Day #8
Kami sepakat bahwa anak adalah alat fotocopy terbaik dimana dia bisa menjadi baik jika orang-orang disekitarnya mencontohkan hal-hal baik. Namun, bisa menjadi tidak baik jika dia sering melihat hal-hal tidak baik yang dicontohkan kepadanya. Alhamdulillah, saya dan suami bersepakat untuk berusaha mencontohkan hal baik kepada Emir. Mungkin masih kelanjutan dengan cerita tentang mencontohkan kebiasaan baik di hari sebelumnya. Kali ini, cerita tentang Emir masih berkutat dalam menginstruksikan Emir agar mendengarkan Bunda atau Ayahnya jika melakukan hal yang keliru. Hal ini selalu jadi tantangan Bunda karena harus menahan emosi dalam keadaan apapun ketika mengingatkan Emir.
Saat ini, ada beberapa barang-barang yang disukai Emir untuk dipegang. Salah satunya kunci. Ketika dia melihat kunci-kunci yang digantung, dia selau bilang, "kutiiii, kutiiii". Itu artinya dia ingin kuncinya diambil dan dipegang. Tadi malam, saat Bunda mengaji di kamar, Emir ikut duduk di depan Bunda. Tapi ternyata Emir lebih tertarik dengan kunci yang sedang menggantung di lemari kayu. Dia pun berusaha mengambilnya. Sepertinya dia agak kesusahan mengambil kunci. Bunda sengaja membiarkan Emir agar dia berusaha sendiri mencabut kunci itu. Tapi karena beberapa waktu tidak bisa tercabut, Emir pun teriak. Akhirnya Bunda membantu menarik tangan Emir yang sedang memegang kunci.
Setelah berhasil memegang kunci di kedua tangannya, Emir mulai berjalan-jalan memegang kunci itu. Dalam beberapa waktu, Emir pun bosan dan menaruhnya dilantai dan beranjak pergi. Saat itu, Bunda langsung mengingatkan Emir, "Kuncine di dekek teng tempate malih mir" (Kuncinya ditaruh ditempatnya lagi ya mir). Emir saat itu mendengarkan, terdiam dan dari matanya terlihat kalau dia sedang mencernya kata-kata Bunda. Sedetik dua detik, Emir sudah terlihat akan membalikkan badan. Tapi Bunda buru-buru mengulangi perkataan tadi pelan-pelan. Akhirnya, Emir mulai jongkok dan mengambil kuncinya. Karena dia agak kesulitan menuju lemari (dilantai banyak buku yang berserakan karena dijatuhkan Emir), maka Emir memberikan kuncinya ke Bunda. Bunda pun langsung bersyukur melihat respon Emir. Sebagai reward, Bunda selalu bilang, "Emir pinter sanget (Emir pinter sekali)", sambil mencium pipinya.
Saya percaya bahwa reward ucapan dan ciuman akan berdampak positif untuk psikologinya Emir. Reward ucapan juga bisa jadi sebagai doa kita agar anak benar-benar pintar. Ciuman di pipi dapat menunjukkan rasa sayang kepada Emir agar dia selalu merasakan kasih sayang Bunda dan Ayahnya.
Sekian cerita hari ke #8 ini. Akkkkk ga terasa akhirnya udah hari ke-8, semoga selalu konsisten dan menemukan cerita-cerita baru bersama Emir di hari-hari selanjutnya.
#hari8
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kelasbunsayiip
No comments:
Post a Comment