Pages

Monday, April 14, 2014

Lombok yang Unik dan Indah

Garuda Indonesia diatas Gunung
Saya patut bersyukur terhadap Alloh SWT atas kesempatan yang diberikan. Pekerjaan saya saat ini memberikan kesempatan kepada saya untuk bisa mengunjungi beberapa pulau-pulau yang ada di Indonesia, bahkan sampai ke lokasi pedalaman yang bukan merupakan tujuan wisata. Yang lebih istimewa lagi adalah maskapai penerbangan yang disediakan oleh kantor adalah Garuda Indonesia. Mungkin sebagian besar sudah tahu kenapa maskapai penerbangan ini istimewa. Kalau menurut saya, Garuda Indonesia merupakan maskapai yang sangat identik dengan Indonesia. Dari namanya saja sebenarnya sudah terlihat. Ditambah lagi dengan seragam para pramugari yang menurut saya benar-benar membawa image budaya Indonesia. Setelan atasan dan kain batik yang dipakai selalu membuat para pramugari Garuda Indonesia terlihat lebih anggun. Pelayanan kepada pengunjung saat on board pun sangat ramah dengan ditambah menu-menu makanan yang enak. Ada satu hal yang selalu saya lakukan setelah pesawat take off yaitu membaca Colours-majalah bulanannya Garuda Indonesia. Majalah ini selalu menarik perhatian saya karena isi yang disajikan benar-benar informatif terutama mengenai tempat-tempat yang direkomendasikan sebagai tujuan untuk liburan. Jika anda kurang berminat untuk membaca, foto-foto yang disajikan pun sudah cukup mewakili keindahan dan informasi dari tempat-tempat tersebut. Setiap bulannya, Colours selalu mempunyai informasi baru dan unik yang sangat sayang jika dilewatkan.


Majalah Colours Edisi Januari 2014


Dari beberapa provinsi yang pernah saya kunjungi dalam rangka penugasan dari kantor, ada satu provinsi yang membuat saya jatuh cinta akan keindahan dan keunikan yang dimiliki. Pada pertengahan Januari 2014 ini, saya berkesempatan untuk melaksanakan tugas kantor di Provinsi Nusa Tenggara Barat selama 7 hari. Yang pertama terngiang di kepala saya ketika mendengar provinsi ini adalah Pulau Lomboknya dengan pantai dan pemandangan bawah lautnya yang sangat bagus. Sebenarnya, Lombok sudah menjadi salah satu wishlist yang ingin dikunjungi pada tahun 2013. Dan alhamdulillah, doa saya terjawab saat awal tahun 2014 ini. Saya pun membuat strategi agar pekerjaan saya bisa selesai lebih cepat sehingga weekend bisa saya manfaatkan untuk pergi ke pantai.

Minggu, 12 Januari 2014
Akhirnya hari Minggu tiba juga. Setelah membereskan hampir seluruh pekerjaan dan ditambah kantor perwakilan juga libur pada hari Minggu, maka saya pun mantap untuk meng-eksplore pantai-pantai indah di pulau ini. Berbekal informasi yang saya dapatkan dari browsing di internet dan nomor travel agent di sini yang didapat dari seorang teman, maka saat Sabtu malam saya langsung booking mobil plus supirnya selama 12 jam untuk mengantar saya kemana saya ingin. Minggu pagi sekitar pukul 09.00 WITA, pak supir dan mobilnya sudah menunggu saya di lobby hotel. Saya pun bergegas turun dan siap untuk berangkat. Saya baru pernah liburan sendirian seperti ini karena ketua tim saya tidak mau untuk ikut jalan-jalan. Beliau sudah hampir 6 kali ke sini jadi sudah hampir pernah mengunjungi tempat-tempat yang indah disini.

