rama tentang babad Kepangeranan Gebang Kinatar ini. Karena lumayan penasaran mengenai sejarah kerajaan ini, saya pun bertanya langsung bagaimana kerajaan ini bisa terbentuk dan masih melanjutkan keturunannya untuk melestarikan adat dan budaya kerajaan. Walaupun secara administrasi tidak memimpin wilayah Kuningan saat ini, namun warga sekitar masih menghormati dan menghargai Rama sebagai Raja di Kepangeranan Gebang Kinatar ini. Berdasarkan cerita Rama pagi ini, Kepangeranan Gebang ini awalnya dibagi menjadi 3 Kesultanan, yaitu Kanoman, Kasepuhan, Kacirebonan. Kemudian terjadi perebutan antara 3 kesultanan tersebut, maka untuk menghindari Belanda yang waktu itu, dipindahlah Kepangeranan Gebang ke daerah Cigugur ini. Alasan pemindahan ke Cigugur adalah karena daerah ini merupakan basis dari tentara Kerajaan Mataram. Kepangeranan Gebang bekerja sama dengan Kerajaan Mataram untuk melawan Belanda. Pada akhirnya Kepangeranan Gebang dibubarkan dan keturunan Raja Gebang pada saat itu yang kebetulan adalah Kakek dari Rama bersembunyi dari Belanda dan membangun padepokan untuk mengajarkan mengenai masalah sejarah dan budaya kepada Masyarakat. Namun sayangnya, Belanda berhasil menemukan padepokan ini, maka Raja Gebang saat itu dibuang ke Bedigul di Irian Jaya. 

Walapun Rama sudah memasuki usia ke-82, tapi beliau masih sangat lancar dalam menceritakan tentang sejarah dari Kepangeranan Gebang ini. Dalam ceritanya, Rama menjelaskan bahwa Gebang ini bukanlah suatu kerajaan, bahkan beliau sendiri menyebut dirinya bukanlah seorang raja, melainkan hanya keturunan dari Kepangeranan Gebang Kinatar. Oleh karena itulah, sampai sekarang Rama dan keluarganya tetap mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa dalam komunitas adat Sunda. Menurut beliau, daerah ini adalah satu-satunya daerah yang plural. Semua agama ada disini, namun satu sama lain saling menghargai. Moto atau slogan yang masih mengakar di sini adalah "Sekalipun tidak sepengakuan, kita harus sepengertian". Sepengertian tersebut mengandung makna bahwa masing-masing individu harus mempunyai kesadaran berbangsa dan bernegara. Itulah yang mendorong masyarakat disekitar masih mempunyai toleransi beragama yang sangat tinggi. Bisa dibilang konflik karena gesekan keyakinan belum pernah terjadi. Sangat indah dibayangkan jika Indonesia yang saya cintai ini bisa terhindar dari konflik horizontal dan bisa hidup dengan damai walaupun mempunyai keyakinan, suku, dan ras yang berbeda-beda.

Setiap tahunnya, tepatnya tanggal 22 Rayagung dalam penanggalan Sunda, Kepangeranan Gebang Kinatar ini mengadakan perayaan Seren Taun. Semua masyarakat adat ikut serta dalam perayaan ini. Bukan hanya masyarakat dari sekitar Cigugur saja, namun dari berbagai wilayah di Indonesia juga ikut berpartisipasi dalam perayaan ini. Bahkan wisatawan mancanegara juga turut serta menjadi bagian dalam perayaan Seren Tahun ini. Pesan-pesan yang disampaikan dalam upacara adat ini begitu kuat sehingga ia seperti pesona budaya dan menjadi refleksi rohani bagi kehidupan manusia. Perayaan ini berlangsung selama 5 hari. Hari terakhir menjadi puncak dari perayaan. Well, setelah mendengar cerita singkat dari Rama, saya cukup penasaran untuk melihat perayaan ini. Tiba-tiba saja tercetus ide untuk mengunjungi Cigugur saat perayaan Seren Taun tahun ini digelar. Ada yang tertarik?

Cerita tentang Seren Taun ini menutup cerita singkat dari Rama pagi ini. Kami pun segera melaksanakan tugas utama kami disini. Pengecekan terhadap aset Gedung Paseban Tri Panca berlangsung selama kurang lebih 3 jam. Pukul 13.00 WIB, kami berhasil menyelesaikan tugas kami dan kembali ke Ruang Sirimanganti untuk berbincang-bincang sejenak dengan Bu Dewi, Rama dan Ratu sebelum melanjutkan dengan makan siang. Setelah selesai makan siang, kami pun pamit untuk kembali ke Bandung. Sebelumnya, kami tidak melewatkan untuk berfoto bersama dengan keluarga Kepangarenan Gebang Kinatar. Rasanya masih ingin tinggal dan menikmati bangungan bersejarah ini. This building is so unique dan membuat saya merasakan suasana masa-masa kerajaan dulu. Namun, tugas sudah selesai dilaksanakan. Kami pun harus kembali ke Bandung dan melanjutkan tugas yang masih menunggu disana.


