Pages

Tuesday, March 26, 2013

Ternate Bahari Berkesan #2

Saya yakin semua orang Indonesia pasti mempunyai uang kertas Rp 1000,00. Apa yang spesial dalam uang tersebut dan kenapa saya membahas uang tersebut dalam tulisan ini? Karena cerita saya kali ini terkait dengan uang kertas bernominal 1000 rupiah tersebut. Pada salah satu sisi uang kertas tersebut terdapat gambar Pulau Maitara dan Tidore. Sebelum sampai di Ternate, saya hampir tidak pernah memperhatikan bahwa pulau-pulau yang terpampang di uang kertas tersebut ternyata berada di Provinsi Maluku Utara.

This view from Florida Restaurant
Pada hari pertama kedatangan saya dan rombongan di Ternate, kami diajak makan siang di Restoran Florida. Dari sinilah kami baru menyadari bahwa gambar pada salah satu sisi uang seribu itu adalah Pulau Maitara dan Tidore yang terlihat dari Ternate. Di restoran ini, kami disuguhkan pemandangan Pulau Maitara dan Tidore dari sudut yang berbeda dari yang terpampang di uang seribu tersebut. Dari balkon restoran, kami bisa memandang gugusan pulau-pulau yang mengelilingi Pulau Ternate dan ditambah dengan hamparan laut yang luas. Kami pun akan diajak untuk melihat Pulau Maitara dan Tidore dengan angle yang sama dengan yang ada di gambar uang seribu.

Setelah hampir dua minggu kami di Ternate, akhirnya kami diajak untuk datang ke lokasi tempat dimana kita bisa mengambil foto Pulau Maitara dan Tidore dengan angle yang sama. Sore itu bersama Mba Dina dan Pak Bakti, kami sampai di tempat tersebut. Dan memang benar, kami bisa melihat Pulau Maitara dan Tidore dengan angle yang sama. Kami pun langsung mengambil uang seribu rupiah kami dan mencari spot untuk mengambil foto agar foto yang kami ambil sama persis seperti gambar dalam uang tersebut. 


 Setelah puas berfoto-foto di pantai ini, kami diajak ke sebuah danau di kaki Gunung Gamalama. Danau tersebut bernama Danau Laguna atau orang-orang biasa menyebutnya Danau Ngade. Mungkin danau ini terlihat biasa saja karena tidak mempunyai warna yang unik seperti Danau Tiga Warna/ Danau Kelimutu di Pulau Flores Povinsi NTT atau Telaga Warna di Dieng Provinsi Jawa Tengah. Tapi, danau ini menawarkan pemandangan yang indah karena kami bisa melihat danau tersebut dari atas berpadu dengan pemandangan laut dan gugusan pulau-pulau di sekitar Pulau Ternate. Danau ini terletak dekat dengan laut, namun air danau ini masih tawar dan tidak terkontaminasi oleh air laut. 

Di pinggir danau terdapat beberapa keramba ikan tempat warga membudidayakan ikan air tawar. Bahkan ada beberapa yang menawarkan pengunjung untuk memancing langsung di danau dan memasak langsung ikan hasil tangkapan tersebut. Namun sayang sekali, kami tidak bisa mampir untuk memancing dan memasak langsung di danau tersebut karena kami sengaja memilih lokasi di atas danau agar bisa melihat keseluruhan danau, laut dan pulau-pulau.

Setelah puas mengambil foto dan melihat-lihat pemandangan, kami pun langsung kembali ke hotel. Thank you My Lord for Your creation. Thank You for giving me a chance to enjoy this view. Indonesia is so lucky for being an archipelago country. I do love you Indonesia. :)



-Gayuh-
01032013

Saturday, March 23, 2013

Ternate Bahari Berkesan #1

Penugasan 25 hari di Ternate merupakan penugasan terlama saya. Bersama satu orang ketua tim dan satu teman yang sesama anggota, kami berangkat menuju Ternate pada hari Rabu, 20 Februari 2013. Karena hanya ada satu jadwal penerbangan yang menggunakan Garuda Indonesia, maka kami pun rela berangkat pada tengah malam. Kami tiba di Ternate pukul 08.30 WIT setelah sebelumnya transit di Makasar selama 30 menit dan berganti pesawat menggunakan Armada CRJ atau saya lebih familiar menyebutnya Bombardir yang masih milik maskapai Garuda Indonesia. Sesampainya di Ternate, sejauh mata memandang hanyalah laut dan gugusan pulau-pulau di sekitar kota ini. Kota yang sebelumnya menjadi ibu kota Provinsi Maluku Utara ini berada di Pulau Ternate yang  memiliki luas hanya 547.736 km² dan berada persis di bawah kaki Gunung Gamalama. Dibutuhkan waktu hanya sekitar 1 jam untuk mengelilingi pulau ini tanpa berhenti.

Kami sangat beruntung karena hotel yang kami tempati menyuguhkan pemandangan yang menakjubkan. Di halaman utama hotel yang dibuat lebih tinggi dari jalan, kami bisa langsung melihat laut dan beberapa pulau seperti Pulau Maitara dan Pulau Tidore. Jika kami menyantap sarapan pagi yang berada di sisi belakang hotel, kami dimanjakan oleh megahnya Gunung Gamalama yang terasa begitu dekat. Subhanalloh, betapa indahnya ciptaan Alloh SWT. Pemandangan yang indah ini bisa kami manfaatkan untuk sejenak merefresh pikiran kalau rasa bosan tiba-tiba menyerang kami.
In front of hotel


Tibalah saatnya kami mengelilingi Pulau Ternate. Weekend pertama kami disini, dengan diantar oleh pak supir yang baik hati dan tambahan 2 orang teman dari Jakarta, kami pun memulai petualangan di Pulau Ternate. Tepat setelah makan siang, kami memulai perjalanan menuju arah utara. Sepanjang perjalanan, kami bisa melihat laut di sebelah kanan dan Gamalama di sebelah kiri. Ditambah dengan pedagang durian yang berderet di beberapa ruas jalan di kota ini yang membuat kami ingin menyantap durian.