Perjalanan tidak sekaku yang saya bayangkan. Pak Awan sang driver selalu menjelaskan tempat-tempat yang kami lewati. Beliau juga cerita tentang sejarah bagaimana orang-orang Bali dulunya bisa menghuni Pulau Lombok ini. Salah satunya adalah karena adanya ekspansi besar-besaran Kerajaan Bali ke wilayah Lombok. Akibatnya, banyak Pura yang terletak di Kota Mataram ini. 

Rumah Adat Suku Sasak Desa Sade
Tempat selanjutnya yang kami singgahi adalah Desa Sade-desa adat Susu Sasak-suku asli Pulau Lombok. Desa ini sudah dijadikan sebagai desa wisata oleh Pemerintah Provinsi NTB. Konon kata Pak Awan dan guide lokal yang menemani saya berkeliling, Desa Sade ini masih menjunjung tinggi warisan budaya dan adat istiadat nenek moyang Suku Sasak. Hal itu bisa terlihat pada saat sesampainya saya dipintu gerbang masuk Desa Sade. Seluruh rumah dan bangunan di dalam desa ini masih bergaya tradisional. Atapnya masih memakai ijuk dan pagar rumahnya masih menggunakan anyaman dari bambu. Lantainya masih ada yang beralaskan tanah, namun tidak sedikit yang sudah bealaskan plester semen. Selain keaslian rumah dan bangunannya, ternyata kehidupan masyarakat Desa Sade ini juga masih tradisional. Warga Desa Sade sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani padi. Karena sawah di Desa Sade adalah sawah tadah hujan, maka mereka hanya panen sekali dalam setahun. Hasil panennya pun tidak untuk dijual melainkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebagai perkerjaan sampingan, warga Desa Sade mengerjakan tenun ikat. Hal yang unik dalam pembuatan tenun ikat ini adalah semuanya dikerjakan secara manual dari pembuatan benang sampai pewarnaan benang. Walaupun begitu, hasil tenun tersebut bisa dibilang cukup berkualitas karena kain tenun yang dihasilkan tidak mudah luntur. 

Belajar Menenun
Prosesi perkawinan di Desa Sade ini juga sangat unit. Prosesnya dimulai ketika ada seorang pria dan wanita yang saling suka. Ketika mereka hendak melangkah ke jenjang perkawinan, maka harus ada proses 'penculikan'. Penculikan yang dimaksud adalah sang pria membawa sang wanita ke rumahnya tanpa sepengetahuan orang tua dari wanita tersebut. Di rumah sang pria pun, sang wanita hanya tinggal dan menginap semalam. Mereka tetap tidak boleh melakukan hal-hal yang dilarang. Biasanya hal tersebut dilakukan pada malam hari. Pagi harinya dari pihak pria mengirim utusan kepada orang tua pihak wanita dan memberi tahu bahwa anak wanitanya tidak hilang atau dibunuh melainkan sudah diculik oleh sang pria tersebut. Setelah ada utusan, orang tua dari calon mempelai wanita sudah mengerti bahwa anak gadisnya sudah ada yang meminang. Mereka  tidak bisa menolak atau tidak setuju pada hubungan anak wanitanya dan pria tersebut. Sang ayah harus bersedia menjadi wali dan menikahkan anak gadisnya dengan sang pria yang telah menculiknya.


Pantai Tanjung Aan
Wisata sejarah dan budaya sudah selesai, selanjutnya tujuan kami adalah Pantai Tanjung Aan. Dari blog yang saya baca, Pantai Tanjung Aan ini sangat indah. Pantai dengan warna toska dan pasir putihnya membuat saya jatuh cinta pada pantai ini. Sebenarnya, pantai yang terkenal di Lombok adalah Pantai Kuta dan Pantai Pink. Namun sayang akses menuju ke Pantai Pink rusak parah sehingga tidak bisa dilewati mobil. Pantai Kuta terletak cukup dekat dengan Pantai Tanjung Aan. Dan saya memilih untuk berkunjung ke Pantai Tanjung Aan karena penasaran akan keindahan yang saya lihat dari foto.