-gayuh-
ditulis di Bandung 20062014

Kapangeranan Gebang Kinatar

I'm always interested in Indonesian culture, historical site and everything related to culture and history. Salah satu favorit saya adalah ketika bisa berkunjung ke bangunan-bangunan yang mempunyai nilai sejarah dan budaya. Contohnya keraton, candi-candi, desa adat, museum, dan objek wisata lainnya. Beruntungnya saya, pekerjaan saya kali ini membawa saya ke sebuah cagar budaya yang terletak di Cigugur, Kabupaten Kuningan. Pada tahun 2011, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis (PBLS) Direktorat Jenderal Cipta Karya melaksanakan Pekerjaan Pelaksanaan Renovasi Cagar Budaya Nasional Tripanca Tunggal Cibubur, Kab. Kuningan Jawa Barat. Gedung Tripanca Tunggal ini secara resmi disebut Gedung Paseban Tri Panca Tunggal yang merupakan bangunan keraton milik Kepangeranan Gebang Kinatar Kuningan. Sebelumnya saya hampir tidak pernah mendengar tentang kerajaan/kepangeranan di Kuningan ini. Tetapi begitu mendengar bahwa saya akan mengunjungi salah satu keraton yang masih dipimpin oleh seorang raja dan masih melestarikan budaya dan adat setempat, maka saya pun tidak bisa menutupi antusiasme saya. 

Cagar budaya yang telah direnovasi tersebut menggunakan dana APBN Tahun Aggaran 2011. Pembangunan tersebut juga telah rampung pada tahun yang sama. Pada tahun 2014 ini, Satker PBLS akan melaksanakan proses hibah atas aset tersebut yang akan diserahterimakan kepada Yayasan Tri Mulya yang diketuai oleh pangeran dari Kepangeranan Gebang Kinatar. Dalam proses hibah ini, saya dan tim dari Inspektorat Jenderal yang berperan sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) mempunyai tugas untuk memeriksa asset yang akan dihibahkan. Hal tersebut sesuai dengan yang diamanahkan dalam Peraturan Menteri Keuangan 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. Hasil dari pemeriksaan asset ini akan dijadikan sebagai salah satu dokumen kelengkapan proses pengajuan hibah kepada Kementerian Keuangan. Setelah pengajuan proses hibah ini disetujui, maka Satker PBLS dapat melakukan serah terima aset cagar budaya ini untuk selanjutnya dikelola oleh Yayasan Tri Mulya. Untuk selanjutnya, Yayasan Tri Mulya lah yang bertanggung jawab dalam mengelola dan memelihara bangunan ini. Hal ini tentunya akan memudahkan dalam pelestarian Gedung Paseban Tri Panca Tunggal agar tidak cepat rusak.

Hari Rabu, 18 Juni 2014, saya dan tim dari PBLS berangkat menuju Kuningan pukul 11.00 WIB. Rute awal yang akan kami lalui adalah melalui Jatinangor dan Sumedang. Namun, karena kemacetan yang terjadi di Sumedang, maka kami memutuskan untuk berputar dan melewati rute Lembang-Subang. Perjalanan menuju Kuningan ini menghabiskan waktu yang sangat lama dibandingkan waktu normal yang biasa ditempuh. Total waktu perjananan yang kami tempuh adalah 9,5 jam termasuk waktu makan dan sholat. Akhirnya pukul 20.30 WIB, kami sampai di Kepangeranan Gebang Kinatar dan langsung disambut oleh Bu Dewi yang merupakan putri dari Raja Kepangeranan Gebang Kinatar. Bu Dewi langsung mengajak kami untuk bertemu dengan Rama-panggilan Raja-di ruang Srimanganti. Kami pun menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan kami di Gedung Paseban ini. Obrolan tidak berlangsung lama, kami pun diajak untuk makan malam di ruang Jinem. 

Waktu sudah cukup malam, kami pun kembali ke Ruang Sirimanganti untuk bertemu Raja dan Ratu dan pamit menuju hotel. Pagi harinya, Kamis, 19 Juni 2014, kami kembali ke Gedung Paseban Tri Panca untuk melaksanakan tugas kami. Sesampainya di lokasi, kami kembali disambut oleh Rama dan Ratu di Ruang Sirimanganti. Tiba-tiba pikiran saya kembali ke masa kerajaan ini masih berjaya. Mungkin saat saya bertemu dengan raja dan ratu pada saat itu, saya harus melalui prosesi adat dan pastinya tidak sembarang orang yang bisa bertemu beliau. Mungkin juga, raja dan ratu ini tidak memakai baju biasa seperti orang kebanyakan, melainkan baju adat raja dan ratu yang sering kita lihat dalam film-film kolosal di TV.

