Pages

Thursday, July 2, 2015

Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?

Copast dari grup sebelah. Karena udah jarang ngisi blog, semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat jika sedang mengeluh.

(Subtitle Indonesia) - Nouman Ali Khan - 'Juz 13 - Berhenti Mengeluh Dan Mulailah Bersyukur'

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". [Ibrahim: 7]

Assalaamu alaykum Quran Weekly.

Saya ingin berbagi ayat ke-7 dari surat Ibrahim. Ini adalah juz ke-13 dari Al Quran. Saya akan langsung saya, apa yang Allah sendiri katakan, “tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu sedikit saja bersyukur,”

Bahkan jika kamu bersyukur hanya sedikit. Allah berkata, jika kamu menunjukkan rasa bersyukur yang amat sangat sedikit saja, Ia tidak meminta banyak. Pasti Aku tambah tambah tambah tambah tambahkan kepadamu.

Aku bersumpah! Ini adalah tata bahasa terkuat yang mungkin digunakan. Jika saja kamu bisa tunjukkan sedikit rasa syukurmu. Lalu pertanyaannya, kita harus bersyukur ke siapa? Kamu mungkin akan mengira kita harus bersyukur pada Allah. Tapi di sini Allah tidak menyebut dirinya.

Jadi bisa saja bersyukur pada Allah, orang tuamu, gurumu, untuk kesehatanmu, untuk teman-temanmu. Bersyukur pada orang-orang yang telah berjasa. Pada perusahaanmu yang telah memberikan pekerjaan.

Senang menghargai. Jika saja kamu bisa menghargai dan bersyukur. Bersyukur itu bukan sekedar mengatakan Alhamdulillah. Bersyukur juga merupakan suatu sikap, gaya hidup dan cara berpikir. Kamu terus menerus bersyukur.

Jika saja kamu bisa menunjukkan sedikit saja sikap seperti itu. Allah berkata, ”Aku bersumpah, Aku akan tambahkan untukmu.” Tidak ada keraguan, Aku bersumpah, Aku akan tambah untukmu.

Allah jarang menggunakan kata “Aku” dalam Al Quran. Biasanya Ia menyebutkan kata “Kami”. Hanya pada permasalahan yang amat besar saja, Allah menggunakan kata ganti “Aku”. Di ayat ini Allah menggunakan kata “Aku”.

Lalu timbul pertanyaan, apa yang akan ditambahkan? Ditambahkan apanya? Karena kamu bisa saja menyebutkan, Allah menambahkan pengetahuanku, kebijaksanaanku, kesabaranku.

Kita berdoa “Robbi dzidnii ilman”. Kita tidak cuma menyebut “Robbi dzidnii“. Yang artinya kita tidak cuma meminta, “Allah mohon tambahkan aku”. Tapi kita berdoa, “Allah mohon tambahkan pengetahuan untukku”.

Allah berkata, “Fadzaadathum iimaanan”, itu menambah keyakinan mereka. Allah tidak berkata, “Aku tambahkan mereka saja”. Di ayat ini Allah berkata, kamu tunjukkan rasa bersyukur, meskipun hanya sedikit, Aku akan tambahkan. Apanya yang ditambahkan?

Allah tidak membatasi sesuatu yang akan Ia tambahkan untukmu. Inilah yang indah dari ayat ini. Motivasi yang terdapat pada ayat ini, Aku akan terus memberimu lebih lebih lebih lebih lebih lebih atas segala-galanya.

Apa yang kamu pikirkan akan Aku berikan jika itu bermanfaat untukmu. Akan Aku jaga, Aku janji, kamu cukup tunjukkan rasa syukur padaKu.

Apakah kamu tahu ayat ini adalah khutbah yang diberikan oleh nabi Musa alaihi salam untuk Bani Israil? Saat setelah mereka melewati laut yang terbelah. Setelah melewati laut itu mereka memiliki kenangan buruk tentang anak-anak mereka yang disembelih Firaun setiap tahunnya.

Mereka ini orang tua yang ketakutan yang diselamatkan dari penyiksaan dan banyak mengalami penderitaan. Nabi Musa alahi salam tidak memberikan khotbah tentang kesabaran ketika itu. Mereka saat itu menderita di gurun pasir, mungkin kamu berpikir nabi Musa alaihi salam akan berdiri dan menyemangati mereka dengan khutbah tentang kesabaran.

