Pages

Saturday, November 11, 2017

Hari #10 Game Level #1 "Emir Menangis"

Alhamdulillah, tak terasa sudah menginjak hari kesepuluh game level 1-nya. Semoga diberi semangat dan kekonsistenan dalam menjalani 5 hari kedepan. Bukan tentang badge nya, tapi tentang bagaimana saya bisa konsisten dalam mengimplementasikan komunikasi produktif dengan Emir.

Day #10
Malam ini, Bunda sedih karena Emir menangis sampai teriak-teriak. Lebih sedih lagi karena Bunda dan Ayah tidak bisa mengerti apa yang diinginkan Emir. Jadi singkat cerita, Bunda memberikan balon karakter pokemon yang belum diisi angin. Ayah kemudian meniup balon itu dengan menggunakan pompa angin elektrik. Setelah jadi, Emir pun excited. Emir memegang-megang balon itu sambil dipangku Bunda. Tapi memang, Bunda perhatiin Emir ingin melakukan sesuatu ke balon itu, tapi tidak bisa. Bunda kira Emir kesusahan memegang balon, maka Bunda ambilkan tali rafia untuk mengikat bagian ekor balon. Tapi ternyata Emir kurang berkenan, dia tambah menangis. Kemudian Bunda coba cara lain, tapi tetap tidak bisa. Emir tetap menangis dan bertambah kencang. Akhirnya Ayah ambil alih menggunakan caranya. Emir masih menangis. Ayah Bunda sudah mencoba cara lisan dengan menenangjan Emir dengan kata-kata yang pelan dan manis. Tapi ternyata Emir masih terus menangis. Ayah juga mencoba mengempeskannya lagi, tapi Emir tetap kurang berkenan. Akhirnya Bunda gendong Emir dan mengajak ke kamar sambil mengalihkan perhatiannya ke hal yang lain. Tapi malah semakin kencang teriakannya. Bunda dan Ayah mulai panik,  belum pernah kami lihat Emir menangis seperti ini. Akhirnya kami membacakan Surat Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas dan Ayat Kursi berkali-kali sampai Emir agak mereda tangisnya. Setelah itu baru Bunda susui dan Emir langsung tertidur sambil tersedu-sedu.

Pelajaran yang kami dapat malam ini adalah tentang kesabaran. Alhamdulillah, walaupun menghadapi Emir dengan luapan emosi seperti itu,  kami tidak terbawa emosi. Jadi nalar kami masih terjaga. Awal-awal menangis, kami sudah mencoba membujuk dengan suara lembut dan intonasi yang rendah. Tapi mungkin karena Emir masih belum bisa mengungkapkan apa yang diinginkan secara jelas dan adanya keterbatasan kami dalam menangkap maksud Emir, maka akhirnya Emir meluapkan emosinya dengan cara seperti itu. Semoga semakin hari, Bunda dan Ayah bisa lebih mengerti apa yang Emir inginkan.

Sekian cerita hari #10 nya. Sampai jumpa besok in syaa Alloh.

#hari10
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiprodukti
#kelasbunsayiip

No comments:

Post a Comment