Well, membayangkan saya berada di masa keemasan kerajaan sudah cukup membuat saya senang. Apalagi ditambah dengan cerita langsung dari Rama tentang babad Kepangeranan Gebang Kinatar ini. Karena lumayan penasaran mengenai sejarah kerajaan ini, saya pun bertanya langsung bagaimana kerajaan ini bisa terbentuk dan masih melanjutkan keturunannya untuk melestarikan adat dan budaya kerajaan. Walaupun secara administrasi tidak memimpin wilayah Kuningan saat ini, namun warga sekitar masih menghormati dan menghargai Rama sebagai Raja di Kepangeranan Gebang Kinatar ini. Berdasarkan cerita Rama pagi ini, Kepangeranan Gebang ini awalnya dibagi menjadi 3 Kesultanan, yaitu Kanoman, Kasepuhan, Kacirebonan. Kemudian terjadi perebutan antara 3 kesultanan tersebut, maka untuk menghindari Belanda yang waktu itu, dipindahlah Kepangeranan Gebang ke daerah Cigugur ini. Alasan pemindahan ke Cigugur adalah karena daerah ini merupakan basis dari tentara Kerajaan Mataram. Kepangeranan Gebang bekerja sama dengan Kerajaan Mataram untuk melawan Belanda. Pada akhirnya Kepangeranan Gebang dibubarkan dan keturunan Raja Gebang pada saat itu yang kebetulan adalah Kakek dari Rama bersembunyi dari Belanda dan membangun padepokan untuk mengajarkan mengenai masalah sejarah dan budaya kepada Masyarakat. Namun sayangnya, Belanda berhasil menemukan padepokan ini, maka Raja Gebang saat itu dibuang ke Bedigul di Irian Jaya. 

Walapun Rama sudah memasuki usia ke-82, tapi beliau masih sangat lancar dalam menceritakan tentang sejarah dari Kepangeranan Gebang ini. Dalam ceritanya, Rama menjelaskan bahwa Gebang ini bukanlah suatu kerajaan, bahkan beliau sendiri menyebut dirinya bukanlah seorang raja, melainkan hanya keturunan dari Kepangeranan Gebang Kinatar. Oleh karena itulah, sampai sekarang Rama dan keluarganya tetap mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa dalam komunitas adat Sunda. Menurut beliau, daerah ini adalah satu-satunya daerah yang plural. Semua agama ada disini, namun satu sama lain saling menghargai. Moto atau slogan yang masih mengakar di sini adalah "Sekalipun tidak sepengakuan, kita harus sepengertian". Sepengertian tersebut mengandung makna bahwa masing-masing individu harus mempunyai kesadaran berbangsa dan bernegara. Itulah yang mendorong masyarakat disekitar masih mempunyai toleransi beragama yang sangat tinggi. Bisa dibilang konflik karena gesekan keyakinan belum pernah terjadi. Sangat indah dibayangkan jika Indonesia yang saya cintai ini bisa terhindar dari konflik horizontal dan bisa hidup dengan damai walaupun mempunyai keyakinan, suku, dan ras yang berbeda-beda.

Setiap tahunnya, tepatnya tanggal 22 Rayagung dalam penanggalan Sunda, Kepangeranan Gebang Kinatar ini mengadakan perayaan Seren Taun. Semua masyarakat adat ikut serta dalam perayaan ini. Bukan hanya masyarakat dari sekitar Cigugur saja, namun dari berbagai wilayah di Indonesia juga ikut berpartisipasi dalam perayaan ini. Bahkan wisatawan mancanegara juga turut serta menjadi bagian dalam perayaan Seren Tahun ini. Pesan-pesan yang disampaikan dalam upacara adat ini begitu kuat sehingga ia seperti pesona budaya dan menjadi refleksi rohani bagi kehidupan manusia. Perayaan ini berlangsung selama 5 hari. Hari terakhir menjadi puncak dari perayaan. Well, setelah mendengar cerita singkat dari Rama, saya cukup penasaran untuk melihat perayaan ini. Tiba-tiba saja tercetus ide untuk mengunjungi Cigugur saat perayaan Seren Taun tahun ini digelar. Ada yang tertarik?

Cerita tentang Seren Taun ini menutup cerita singkat dari Rama pagi ini. Kami pun segera melaksanakan tugas utama kami disini. Pengecekan terhadap aset Gedung Paseban Tri Panca berlangsung selama kurang lebih 3 jam. Pukul 13.00 WIB, kami berhasil menyelesaikan tugas kami dan kembali ke Ruang Sirimanganti untuk berbincang-bincang sejenak dengan Bu Dewi, Rama dan Ratu sebelum melanjutkan dengan makan siang. Setelah selesai makan siang, kami pun pamit untuk kembali ke Bandung. Sebelumnya, kami tidak melewatkan untuk berfoto bersama dengan keluarga Kepangarenan Gebang Kinatar. Rasanya masih ingin tinggal dan menikmati bangungan bersejarah ini. This building is so unique dan membuat saya merasakan suasana masa-masa kerajaan dulu. Namun, tugas sudah selesai dilaksanakan. Kami pun harus kembali ke Bandung dan melanjutkan tugas yang masih menunggu disana.


-gayuh-
ditulis di Bandung 20062014

Saturday, May 10, 2014

Cuma Segitu Doank???

