Kamis, 12 Februari 2014. Hari ini dimulai rangkaian pra-acara yaitu pengajian. Sekitar pukul 09.00 WIB, para hafizh, hafizhah dan beberapa orang dari pesantren di Pamijen datang ke rumah. Agenda pagi ini adalah khataman Al Quran dari para penghafal Al Quran. Sebelum dimulai, Bapak sebagai tuan rumah memberikan sambutan selamat datang kepada para hafizh dan sekaligus menyampaikan maksud dan tujuan acara pengajian ini. Dengan tidak berlama-lama, para hafizh dan hafizhah yang berjumlah 3 orang pun memulai membaca Al Quran tanpa melihat isi Al Quran. Masya Alloh. Saya selalu amazed setiap kali melihat dan mendengar para penghafal Al Quran ini. Saya selalu merasa kalau saya ini bukan apa-apa dibanding mereka. Astaghfirulloh,, kapan ya saya bisa jadi penghafal Al Quran.
Selama tadarus Al Quran ini sesekali saya juga ikutan membaca Al Quran, melanjutkan halaman tadarus saya. Sesekali juga saya ikut bantu-bantu orang-orang di dapur. Sekitar ba'da Dhuhur, 30 juz telah seselai dikhatamkan. Acara tadarus pun selesai dan dilanjutkan dengan makan siang. Setelah makan siang, acara tadarus Al Quran di tutup dengan ucapan terima kasih dan beberapa patah kata dari Bapak.
Agenda hari ini masih sekitar pengajian. Ba'da Ashar, grup berjanji RW I Desa Kedondong sudah hadir di rumah untuk berjanji. Kalau orang rumah si menyebutnya perjanjen atau hadroh. Kegiatan ini semacam membaca Al Quran dan menyanyikan lagu-lagu islam dengan diringi alunan musik hadroh. Acara ini selesai sebelum adzan Maghrib berkumandang.
Setelah sholat maghrib, acara dilanjutkan dengan tahlilan dan kajian dengan tema Pernikahan yang disampaikan oleh .......................... dari ..................... Dalam ceramahnya, beliau lebih memfokuskan mengenai peran suami dan istri. Bagaimana sebaiknya menjadi seorang suami dan istri. Beliau menjelaskan bahwa suami itu harus bisa menjadi berani membela istri dan keluarganya. Dia tidak boleh takut terhadap apapun, kecuali Alloh SWT. Seorang suami juga harus bisa menjadi uswatun khasanah bagi istri dan anak-anaknya. Dia harus berani dalam mencari nafkah yang halal bagi keluarganya. Sedangkan seorang istri harus bisa sabar dan taat terhadap suaminya selama apa yang diperintahkan oleh suami sesuai dengan syariat islam. Jika suami berusaha dalam mencari nafkah yang halal, maka istri ikut berkontribusi dalam mendoakan suaminya agar dipermudah mencari rizki dan dapat mendapatkan rizki yang halal. Kesimpulan dari semuanya adalah suami dan istri itu harus saling menghargai dan bersama-sama selalu berusaha untuk mendapatkan ridlo Alloh SWT. Begitu kira-kira isi dari ceramah/kajian tentang pernikahan pada malam ini. Terima kasih ustadz atas materi yang disampaikan. Semoga saya bisa menjadi istri yang baik dan sholehah. aamiin. Sayangnya calon suami belum hadir disini. Padahal saya kepengen dia ikut mendapat ilmu ini.
Setelah selesai pengajian, acara masih berlanjut. Kali ini sudah bukan lagi tentang pengajian. Tapi acara yang berkaitan tentang kebudayaan. Yup, malam ini dilanjutkan dengan acara gendingan (pagelaran musik jawa dengan alunan alat musik tradisional). Acara ini juga dimaksudkan untuk melestarikan budaya jawa yang saat ini sudah mulai punah. Ya walaupun saya tidak begitu mengikuti perkembangan musik-musik tradisional, tapi saya senang dengan adanya acara ini, para tetangga juga masih menyaksikan sampai selesai. Hal ini juga tujuannya untuk meramaikan rumah yang punya hajatan. Ya begitulah hidup di sebuah desa. I do love being here among them. ^^
Semakin malam semakin merasa mengantuk mata ini. Akhirnya saya putuskan untuk tidur. Malam ini sudah lebih deg-degan mengingat besok sudah memasuki H-1 pernikahan saya. Besok juga sudah masuk pra-acara inti yaitu siraman. Sudahlah saya pun tambah deg-degan. Tapi bagaimanapun juga, the day is coming closer. I just hope Alloh SWT will give His blessing to my wedding. aamiin ya rabbal'alamin....
-Gayuh-
No comments:
Post a Comment