copied from bebentis.deviantart.com |
Kabar mengenai
kedatangan tim AC Milan Glorie ke Indonesia dalam rangka Charity Match melawan
Indonesia All Star sudah saya dengan sekitar satu minggu yang lalu. Saat itu
saya membaca kabar tersebut di salah satu situs media online melalui
akun twitter saya. Ada sedikit kekecewaan saat mengetahui bahwa AC Milan Glorie
akan diperkuat tanpa Maldini dan beberapa pemain legenda AC Milan yang saya
kenal. Hal itulah yang membuat saya tidak terlalu bersemangat untuk menonton
langsung pertandingan tersebut di Gelora Bung Karno pada Sabtu, 9 Februari
2013. Namun kekecewaan tersebut hilang saat saya melihat berita di televisi
mengenai kedatangan rombongan AC Milan Glorie di Bandara Soekarno Hatta pada
Selasa, 5 Februari 2013. Betapa senangnya saya saat mengetahui banyak pemain
yang saya kenal yaitu Maldini, Shevcenko, Oddo, Baresi, Serginho, dan Costa
Curta. Pada saat itu saya langsung mengajak beberapa teman milanisti saya untuk
menonton pertandingan tersebut secara langsung di GBK. Setelah menghubungi
beberapa teman, akhirnya ada Mas Agi dan Mas Bocil yang bersedia untuk menonton
pertandingan tersebut. Dengan harga tiket yang relatif lumayan murah-VIP Barat
dengan harga Rp 200.000,00-, maka saya pun mengajak adik saya yang juga
milanisti untuk ikut menonton.
Sabtu pagi
pukul 07.00 saya menjemput adik saya di Stasiun Jakarta Kota setelah menempuh
perjalanan hampir 9 jam dari Semarang. Berhubung kami tidak ada yang mempunyai
jersey AC Milan, maka kami pun berniat mencari jersey tersebut di Pasar Tanah
Abang. Aneh memang, seorang yang mengaku milanisti tapi tidak mempunyai jersey
team kesayangannya. Tapi hal tersebut bukanlah suatu parameter untuk mengukur
kecintaan kami terhadap AC Milan. Saya sendiri dari dulu sudah menginginkan
jersey dengan nama Kaka dan nomor punggung 22. Tapi waktu itu, ukuran jersey
yang ada hanya untuk ukuran laki-laki. Dan inilah waktu yang tepat untuk
membeli jersey Milan karena pada hari ini juga akan saya pakai untuk
me-merah-hitam-kan GBK dengan para milanisti Indonesia.
Pukul 14.00
WIB, saya dan adik berangkat menuju GBK. I
was so excited at that time. Saya sudah membayangkan bisa melihat Maldini,
Sheva dan pemain lainnya secara langsung. Dalam perjalanan menuju GBK, saya
melihat beberapa pengendara motor yang sudah memakai jersey AC Milan. Sudah
pasti mereka akan menuju GBK juga, ucap saya dalam hati. Sesampainya di GBK
melalui pintu barat, warna merah hitam sudah mulai ramai memenuhi halaman
stadion utama GBK. Para milanisti dari berbagai penjuru Indonesia sudah mulai berdatangan
di halaman stadion. Pedagang aksesoris seperti syal, stiker, jersey dan
pernak-pernik yang berbau AC Milan juga sudah memadati jalan masuk menuju
stadion. Perasaan saya waktu itu hampir tidak bisa diungkapkan dengan
kata-kata. Saya merasa begitu senang berada diantara banyak orang yang semuanya
adalah pendukung AC Milan. Sekilas saya merasa kalau saya sedang berada di San
Siro-stadion markas AC Milan.
Sambil
menikmati suasana merah-hitam yang memadati halaman stadion, saya dan adik
menyempatkan untuk berfoto-foto dengan kostum kebanggaan Milan. Milanisti
lainnya juga banyak yang mengabadikan foto mereka, lengkap dengan atributnya.
Bahkan, ada sekelompok milanisti yang sedang diwawancarai oleh salah satu
stasiun televisi yang mensponsori pertandingan ini. Mereka begitu riuh ramai
dan bersemangat saat ditanya mengenai siapa yang akan memenangi pertandingan
ini. Yel-yel dan theme song AC Milan
pun tak ketinggalan mereka nyanyikan. Dalam hati saya bersyukur kepada Alloh
SWT karena saya bisa merasakan atmosfir ini dan bisa melihat secara langsung
pemain Milan yang saya sukai ketika saya masih di SMP, SMA dan kuliah.
Waktu sudah
menunjukkan pukul 15.00 WIB yang berarti tinggal 1,5 jam menuju kick off
pertandingan AC Milan Glorie vs Indonesia All Star. Saya dan adik menuju Masjid
Al Bina di kompleks stadion untuk menunggu Mas Bocil, Mas Agi dan dua orang
sepupunya. Awan putih perlahan-lahan berubah menjadi hitam menandakan kalau
hujan lebat mungkin akan segera turun. Saya dan adik buru-buru masuk ke dalam
masjid untuk berteduh jika hujan turun dan sambil menunggu waktu sholat Ashar
tiba. Tak lama kemudian teman-teman saya datang yang bertepatan dengan Adzan
Ashar. Mereka pun bergegas mengikuti sholat berjamaah dan saya bertugas menjaga
tas mereka karena saya sedang berhalangan sholat. Selesai sholat, hujan deras
turun mengguyur Senayan. Berhubung yang membawa payung hanya saya dan Mas Agi,
akhirnya dua payung dipaksakan untuk memayungi enam orang. Dengan perlahan,
kami menerjang hujan menuju pintu I dan pintu XII yang merupakan pintu masuk
untuk penonton kelas VIP Barat.
Sesampainya di
dalam stadion, para milanisti sudah hampir memadati tribun-tribun stadion.
Milanisti Indonesia sudah memasang berbagai atribut bertuliskan AC Milan di
pagar pembatas di depan tribun kelas I-III sebelah timur lapangan. Saya dan
rombongan memilih tempat duduk di bagian kanan tribun VIP Barat.
Teriakan-teriakan dan yel-yel Milan sudang menggema di bawah langit Senayan.
Teriakan dan yel tersebut bertambah keras ketika beberapa pemain AC Milan
keluar untuk melakukan pemanasan walaupun di bawah guyuran hujan yang deras. Sesekali,
Shevcenko dan Maldini melambaikan tangan ke arah supporter yang langsung
disambut dengan nyanyian theme song-nya
AC Milan dan teriakan yang memanggil Maldini dan Shevcenko. Saya sudah pasti
tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk mengambil foto dan video dengan
menggunakan telepon pintar dan kamera digital saya. Sayang sekali, kamera
digital saya mempunyai kualitas yang kurang bagus untuk zooming sehingga hasil yang dihasilkan pun tidak bisa secara jelas
mengambil foto para pemain AC Milan Glorie.
-Gayuh-
No comments:
Post a Comment