Penugasan 25 hari di Ternate merupakan penugasan terlama saya. Bersama satu orang ketua tim dan satu teman yang sesama anggota, kami berangkat menuju Ternate pada hari Rabu, 20 Februari 2013. Karena hanya ada satu jadwal penerbangan yang menggunakan Garuda Indonesia, maka kami pun rela berangkat pada tengah malam. Kami tiba di Ternate pukul 08.30 WIT setelah sebelumnya transit di Makasar selama 30 menit dan berganti pesawat menggunakan Armada CRJ atau saya lebih familiar menyebutnya Bombardir yang masih milik maskapai Garuda Indonesia. Sesampainya di Ternate, sejauh mata memandang hanyalah laut dan gugusan pulau-pulau di sekitar kota ini. Kota yang sebelumnya menjadi ibu kota Provinsi Maluku Utara ini berada di Pulau Ternate yang memiliki luas hanya 547.736 km² dan berada persis di bawah kaki Gunung Gamalama. Dibutuhkan waktu hanya sekitar 1 jam untuk mengelilingi pulau ini tanpa berhenti.
Kami sangat beruntung karena hotel yang kami tempati menyuguhkan pemandangan yang menakjubkan. Di halaman utama hotel yang dibuat lebih tinggi dari jalan, kami bisa langsung melihat laut dan beberapa pulau seperti Pulau Maitara dan Pulau Tidore. Jika kami menyantap sarapan pagi yang berada di sisi belakang hotel, kami dimanjakan oleh megahnya Gunung Gamalama yang terasa begitu dekat. Subhanalloh, betapa indahnya ciptaan Alloh SWT. Pemandangan yang indah ini bisa kami manfaatkan untuk sejenak merefresh pikiran kalau rasa bosan tiba-tiba menyerang kami.
|
In front of hotel |
Tibalah saatnya kami mengelilingi Pulau Ternate. Weekend pertama kami disini, dengan diantar oleh pak supir yang baik hati dan tambahan 2 orang teman dari Jakarta, kami pun memulai petualangan di Pulau Ternate. Tepat setelah makan siang, kami memulai perjalanan menuju arah utara. Sepanjang perjalanan, kami bisa melihat laut di sebelah kanan dan Gamalama di sebelah kiri. Ditambah dengan pedagang durian yang berderet di beberapa ruas jalan di kota ini yang membuat kami ingin menyantap durian.
Objek wisata yang pertama kali kami kunjungi adalah Batu Angus. Objek yang berada di pinggir laut ini dipenuhi oleh batu-batu karang yang berwarna hitam karena terbakar oleh lahar Gunung Gamalama saat gunung ini meletus. Batu yang hitam ini tampak eksotis berpadu dengan pemandangan laut dan gunung-gunung di seberang laut. Pemandangan yang jarang sekali dijumpai di Jakarta. Kami pun tak lupa mengabadikan pemandangan yang indah ini dengan berfoto-foto.
Tujuan selanjutnya adalah Danau Tolire. Danau yang berwarna hijau ini berada di kaki Gunung Gamalama. Letak danau ini ada di bawah tempat kami berdiri. Sehingga, kami tidak bisa bermain ke tepian danau. Konon kata orang sekitar, untuk mencapai ke tepian danau harus ditemani oleh juru kunci danau ini karena danau ini masih dipercaya memiliki hal-hal gaib. Orang-orang sekitar danau juga percaya kalau masih terdapat buaya di danau ini. Selain itu, ada mitos kalau kita melempar batu ke danau ini, batu yang kita lempar tidak pernah sampai ke danau. Saya dan rombongan akhirnya mencoba melempar batu ke danau ini. Pada saat kami memperhatikan batu yang kami lempar, memang tidak pernah sampai ke permukaan danau. Entah karena kami kurang keras melemparnya atau mungkin mitos tersebut benar. Lokasi danau yang jauh di bawah juga membuat kami kesulitan untuk melihat apakah batu tersebut sudah sampai ke permukaan danau. Wallohualam. Kami pun bergegas untuk istirahat sejenak di danau ini sambil menikmati kelapa muda.
|
Danau Tolire |
Setelah melepas lelah dengan beristirahat, kami melanjutkan jalan-jalan kami ke Pantai Sulamadaha. Pantai ini bukan pantai pasir putih dan mempunyai ombak yang cukup besar. Mungkin pantai ini tidak seindah Pantai Sawarna di Banten atau pantai pasir putih lainnya. Tapi, pantai ini memiliki wahana untuk snorkling dan diving. Dengan berjalan lagi melalui sisi sebelah kiri pantai sejauh beberapa meter, terdapat teluk yang menyajikan keindahan bawah laut dan wahana bermain seperti banana boat. Karena kami tidak berbekal baju ganti, maka kami pun tidak mencoba snorkling atau diving. Menikmati keindahan laut dan berfoto-foto sudah cukup membuat kami puas. Sayang sekali, waktu sudah semakin sore dan kami harus segera kembali ke hotel karena belum menunaikan sholat Ashar. Alhamdulillah kami berhasil mengelilingi Pulau Ternate sekaligus menikmati pemandangan alam yang indah ini. Kami sampai dihotel pada pukul 17.30 WIT dan segera menunaikan sholat Ashar.
|
Pantai Sulamadaha |
|
Tempat Snorkling, Diving, dan Banana Boat |
-Gayuh-
23022013