Pas banget hari ini tiba-tiba ada yang membuat saya sedih/capek/bingung. Saat saya merasa benar-benar bingung apa yang harus dilakukan, saat itulah saya sedikit mengeluh atas apa yang terjadi. Dan kalau dilanjutkan, maka pada akhirnya akan ada keluhan terhadap nikmat yang Alloh SWT berikan. Astaghfirulloh...
Well, di dunia ini memang selalu tidak ada yang kebetulan. Semuanya sudah tertulis di Lauful Mahfudz. Dan sore ini ketika saya merasa sedih atas apa yang terjadi, tiba-tiba saja ada broadcast message ke salah satu grup whatsapp saya yang secara tidak langsung mengingatkan saya untuk tidak merasa sedih dan mengeluh. See, how Alloh SWT loves us so much. He doesn't let us to feel sad and complaint. Let's see the broadcast message:

Buat yg lagi ngerasa capek..lelah..letih..lesu..galau..dkk:

Berhentilah Mengeluh dan Meratapi Kehidupanmu

Ada yang pernah nyicipin ditelan ikan paus?

Ada yang pernah ngerasain dibakar hidup-hidup?

Ada yang pernah ngalamin diusir dari surga?

Ada yang pernah disuruh disembelih buat jadi qurban?

Ada yang pernah dibuang ke sumur waktu masih kecil sama abang sendiri dan dipenjara gara2 difitnah menodai ibu asuh oleh bapak asuhnya?

Ada yang pernah ngalami kebuntuan dakwah 950 tahun?

Ada yang pernah dikejar-kejar buat dibunuh sama orang sekampung, termasuk sama om sendiri? Dan di kesempatan lain dilemparin batu sama orang satu desa rame-rame?

Kalo puluhan tahun ini ujian hidupmu hanya berputar-putar pada masalah:
* kesulitan uang dan segala jenis variasinya
* masalah kesehatan dengan berbagai keragamannya
* konflik dengan orang di sekeliling kita dengan berbagai jenis konfliknya
* masalah jodoh yang nggak kunjung datang atau kecepetan atau lepas lagi dan yang semisalnya
* dan segala hal remeh yang juga dialami milyaran orang di bumi ini yang mereka telah berhasil menghadapinya dengan penuh ketegaran

Maka, ayolah... Berhentilah mengeluh! Berhentilah meratapi penderitaan yang seakan tanpa ujung!
Ayo tersenyum bersamaku dan kita saling mendoakan yang terbaik untuk kita semua!

Ingatlah bahwa aku, kamu dan semua orang-orang yang kita sayangi dan menyayangi kita nanti akan ketawa-ketawa di surga mengenang penderitaan semasa hidup yang ternyata "cuman segitu doang".

Sama seperti kita mengenang masa SMA yang penuh penderitaan sambil tersenyum, mengenangnya sebagai peristiwa manis yang takkan terlupakan, sambil berkata dengan ringan, "cuman segitu doang..."

Ustadz Abu Qawwam

Tuesday, April 29, 2014

Tiket oohh Tiket

Sudah 3 tahun lebih saya merantau di Jakarta. Dan selama 3 tahun inilah ada waktu-waktu dimana saya dan semua anak rantau di Jakarta akan mengerahkan segala kemampuan, tenaga, pikiran, gadget, koneksi internet, dan pulsa telepon (lebay mode on), hanya untuk mendapatkan selembar tiket untuk mudik lebaran. Sejak PT. KAI memberlakukan sistem pemesanan tiket secara online yang bisa dipesan sejak 90 hari sebelum tanggal pemberangkatan, maka H-90 sebelum tanggal mudik itulah hari dimana saya dan teman-teman begadang untuk memesan tiket kereta lebaran. Kenapa harus begadang? Ya karena persis pada pukul 00.00, pemesanan tiket baru dibuka. Dan yang akan memesan tiket bukan hanya saya dan segelintir orang, tetapi ada ratusan bahkan mungkin ribuan orang rantau yang juga stand bye untuk mendapatkan tiket lebaran. Well, can u imagine the situation? Let me tell you about my story in hunting the tickets!

Di tahun 2014 ini, Idul Fitri akan jatuh pada tanggal 28 Juli 2014. Setelah melihat kalender, maka sudah bisa diprediksi bahwa hari terakhir masuk kerja adalah Hari Jumat tanggal 25 Juli 2014. Berdasarkan prediksi dan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kemungkingan puncak arus mudik adalah Jumat malam, selepas jam pulang kantor dan Hari Sabtu tanggal 26 Juli 2014. Tentunya kondisi ini untuk para pekerja kantoran yang bergantung hari kerja. Sementara itu, PT. KAI juga sudah mengeluarkan informasi mengenai tanggal pemesanan untuk tanggal keberangkatan H-7 dan H+3 lebaran Idul Fitri. Untuk tanggal keberangkatan tanggal 25 Juli 2014, maka pemudik sudah bisa membeli secara online pada tanggal 26 April 2014. Sedangkan untuk tanggal keberangkatan tanggal 26 Juli 2014, maka pemesanan secara online sudah bisa dilakukan mulai tanggal 27 April 2014.