Objek wisata yang pertama kali kami kunjungi adalah Batu Angus. Objek yang berada di pinggir laut ini dipenuhi oleh batu-batu karang yang berwarna hitam karena terbakar oleh lahar Gunung Gamalama saat gunung ini meletus. Batu yang hitam ini tampak eksotis berpadu dengan pemandangan laut dan gunung-gunung di seberang laut. Pemandangan yang jarang sekali dijumpai di Jakarta. Kami pun tak lupa mengabadikan pemandangan yang indah ini dengan berfoto-foto. 



Tujuan selanjutnya adalah Danau Tolire. Danau yang berwarna hijau ini berada di kaki Gunung Gamalama. Letak danau ini ada di bawah tempat kami berdiri. Sehingga, kami tidak bisa bermain ke tepian danau. Konon kata orang sekitar, untuk mencapai ke tepian danau harus ditemani oleh juru kunci danau ini karena danau ini masih dipercaya memiliki hal-hal gaib. Orang-orang sekitar danau juga percaya kalau masih terdapat buaya di danau ini. Selain itu, ada mitos kalau kita melempar batu ke danau ini, batu yang kita lempar tidak pernah sampai ke danau. Saya dan rombongan akhirnya mencoba melempar batu ke danau ini. Pada saat kami memperhatikan batu yang kami lempar, memang tidak pernah sampai ke permukaan danau. Entah karena kami kurang keras melemparnya atau mungkin mitos tersebut benar. Lokasi danau yang jauh di bawah juga membuat kami kesulitan untuk melihat apakah batu tersebut sudah sampai ke permukaan danau. Wallohualam. Kami pun bergegas untuk istirahat sejenak di danau ini sambil menikmati kelapa muda. 

Danau Tolire
Setelah melepas lelah dengan beristirahat, kami melanjutkan jalan-jalan kami ke Pantai Sulamadaha. Pantai ini bukan pantai pasir putih dan mempunyai ombak yang cukup besar. Mungkin pantai ini tidak seindah Pantai Sawarna di Banten atau pantai pasir putih lainnya. Tapi, pantai ini memiliki wahana untuk snorkling dan diving. Dengan berjalan lagi melalui sisi sebelah kiri pantai sejauh beberapa meter, terdapat teluk yang menyajikan keindahan bawah laut dan wahana bermain seperti banana boat. Karena kami tidak berbekal baju ganti, maka kami pun tidak mencoba snorkling atau diving. Menikmati keindahan laut dan berfoto-foto sudah cukup membuat kami puas. Sayang sekali, waktu sudah semakin sore dan kami harus segera kembali ke hotel karena belum menunaikan sholat Ashar. Alhamdulillah kami berhasil mengelilingi Pulau Ternate sekaligus menikmati pemandangan alam yang indah ini. Kami sampai dihotel pada pukul 17.30 WIT dan segera menunaikan sholat Ashar. 


Pantai Sulamadaha


Tempat Snorkling, Diving, dan Banana Boat


-Gayuh-
23022013



Tuesday, March 19, 2013

Peningkatan Kapabilitas APIP, IACM sebagai Alat Self Assesment



Sebagai bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum yang mempunyai fungsi sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, Inspektorat Jenderal PU perlu meningkatkan kapabilitas dirinya sendiri guna meningkatkan kualitas pengawasan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. Salah satu alat untuk menilai tingkat kapabilitas APIP adalah Model Kapabilitas Pengawasan Intern atau Internal Audit Capability Model (IA-CM). IA-CM adalah suatu kerangka kerja yang mengidentifikasi aspek-aspek fundamental yang dibutuhkan untuk pengawasan intern yang efektif di sektor publik. IA-CM menunjukkan langkah-langkah untuk maju dari tingkat pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang kuat, efektif, kapabilitas pengawasan intern umumnya terkait dengan organisasi yang lebih matang dan kompleks. Berikut matriks IA-CM:



Konsep IA-CM bertujuan untuk membangun internal audit yang efektif di sektor publik dan sebagai road map  bagi perbaikan kapabilitas secara bertahap. Fungsi IA-CM bagi APIP adalah:

  1. Strategi nasional berdasarkan IA-CM : APIP sebgai organisasi profesi
  2. Strategi generik: semua APIP bisa menggunakan IA-CM sebagai alat untuk menilai dirinya sendiri
  3. Strategi spesifik: alat untuk mengembangkan diri sendiri
Sampai saat ini, hanya ada 1 (satu)  Inspektorat Jenderal di lingkungan Pemerintah Pusat yang telah menduduki level 3 yaitu Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Sedangkan terdapat sekitar 5,74 % atau sebanyak 19 APIP Pusat dan Daerah yang menduduki level 2       IA-CM.  Untuk level 1, terdapat 93,96% atau sebanyak 311 APIP Pusat dan Daerah. Melihat jumlah ini, masih banyak APIP yang harus meningkatkan kapabilitasnya agar tercapai fungsi internal audit yang efektif dan efisien.


-Gayuh- 18092012