Pages

Tuesday, February 7, 2012

Halooo Jakarta,,,

Teriakan ini spontan terucap saat tiba ke Jakarta setelah mengikuti Intermediate Training selama dua minggu di Jawa Barat. Ya intermediate training, sebuah pelatihan yang digagas oleh Bapak Inspektur Jenderal bekerja sama dengan outbond organizer (BWS) dengan konsep self empowerment dan team building. Pelatihan ini benar-benar berbeda dengan pelatihan biasanya. Agenda dari pelatihan ini meliputi pelatihan militer, games, rock climbing, rafting, baksos, long march, jungle crossing, homestay plus baksos, dan bertahan hidup di hutan. Jadi kami benar-benar digembleng untuk menjadi pribadi yang tanggung dan bisa mengatasi rasa takut dalam diri masing-masing.  Intermediate training ini diperuntukkan bagi generasi muda Itjen PU angkatan 2007 sampai dengan 2010. Sebelum training ini, kami sudah pernah mengikuti training serupa yang diberi nama Basic Training dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah. Basic training angkatan pertama diadakan pada awal tahun 2010 yang diikuti oleh angkatan 2006 – 2009. Angkatan kedua diikuti oleh CPNS Itjen PU angkatan 2010 yang berjumlah 60 orang termasuk saya.

Pada akhir Desember 2011, saya dan hampir semua teman dari angkatan 2007 merasa kaget begitu mendengar kabar burung bahwa akan diadakan intermediate training. Karena ini berarti apa yang kita hadapi akan lebih sulit dan menantang dibandingkan dengan basic training. Akhirnya, pada tanggal 19 Januari 2012, kabar burung itu bukan lagi menjadi kabar burung. Kami menerima Surat Perintah dari Pak Irjen untuk mengikuti Intermediate Training selama dua minggu dari tanggal 22 Januari – 5 Februari 2012. Ada 85 generasi muda Itjen PU dari angkatan 2007-2010 yang akan mengikuti training tersebut selama dua minggu penuh. Sementara ada sekitar 61 orang senior yang hanya akan mengikuti kegiatan ini dari tanggal 2-5 Februari 2012 di Grand Hotel Lembang. Tujuannya mungkin sudah cukup jelas, yaitu agar kami bisa saling mengenal antar angkatan dan antara senior dan junior. Selain itu, konsep training yang akan kita hadapi cukup menantang. Jadi, satu minggu hidup di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) di Cipatat, Baksos dan Homestay di Kampung Wisata Tajur, Jungle Crossing, dan Outbond di hotel bergabung dengan senior.
Akhirnya tanggal 22 Januari 2012 datang juga. Perasaan malas, takut, waswas, senang bercampur jadi satu. Kami berkumpul dikantor pada pukul 12.00 WIB. Pukul 14.00 kami berangkat menuju ke TKP yaitu Pusat Pendidikan Infanteri TNI-AD di Cipatat. Yang terlintas dipikiran saya saat masuk ke Pusdikif ini adalah satu minggu kedepan akan terisi dengan pendidikan militer yang sangat mengutamakan kedisiplinan dan ketaaan. Melihat para tentara yang akan membimbing kami selama enam hari membuat perasaan takut itu bertambah. Hal itu benar-benar terlihat saat makan malam pertama. Kami dilarang bersuara saat makan, dilarang menunduk saat menjemput sendok, dan ada beberapa peraturan lain pada saat makan. Tapi alhamdulillah, hari ketiga dan seterusnya pendidikan militernya tidak seketat seperti para tentara. Kami hanya diajarkan untuk mengikuti adat-istiadat yang berlaku di Pusdikif ini. Secara garis besar, para pelatih mengajari kami tentang materi PBB, tata cara makan, senam pagi, apel pagi, apel malam, dan nyanyian untuk menambah semangat kami. Yang lebih istimewa adalah kami diwajibkan menyanyi lagu-lagu perjuangan pada setiap pergerakan contohnya waktu jalan dari barak ke ruang makan, dari ruang makan ke lapanga apel, dan lainnya. Semuanya melatih kami untuk bisa hidup lebih teratur, semangat, kompak dan disiplin. Tentunya selama seminggu ini kami tidak hanya dilatih oleh para pelatih dari Pusdikif, tetapi fasilitator dari BWS juga ikut membimbing kami untuk kegiatan yang berbeda, seperti games dan diskusi kelompok.

Selama kegiatan ini, kami dibagi dalam 8  kelompok. Saya berada di kelompok 3 bersama Mas Faix, Mas Aryo, Mas Rifki, Mas Irul, Mas Dena, Mba Cory, Mba Indah, Jenny, Ara, dan Nadya. Untuk kegiatan PBB, kelompok 1 dan 2 bergabung menjadi kelas A, Kelompok 3 dan 4 menjadi kelas B,dan seterusnya. Kelas B diketuai oleh Aditya dari kelompok 4 dan dihandle oleh pelatih Rahmat. Hari pertama training diisi dengan kegiatan PBB dari pagi sampai siang. Setelah dilatih dalam kelompok besar, kemudian masing-masing kelas dihandle oleh pelatihnya masing – masing. Kelas saya yang dihandle oleh pelatih rahmat bisa dibilang dilatih dengan santai. Kalau sudah capek dengan praktek PBB, kami boleh istirahat duduk-duduk sambil berbincang dengan pelatih. Setelah makan siang, kami dihandle oleh BWS untuk melakukan beberapa games. Sebenarnya ada beberapa games yang sudah pernah kami lakukan sebelumnya, tapi kami tetap melakukannya dengan senang. Soalnya bermain games tersebut bisa membuat semakin akrab diantara anggota kelompok. Malam harinya diisi dengan diskusi kelompok bersama fasilitator masing-masing kelompok. Kang Bencut lah yang menjadi fasilitator kelompok 3. Selama diskusi, yang dibahas seharusnya tentang makna dari games yang kami lakukan siang tadi. Tapi pada akhirnya tema diskusi kita mengenai kegiatan dikantor. Hal ini terjadi karena ada Mas Faix, Mas Aryo dan Mas Rifki yang notabene paling senior diantara kami. Jadi diskusi kami menjadi lebih bermakna karena bisa sharing soal pekerjaan dikantor dari para senior.

Malam ini ditutup dengan apel malam. Tapi sebelum itu, kami diberi tambahan latihan PBB. Walopun angin kencang menderu-deru, tapi latihan kami tak kunjung dihentikan. Bahkan kami lanjut dengan kegiatan apel malam. Setelah apel malam, kami semua kembali ke barak masing-masing dan instirahat agar besok bisa melanjutkan kegiatan. Selama tidur, ada semacam piket serambi. Setiap satu jam, ada dua orang yang secara bergantian akan terjaga untuk menjaga barak kami. Hal itu dimaksudkan agar keamanan di barak bisa dijaga.

Demikian cerita awal intermediate training plus hari pertama di Pusdikif Cipatat. Hari-hari selanjutnya akan diceritakan lebih lanjut. 


-Gayuh-