Saya dan beberapa teman yang berasal dari Banyumas dan sekitarnya sudah memutuskan untuk pulang tanggal 26 Juli 2014. Itu artinya, tanggal 27 April 2014 kemarin,  kami harus mulai begadang dan menunggu pukul 00.00 agar segera bisa langsung memesan tiket. Dari sore hari menjelang malam, saya sudah berkoordinasi dengan beberapa teman. Intinya si saling membantu. Iqror dan Ayip mengajak saya dan beberapa teman lain untuk mengantri dan membeli langsung di agent resmi PT. KAI di Stasiun Gambir. Namun, setelah dipikir-pikir akan lebih efektif dan efisien jika bagi-bagi tugas (begini amat ya mau beli tiket buat mudik, butuh strategi segala.hehe). Saya, Asty, Finik, sama Trias stand bye di kosan untuk membeli lewat online dan call centernya PT. KAI. Selain itu masih ada Kiki dan Mas Zaki yang juga berada di kosan masing-masing untuk stand bye membeli lewat online dan call center. Oh iya ada satu lagi usaha kami yaitu Finik dan Trias juga mengerahkan adik-adik mereka yang berada di rumah untuk membeli langsung di Indomart. Semuanya sudah saling menitipkan nama lengkap dan nomer KTP masing-masing. Pokoknya siapa saja yang bisa masuk sistem online maupun call centernya PT. KAI, dia yang akan berusaha untuk membelikan tiket untuk kami.

That was our strategy for hunting the tickets, maximizing our friends. It was a good strategy, wasn't it?^^
Sekarang, saya mau cerita tentang tools yang akan kami gunakan untuk memesan tiket. Iqror dan Ayip hanya membutuhkan tenaga dan kesabaran untuk mengantri di agent. Saya dan Asty yang stand bye di kamar saya sudah menyiapkan satu laptop untuk membeli online, satu galaxy note 1 untuk tethering wifi, satu blackberry untuk telepon call center, satu blackberry untuk membuka aplikasi resmi PT. KAI untuk pemesanan tiket, dan satu buah komputer tablet yang juga untuk membeli melalui online lewat web resminya PT. KAI maupun lewat www.ticket.com. Semuanya sudah dipersiapkan dengan sangat matang. Kami pun hanya tinggal berdoa agar semua lancar dan servernya PT. KAI tidak ada gangguan (ini beneran kaya mau perang). How prestigious the tickets are!! Tapi sebenarnya ini bukan hanya tentang tiket. Yang kami perjuangkan ini adalah upaya untuk berkumpul bersama keluarga masing-masing dalam moment Idul Fitri. That is irreplaceable.

Sekitar pukul 22.00 WIB, Iqror tiba-tiba menelepon dan memberi tahu bahwa nomor antrian untuk pemesanan tiket tanggal pemberangkatan 26 Juli 2014 di agent resmi yang di Gambir sudah habis. Wowww, kalau nomor antrian saja sudah habis, berarti sudah tidak ada kemungkinan untuk membeli tiket lewat agen ini. Tapi dia tetap stand bye di Gambir. Ya siapa tahu masih ada keajaiban. Don't ever lose hope!

Pukul 00.00 WIB. Perjuangan dimulai. Saya sudah membuka halaman web PT. KAI dan www.tiket.com sebelum pukul 00.00. Tapi saat mendekati pukul 00.00, webnya tetap tambah lemot. Bahkan tiba-tiba muncul notifikasi 'the connection was reset'. Dihalaman sebelahnya juga sudah dibuka www.tiket.com. Awalnya cukup masih lancar, saya bisa masuk ke page dimana saya memilih stasiun awal, stasiun tujuan, tanggal pemberangkatan dan jumlah penumpang. Tapi saat sudah klik 'cari', webnya kembali lemot. Asty sudah stand bye dengan BBnya menelepon 021121, call center pemesanan tiket PT. KAI, tapi selalu sibuk. Begitu pula dengan tabnya, tidak bisa masuk ke webnya PT. KAI. Saya sudah hampir panik. Soalnya malam sebelumnya saya juga sudah begadang sendirian untuk memesan tiket untuk teman saya. Hasilnya nihil. Webnya down, telepon call center juga tidak bisa masuk. Tiba-tiba saya ingat aplikasi pemesanan tiket kereta di BB saya. Saya pun membukanya dan alhamdulillah bisa masuk. Saking senengnya malah tambah gemetar.hehe. Karena dari awal kami ingin naik kereta Purwojaya, maka saya pun fokus ke jadwal, harga, dan jumlah kursi yang masih tersedia. Saat itu masih lumayan banyak jumlah kursi yang tersedia. Tanpa pikir panjang, saya memilih kelas eksekutif untuk 4 orang pertama (Saya, Asty, Mas Zaki dan Kiki) dengan harga @Rp 300.000,00. Saya pun lupa untuk mencari tiket promo karena saking buru-burunya. Tibalah saat pengisian biodata yang lumayan terhambat karena si aplikasi meminta data nomor handphone dan tanggal lahir. Saya pun bbm Mas Zaki dan Kiki untuk tanya tanggal lahir dan nomor handphone mereka. Setelah semua lengkap, kami pun berniat untuk memindah kursi agar kami duduk depan dan belakang. Tapi saat memilih kursi, tiba-tiba sistem memberi tahu bahwa kursi sudah terisi. Daripada terlalu lama memilih dan kami kehabisan, maka kami pun melanjutkan proses pemesanan. Alhamdulillah, 4 orang ini berhasil mendapatkan tiket lebaran untuk tanggal pemberangkatan 26 Juli 2014. Kami pun mendapatkan kode bayar yang harus diinput saat melakukan pembayaran. 