Tapi justru nabi Musa alahi salam kala itu memberikan khutbah tentang bersyukur. Karena kamu tidak akan mungkin bisa bersabar jika kamu tidak memiliki rasa bersyukur. Bersyukur lebih dulu. Jika kamu bisa bersyukur, maka Allah akan menjaga semua keperluanmu, lalu Ia akan tambah terus menerus.

Dan jika kamu tidak bersyukur, tidak menghargai. Kamu tidak bisa melihat sedikitpun kebaikan dalam hidupmu. Allah bisa saja berkata, “Dan jika kamu tidak bersyukur, Aku akan pergi darimu. Aku akan menghukummu.” Tapi itu tidaklah Ia sebutkan.

Ia berkata, “sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Tidak terdengar terlalu keras ‘kan? Jika kamu bersyukur maka Aku tambahkan. Dan jika kamu tidak bersyukur, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.

Tapi ini sebenarnya bukanlah suatu pernyataan sebab akibat. Ada sedikit perbedaan dalam bahasa arabnya. Allah tidak mengatakan “Walain kafartum FA ina adzaabii lasyadiid”. Tidak ada kata ‘Fa”.

Jika ada kata “Fa” maka artinya menjadi. Jika kamu tidak bersyukur MAKA sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Tapi di ayat ini tidak ada kata “maka”, kamu tahu apa artinya ini? Itu artinya tidak ada hubungan sebab akibat di ayat ini.

Allah tak ingin berkata, “Jika kamu tidak bersyukur Aku akan menghukummu”. Tidak seperti itu. Allah katakan, “Jika kamu tidak bersyukur, ….” Allah tidak selesaikan kalimatnya. Ia lanjutkan dengan kalimat yang baru, “Sesungguhnya azab-Ku sungguh sangat pedih”.

Secara tata bahasa, Ia tidak menghubungkan keduanya. Hal seperti itu pun harusnya kita syukuri. Kenyataan bahwa Allah tidak menambahkan kata tambahan, jika ditambahkan, maka akan menjadi, “Jika kamu tidak bersyukur, MAKA SEBAIKNYA KAMU KETAHUI bahwa azab-Ku sangat pedih.”

Tidak seperti itu. Jika kamu tidak bersyukur, …….. tidak ada apa apa. Kemudian Ia lanjutkan, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Dengan Ia tidak melanjutkan hal seperti itu, maka sesungguhnya haruslah benar-benar kita syukuri. Yang itu saja.

Sungguh ayat yang amat sangat indah. Dan inilah motivasi yang diberikan oleh nabi Musa alahi salam melalui khutbahnya pada Bani Israil. Dan Allah jadikan khutbahnya itu menjadi bagian dalam Al Quran.

Semoga Allah Azza Wa Jalla membantu kita untuk belajar dari kearifan yang indah dari Al Quran dan membuat kita menjadi orang yang bersyukur. Dan dapat membuat kita mampu melihat sisi terang dari sesuatu. Berhentilah murung dan selalu pesimis terus menerus.

Berhentilah melihat sisi buruk dari sesuatu. Janganlah terus menerus mengeluh. Berhentilah mengkritik sesuatu. Jangan suka sinis, hargai orang-orang di sekelilingmu, teman-temanmu, gurumu, orang tuamu, sekolahmu, kesehatanmu, fisikmu. Berhentilah mengeluh kalau kamu merasa terlalu gendut, terlalu pendek, terlalu kurus, berhentilah mengeluh!

Mulailah bersyukur. Berhentilah mengeluh jika kamu sakit selama 1 minggu. Bersenanglah karena sakitmu tidak separah orang lain. Mulailah bersyukur, karena Allah telah berjanji akan terus-menerus menambah semuanya. Semoga Allah membantu kita untuk memahami segala yang dijanjikan oleh-Nya. Dan membuat kita layak untuk mendapatkannya.

BarakAllahuli walakum, Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

*Transcript dari video Islam IDN https://www.youtube.com/watch?v=5nQAfSEG06w

**Reupload YouTube NAK Indonesia http://youtu.be/wGSGGNH3M7s

***Reupload FB NAK Indonesia https://www.facebook.com/video.php?v=1643974642483136

Follow NAK Indonesia:

http://nakindonesia.tumblr.com

https://twitter.com/NoumanAliKhanID

https://instagram.com/nakindonesia

https://www.facebook.com/NoumanAliKhanIndonesia

https://www.youtube.com/NAKIndonesia

No comments:

Post a Comment