Sesampainya di Pantai Tanjung Aan, saya langsung takjub dengan keindahan pantai ini. Bagaimana tidak, komposisi dari gradasi warna laut yang indah, pasir putih, pasir merica dengan bukit-bukit yang mengelilingi sungguh membuat pantai ini benar-benar sangat indah. Mungkin ini pantai terindah yang pernah saya liat. Beberapa wisatawan mancanegara sedang asik dengan kegiatan selancarnya, sementara wisatawan domestik asik mengabadikan moment-moment dengan foto atau hanya sebatas mengobrol dipinggir pantai. Saya pun tak lupa untuk mengambil foto di beberapa spot yang menurut saya paling bagus.

Setelah puas menikmati indahnya Pantai Tanjung Aan, saya pun diajak untuk makan makanan khas di Kabupaten Lombok Timur. Namanya adalah Nasi Balap. Warung makan yang cukup sederhana ini terletak di dekat lokasi Bandara Lombok. Nasi Balap ini konon katanya sudah terkenal hingga ke Eropa. Satu porsi Nasi Balap terdiri dari nasi putih, kering kacang, ayam suwir kering, ayam pelcingan dan kacang kedelai yang disajikan menggunakan daun pisang. Pengunjung bisa menambah ayam goreng jika dirasa masih kurang. Bagi pecinta pedas, Nasi Balap ini sangat wajib untuk dicoba karena sambel yang disajikan sangat pedas. 

Panti Tanjung Aan dengan gugusan karangnya




Nasi Balap
Setiap kali saya mengunjungi suatu tempat yang baru pernah saya kunjungi, saya selalu mencari tahu mengenai budaya setempat, tempat wisata, bahasa daerah, dan tak lupa mengenai kuliner khas di daerah tersebut. Kesemua hal tersebut hampir berbeda-beda di masing-masing daerah. Hal tersebutlah yang membuat rasa cinta terhadap Indonesia menjadi semakin meningkat. Bagaimana tidak, Indonesia itu sangat kaya akan ragam dan budaya di masing-masing daerah yang hanya bisa ditemui di negeri kita tercinta ini. Rasa nasionalisme saya menjadi semakin meningkat ketika saya mulai mengenal sosok Pandji Pragiwaksono. Pertama kali kenal dengan sosok ini adalah ketika Pandji menjadi host kuis yang memberikan pertanyaan kepada masyarakat tanpa membuat masyarakat tersebut tahu kalau sedang ikut suatu kuis. Tak berhenti sampai disitu, salah satu teman saya merekomendasikan untuk mencari video di youtube tentang stand up comedy yang dilakukan oleh Pandji di salah satu cafe di daerah Kemang. Dari situ, saya suka dengan materi-materi yang dibawakan oleh Pandji terutama saat menyinggung tentang kritik-kritik terhadap kondisi politik negeri ini. Saya pernah merasa pesimis akan kondisi bangsa ini akan banyaknya kasus korupsi dan berbagai masalah yang ada. Namun, setelah beberapa kali melihat Pandji, saya pun mulai optimis bahwa Indonesia masih punya harapan menjadi lebih baik. Saya juga mengenal Pandji dari tulisan di blog dia. Salah satu tulisan yang membuat saya merinding selama membacanya adalah tulisan mengenai Bapak Anies Baswedan. Dari situ, saya percaya masih banyak orang baik yang mendambakan Indonesia lebih baik. Salah satunya Bapak Anies Baswedan yang telah berhasil mengarahkan ribuan pemuda-pemudi terbaik bangsa untuk menjadi Pengajar Muda di SD yang terletak di pelosok-pelosok Indonesia. Karena menurut Pak Anies, pendidikan adalah ekskalator dalam bidang sosial ekonomi dan bisa membawa gelombang baru untuk Indonesia.

Semoga karya-karya Bang Pandji selanjutnya semakin sukses dan semakin bermanfaat untuk negeri yang kita cintai ini, Indonesia. Selamat berkarya bang!!


No comments:

Post a Comment