Well, sedikit bisa menghela napas. Sekarang tugas Asty untuk melakukan pembayaran melalui internet banking. Trias yang tadinya berada di kamar akhirnya bergabung dengan saya dan Asty di kamar saya. Misi selanjutnya adalah membeli tiket untuk Trias, Finik, Iqror dan Ayip. Karena Iqror memilih untuk pulang sore hari, maka pemesanan kedua-masih menggunakan aplikasi di BB-hanya untuk Finik dan Trias yang sama-sama memilih kereta Purwojaya. Alhamdulillah tanpa hambatan yang berarti. Tiket Finik dan Trias sudah berhasil di booking. ^^

Sekarang cerita pemesanan tiket untuk Iqror dan Ayip agak sedikit miris karena mereka hampir kehabisan tiket. Karena Iqror yang beberapa kali request ganti kereta, maka beberapa kali saya harus mengulang proses pemesanan dari awal. Dan itu pastinya takes time kan. Benar saja, saat saya selesai mengetik informasi pemesan, tiba-tiba tiket sudah habis. Saat saya kembali mencari kereta lain pun ternyata tiket sudah habis semua. Saya pun terpaksa memberi kabar tidak sedap ini kepada Iqror dan Ayip sambil meyakinkan mereka bahwa saya masih akan terus memantau melalui aplikasi ini. Ya siapa tahu ada yang membatalkan tiket. Benar saja, tidak ada 15 menit berlalu, saya kembali membuka aplikasi lagi dan alhamdulillah masih ada 2 buah tiket. Saya langsung mengisi informasi pemesan dengan cepat agar tidak keduluan oleh penumpang lain. Alhamdulillah, tiket untuk Iqror dan Ayip berhasil di booking. Wooooww,, I was so relief and gratefull. Akhirnya semua mendapatkan tiket untuk pulang ke kampung halaman kami tercinta. Oiya, ada satu lagi yang berhasil mendapatkan tiket. Riris yang tiba-tiba datang ke kamar saya juga berhasil mendapatkan tiket pulang kampung tujuan Pekalongan. Kami pun kembali ke kamar kami masing-masing sekitar pukul 02.30 WIB. Alhamdulillah bisa tidur nyenyak. ^^

Well, that was our story and it is not over. We still have to hunt the tickets for going back to Jakarta. Pemesaan tiket balik baru bisa dipesan seminggu kemudian. Don't worry, we are still ready to faight!! hahaha.
Sekian,, Adios!!


-Gayuh-
29042014

Monday, April 14, 2014

Lombok yang Unik dan Indah

Garuda Indonesia diatas Gunung
Saya patut bersyukur terhadap Alloh SWT atas kesempatan yang diberikan. Pekerjaan saya saat ini memberikan kesempatan kepada saya untuk bisa mengunjungi beberapa pulau-pulau yang ada di Indonesia, bahkan sampai ke lokasi pedalaman yang bukan merupakan tujuan wisata. Yang lebih istimewa lagi adalah maskapai penerbangan yang disediakan oleh kantor adalah Garuda Indonesia. Mungkin sebagian besar sudah tahu kenapa maskapai penerbangan ini istimewa. Kalau menurut saya, Garuda Indonesia merupakan maskapai yang sangat identik dengan Indonesia. Dari namanya saja sebenarnya sudah terlihat. Ditambah lagi dengan seragam para pramugari yang menurut saya benar-benar membawa image budaya Indonesia. Setelan atasan dan kain batik yang dipakai selalu membuat para pramugari Garuda Indonesia terlihat lebih anggun. Pelayanan kepada pengunjung saat on board pun sangat ramah dengan ditambah menu-menu makanan yang enak. Ada satu hal yang selalu saya lakukan setelah pesawat take off yaitu membaca Colours-majalah bulanannya Garuda Indonesia. Majalah ini selalu menarik perhatian saya karena isi yang disajikan benar-benar informatif terutama mengenai tempat-tempat yang direkomendasikan sebagai tujuan untuk liburan. Jika anda kurang berminat untuk membaca, foto-foto yang disajikan pun sudah cukup mewakili keindahan dan informasi dari tempat-tempat tersebut. Setiap bulannya, Colours selalu mempunyai informasi baru dan unik yang sangat sayang jika dilewatkan.


Majalah Colours Edisi Januari 2014


Dari beberapa provinsi yang pernah saya kunjungi dalam rangka penugasan dari kantor, ada satu provinsi yang membuat saya jatuh cinta akan keindahan dan keunikan yang dimiliki. Pada pertengahan Januari 2014 ini, saya berkesempatan untuk melaksanakan tugas kantor di Provinsi Nusa Tenggara Barat selama 7 hari. Yang pertama terngiang di kepala saya ketika mendengar provinsi ini adalah Pulau Lomboknya dengan pantai dan pemandangan bawah lautnya yang sangat bagus. Sebenarnya, Lombok sudah menjadi salah satu wishlist yang ingin dikunjungi pada tahun 2013. Dan alhamdulillah, doa saya terjawab saat awal tahun 2014 ini. Saya pun membuat strategi agar pekerjaan saya bisa selesai lebih cepat sehingga weekend bisa saya manfaatkan untuk pergi ke pantai.

Minggu, 12 Januari 2014
Akhirnya hari Minggu tiba juga. Setelah membereskan hampir seluruh pekerjaan dan ditambah kantor perwakilan juga libur pada hari Minggu, maka saya pun mantap untuk meng-eksplore pantai-pantai indah di pulau ini. Berbekal informasi yang saya dapatkan dari browsing di internet dan nomor travel agent di sini yang didapat dari seorang teman, maka saat Sabtu malam saya langsung booking mobil plus supirnya selama 12 jam untuk mengantar saya kemana saya ingin. Minggu pagi sekitar pukul 09.00 WITA, pak supir dan mobilnya sudah menunggu saya di lobby hotel. Saya pun bergegas turun dan siap untuk berangkat. Saya baru pernah liburan sendirian seperti ini karena ketua tim saya tidak mau untuk ikut jalan-jalan. Beliau sudah hampir 6 kali ke sini jadi sudah hampir pernah mengunjungi tempat-tempat yang indah disini.

Perjalanan tidak sekaku yang saya bayangkan. Pak Awan sang driver selalu menjelaskan tempat-tempat yang kami lewati. Beliau juga cerita tentang sejarah bagaimana orang-orang Bali dulunya bisa menghuni Pulau Lombok ini. Salah satunya adalah karena adanya ekspansi besar-besaran Kerajaan Bali ke wilayah Lombok. Akibatnya, banyak Pura yang terletak di Kota Mataram ini. 

Rumah Adat Suku Sasak Desa Sade
Tempat selanjutnya yang kami singgahi adalah Desa Sade-desa adat Susu Sasak-suku asli Pulau Lombok. Desa ini sudah dijadikan sebagai desa wisata oleh Pemerintah Provinsi NTB. Konon kata Pak Awan dan guide lokal yang menemani saya berkeliling, Desa Sade ini masih menjunjung tinggi warisan budaya dan adat istiadat nenek moyang Suku Sasak. Hal itu bisa terlihat pada saat sesampainya saya dipintu gerbang masuk Desa Sade. Seluruh rumah dan bangunan di dalam desa ini masih bergaya tradisional. Atapnya masih memakai ijuk dan pagar rumahnya masih menggunakan anyaman dari bambu. Lantainya masih ada yang beralaskan tanah, namun tidak sedikit yang sudah bealaskan plester semen. Selain keaslian rumah dan bangunannya, ternyata kehidupan masyarakat Desa Sade ini juga masih tradisional. Warga Desa Sade sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani padi. Karena sawah di Desa Sade adalah sawah tadah hujan, maka mereka hanya panen sekali dalam setahun. Hasil panennya pun tidak untuk dijual melainkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebagai perkerjaan sampingan, warga Desa Sade mengerjakan tenun ikat. Hal yang unik dalam pembuatan tenun ikat ini adalah semuanya dikerjakan secara manual dari pembuatan benang sampai pewarnaan benang. Walaupun begitu, hasil tenun tersebut bisa dibilang cukup berkualitas karena kain tenun yang dihasilkan tidak mudah luntur. 

Belajar Menenun
Prosesi perkawinan di Desa Sade ini juga sangat unit. Prosesnya dimulai ketika ada seorang pria dan wanita yang saling suka. Ketika mereka hendak melangkah ke jenjang perkawinan, maka harus ada proses 'penculikan'. Penculikan yang dimaksud adalah sang pria membawa sang wanita ke rumahnya tanpa sepengetahuan orang tua dari wanita tersebut. Di rumah sang pria pun, sang wanita hanya tinggal dan menginap semalam. Mereka tetap tidak boleh melakukan hal-hal yang dilarang. Biasanya hal tersebut dilakukan pada malam hari. Pagi harinya dari pihak pria mengirim utusan kepada orang tua pihak wanita dan memberi tahu bahwa anak wanitanya tidak hilang atau dibunuh melainkan sudah diculik oleh sang pria tersebut. Setelah ada utusan, orang tua dari calon mempelai wanita sudah mengerti bahwa anak gadisnya sudah ada yang meminang. Mereka  tidak bisa menolak atau tidak setuju pada hubungan anak wanitanya dan pria tersebut. Sang ayah harus bersedia menjadi wali dan menikahkan anak gadisnya dengan sang pria yang telah menculiknya.


Pantai Tanjung Aan
Wisata sejarah dan budaya sudah selesai, selanjutnya tujuan kami adalah Pantai Tanjung Aan. Dari blog yang saya baca, Pantai Tanjung Aan ini sangat indah. Pantai dengan warna toska dan pasir putihnya membuat saya jatuh cinta pada pantai ini. Sebenarnya, pantai yang terkenal di Lombok adalah Pantai Kuta dan Pantai Pink. Namun sayang akses menuju ke Pantai Pink rusak parah sehingga tidak bisa dilewati mobil. Pantai Kuta terletak cukup dekat dengan Pantai Tanjung Aan. Dan saya memilih untuk berkunjung ke Pantai Tanjung Aan karena penasaran akan keindahan yang saya lihat dari foto.

Sesampainya di Pantai Tanjung Aan, saya langsung takjub dengan keindahan pantai ini. Bagaimana tidak, komposisi dari gradasi warna laut yang indah, pasir putih, pasir merica dengan bukit-bukit yang mengelilingi sungguh membuat pantai ini benar-benar sangat indah. Mungkin ini pantai terindah yang pernah saya liat. Beberapa wisatawan mancanegara sedang asik dengan kegiatan selancarnya, sementara wisatawan domestik asik mengabadikan moment-moment dengan foto atau hanya sebatas mengobrol dipinggir pantai. Saya pun tak lupa untuk mengambil foto di beberapa spot yang menurut saya paling bagus.

Setelah puas menikmati indahnya Pantai Tanjung Aan, saya pun diajak untuk makan makanan khas di Kabupaten Lombok Timur. Namanya adalah Nasi Balap. Warung makan yang cukup sederhana ini terletak di dekat lokasi Bandara Lombok. Nasi Balap ini konon katanya sudah terkenal hingga ke Eropa. Satu porsi Nasi Balap terdiri dari nasi putih, kering kacang, ayam suwir kering, ayam pelcingan dan kacang kedelai yang disajikan menggunakan daun pisang. Pengunjung bisa menambah ayam goreng jika dirasa masih kurang. Bagi pecinta pedas, Nasi Balap ini sangat wajib untuk dicoba karena sambel yang disajikan sangat pedas. 

Panti Tanjung Aan dengan gugusan karangnya




Nasi Balap
Setiap kali saya mengunjungi suatu tempat yang baru pernah saya kunjungi, saya selalu mencari tahu mengenai budaya setempat, tempat wisata, bahasa daerah, dan tak lupa mengenai kuliner khas di daerah tersebut. Kesemua hal tersebut hampir berbeda-beda di masing-masing daerah. Hal tersebutlah yang membuat rasa cinta terhadap Indonesia menjadi semakin meningkat. Bagaimana tidak, Indonesia itu sangat kaya akan ragam dan budaya di masing-masing daerah yang hanya bisa ditemui di negeri kita tercinta ini. Rasa nasionalisme saya menjadi semakin meningkat ketika saya mulai mengenal sosok Pandji Pragiwaksono. Pertama kali kenal dengan sosok ini adalah ketika Pandji menjadi host kuis yang memberikan pertanyaan kepada masyarakat tanpa membuat masyarakat tersebut tahu kalau sedang ikut suatu kuis. Tak berhenti sampai disitu, salah satu teman saya merekomendasikan untuk mencari video di youtube tentang stand up comedy yang dilakukan oleh Pandji di salah satu cafe di daerah Kemang. Dari situ, saya suka dengan materi-materi yang dibawakan oleh Pandji terutama saat menyinggung tentang kritik-kritik terhadap kondisi politik negeri ini. Saya pernah merasa pesimis akan kondisi bangsa ini akan banyaknya kasus korupsi dan berbagai masalah yang ada. Namun, setelah beberapa kali melihat Pandji, saya pun mulai optimis bahwa Indonesia masih punya harapan menjadi lebih baik. Saya juga mengenal Pandji dari tulisan di blog dia. Salah satu tulisan yang membuat saya merinding selama membacanya adalah tulisan mengenai Bapak Anies Baswedan. Dari situ, saya percaya masih banyak orang baik yang mendambakan Indonesia lebih baik. Salah satunya Bapak Anies Baswedan yang telah berhasil mengarahkan ribuan pemuda-pemudi terbaik bangsa untuk menjadi Pengajar Muda di SD yang terletak di pelosok-pelosok Indonesia. Karena menurut Pak Anies, pendidikan adalah ekskalator dalam bidang sosial ekonomi dan bisa membawa gelombang baru untuk Indonesia.

Semoga karya-karya Bang Pandji selanjutnya semakin sukses dan semakin bermanfaat untuk negeri yang kita cintai ini, Indonesia. Selamat berkarya bang!!